Lisa Anggraeni , seorang gadis yang tengah berjalan dengan sahabatnya setelah dari aktifitas kuliah mengalami kecelakaan saat dia tengah menunggu bus yang ada di sebrang jalan. Dia menoleh dan melihat ada motor melanu cepat membuatnya mendorong Hani. Dan membuatnya menjadi korban kecelakaan. Lisa yang mengalami luka luka sempat di bawa ke rumah sakit. Namun sayang, saat dirinya sedang di operasi, nyawanya tak bisa di selamatkan.
Lisa yang tahu dirinya mengalami kecelakaan sebelumnya mengira dia selamat, dan berada di salah satu rumah sakit.
Tapi saat dia sadar justru, dia sedang di salah satu ruangan kosong gelap dan pengap.
Namun saat dirinya berusaha mencari jalan keluar, dia justru melihat bayangan seseorang dari kaca hias kecil.
"Aaaaaa... Wajah siapa yang ada di mukaku ini!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adira_Mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berat
Aaron membonceng Rubby hingga ke rumahnya, dia sebagai pria sejati harus mengantar sampai depan rumah. bahkan jika perlu bertemu dengan orang tua Rubby.
"ngapain?" tanya Rubby yang melihat Aaron tak jalan.
"seriusan ini ngga ada makasih apa di suruh mampir?"
Rubby cengengesan mendengar itu, dia lalu mendekat dan menampilkan wajah manisnya dan tersenyum lembut.
"makasih kak Aaron udah nganterin sampe rumah."
"hmmm,"
"hah! yang bener aja kak."
"apanya?"
"jawabannya lah."
"emang gimana?"
"e,, udah ah."
Aaron mengusap puncak kepala Rubby, dan membuat gadis itu mendengus kesal karena tatanan rambutnya rusak.
"sama sama. udah sana masuk."
Rubby menghentakan kakinya dan berbalik, Aaron tersenyum melihat tingkah Rubby yang menurutnya menggemaskan.
"pacar Aaron jangan cemberut." teriak Aaron yang setelah itu menjalankan motornya.
Rubby berbalik ingin protes, tapi motor Aaron sudah jauh dari pandangannya. dan tepat saat berbalik sang ibu berdiri di ambang pintu dengan raut wajah yang syok.
"mama." lirih Rubby.
"oh jadi itu pacar kamu?"
"eh,, bukan gitu mah."
Sonia berbalik, lalu dia melangkah pergi. tapi dia tersenyum di balik itu, dia merasa anak gadisnya tengah berada di tahap mengenal asmara.
"mama, jangan tinggalin Rubby." rengek Rubby yang mengejar Sonia.
"papa, anak papa punya pacar tuh." seru Sonia yang membuat Iram tersedak.
Uhuk.. uhuk..
"astaga! hati hati pa," ucap Sonia yang menepuk punggung suaminya.
"hayolo mama, papa batuk."
Sring...
Rubby cengengesan melihat ibunya sedang menenangkan batuk ayah nya itu.
*
*
Skip malam hari,
Seseorang tengah berjalan mengendap ngendap menyusuri ruangan. lampu yang remang membuat pergerakannya sedikit hati hati, dan mencari titik buta dari CCTV rumah.
Dengan masker dan jaket yang menutupi wajahnya, orang itu melangkah keluar setelah membuka jendela yang ada di dekat toilet dapur.
Dengan pelan dan hati hati, dia keluar melewati jendela itu. matanya menelisik sekitar halaman itu, setelah di rasa aman. dia kembali melangkah dengan pelan, sesekali dia mengawasi letak CCTV diluar rumah.
Di rasa aman, dia sedikit berlari dan bersembunyi di balik pohon rindang, dan tanaman yang menjulang tinggi. tak lupa dia mengawasi dari balik celah tanaman memastikan keadaan sekitar aman.
Butuh perjuangan untuk keluar dari rumah itu, dan kini dia harus bisa memanjat dinding yang tinggi dengan seutas tali yang sudah di siapkan sedari tadi.
"dikit lagi," bisiknya yang hampir mencapai dinding atas.
Sret..
tangannya bisa menggapai dinding paling atas dan dia menarik tubuhnya sendiri agar bisa untuk melompat keluar.
di bawah sudah ada seseorang yang sudah menunggu, dia melompat tepat di bak mobil yang sudah terisi sebuah matras yang aman.
Setelah dia terjatuh dengan aman, mobil itu segera pergi. dia menutup dirinya dengan alas yang sudah di siapkan untuk melakukan aksinya.
butuh waktu lima belas menit hingga mobil itu berhenti di tempat sedikit sepi dari pengguna pejalan kaki.
