NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:63.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga

Pintu lift menutup perlahan, meninggalkan dentuman musik yang kian meredup. Kini hanya ada keheningan yang sesekali pecah oleh bunyi mekanis lift yang bergerak naik. Lampu di dalam ruangan kecil itu redup, menyinari wajah Elena yang masih bersemu merah akibat alkohol.

"Dia cantik, dan seperti wanita baik. Kenapa bisa sampai ada di sini?" tanya Axel dalam hatinya.

Ia berdiri dekat sekali dengan Axel, masih menggenggam tangan pria itu erat-erat. Nafasnya berembus cepat, bercampur antara gugup, mabuk, dan rasa putus asa yang mendorongnya malam itu.

Axel menunduk, menatap Elena yang menempel di lengannya. Tatapannya tajam, tapi bukan tajam penuh amarah, lebih seperti tatapan seseorang yang sedang menahan banyak kata.

“Elena …,” suara Axel terdengar dalam, berat, hingga membuat Elena menoleh.

Ia menatap balik, matanya sayu tapi masih menyisakan senyum samar. “Hm? Ada apa, ganteng?" tanya Elena dengan suara manja.

Axel mendekatkan wajahnya, menahan tubuh Elena yang hampir kehilangan keseimbangan. “Kau yang memulai semua ini. Tapi jangan pernah berpikir bisa mengakhirinya … tanpa persetujuan dariku.”

Elena sempat terdiam. Kata-kata itu membuat kepalanya yang mabuk sedikit jernih. Jantungnya berdegup lebih keras, bukan hanya karena alkohol, tapi juga karena nada suara Axel yang penuh kuasa.

Ia menelan ludah. “Maksudmu …?” tanya Elena dengan suara yang bergetar.

Axel menatap dalam-dalam, seolah menembus lapisan senyum pura-pura yang tadi Elena pasang. “Aku tahu kau sedang mencoba lari dari sesuatu. Tapi aku bukanlah sebagai sarana pelarian. Jadi kalau kau tarik aku ke sini, Elena, bersiaplah menanggung konsekuensinya. Aku tak akan melepaskan seseorang jika aku menyukainya!" seru Axel dengan penuh penekanan.

"Aku juga tak akan melepaskan kamu jika kamu bisa memuaskan aku," ucap Elena dengan suara manja.

Sepertinya Elena tak paham dengan apa yang dia ucapkan. Axel melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu sambil tersenyum miring.

Lift berdenting. Pintu terbuka, menyingkap lorong hotel dengan cahaya lampu yang lebih tenang dibanding hiruk pikuk klub di bawah. Elena terdiam, matanya berkaca-kaca, namun ia masih menggenggam tangan Axel.

Ada bagian dari dirinya yang ingin melepas, lari, mundur. Tapi