"hah," desisnya yang sedikit merasa kepanasan.
"gimana, aman engga?"
"aman. gue udah atur,"
"bagus. gue mau buat dia nyesel udah gangguin gue,"
ada sedikit keraguan di raut wajah pemuda yang tadi membawa mobil. gadis yang memakai masker menatapnya dengan tajam.
"kenapa?"
"apa ini bisa buat dia takut?"
"kenapa tidak. kita terdampar di dunia ini dengan ulah gadis itu."
"apa aku bisa kembali ke dunia itu lagi?"
"entahlah. tapi aku bahagia hidup di dunia ini."
Entah apa yang mereka maksud. tapi dari pembicaraan, keduanya mengalami hal yang sama oleh satu orang.
"aku kangen sama orang tua sama adik aku di sana." lirihnya.
gadis itu maju, dia melepas masker dan membuka menutup jaketnya.
"berkat kamu, aku bisa buat Jenia hancur, Aldra. disini juga hidup kamu bahagia,"
Pemuda itu adala Aldra, pemuda yang membantunya sejak awal ada di dunia ini. Aldra sedikit lebih lama darinya. tapi dia masih sedikit kebingungan untuk memecahkan apa yang terjadi.
"lo cuma bisa percaya sama gue, gue lisa. jiwa lain yang adi di tubuh ini Rubby"
yap.
Dialah Rubby yang pergi secara diam diam di tengah malam. belum lagi dirinya yang kabur tanpa sepengetahuan siapapun di rumah.
kedua nya tengah menjalankan sebuah rencana untuk Jenia malam ini. dan Aldra akan membantunya untuk bisa masuk ke dalam rumah Jenia.
"tapi lo nggak masalah kan, saudara kembar lo gue bikin kapok?"
Sangat tidak bisa di percaya bagi Rubby saat tahu, jika Jenia dan Aldra adalah saudara kembar. dan Jenia telah melakukan sesuatu dan membuat Aldra asli entah kemana.
Dan jiwa asing merasuki tubuh Aldra beberapa bulan setelah di nyatakan koma akibat terjatuh dari lantai dua.
Dari cerita Aldra sendiri, Jenia membenci Aldra karena kepintaran Aldra dan membuat Jenia sering di bandingkan dengan Aldra.
maka dari itu, Jenia terus melakukan sesuatu yang bisa membuat Aldra terluka bahkan tiada. entah bagaimana cara berpikir Jenia yang usianya begitu muda.
"adik lo apa ngga pernah lakuin hal aneh,"
Kini, mobil yang dikendarai oleh Aldra sudah kembali melaju menuju tempat dimana Jenia berada saat ini.
Setelah terjadi hal yang tak mengenangkan, Jenia di pindahkan ke salah satu sekolah yang memiliki asrama dan Jenia di minta untuk tinggal di sana sebagai hukuman dari ayahnya.
"gue punya bukti yang mungkin buat lo nggak percaya."
"apa?"
karena penasaran, Rubby memajukan tubuhnya. dia penasaran dengan apa yang akan di sampaikan Aldra.
"heh, jauhkan. gue nggak bisa fokus,"
"oh ya kah?"
Mobil berhenti di salah satu gedung bertingkat, Aldra menatap ke gedung itu dengan senyum kecil.
"Jenia asli udah ngga ada dari kecil. entah gimana, gue nggak tau. gadis itu di bawa bokap dari tempat Jenia hilang. gue udah nyoba tes DNA dan hasilnya ngga cocok sama darah orang tua gue."
What!!!
"gila lo, jangan bohong"
"gue nggak bohong. kenyataannya. tapi mereka nggak tau."
Rubby menggeleng kecil, kepalanya sedikit pusing mendengar cerita Aldra. bagaimana bisa dan kenapa tidak ada yang curiga.
"kenapa lo bisa tau?"
"gue inget Jenia punya tanda lahir di kaki. tapi gue baru sadar waktu ini tubuh ngasih ingetan kalo Jenia bukanlah Jenia asli. entah dari mana gadis itu berasal."
"bentar. kok berat banget ini masalah."
Rubby menyandarkan tubuhnya di sandaran jok mobil, dia menatap ke arah gedung asrama tempat Jenia berada saat ini.
pikirannya menjadi tidak karuan, malam yang harusnya dia jalankan rencana liciknya. tapi dian justru mendapatkan kenyataan tentang Jenia.
"jadi apa yang mau lo lakuin."
"singkirkan gadis itu."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
maaf di bab sebelumnya terjadi salah nama.. udah aku revisi, makasih udah baca cerita pertama aku..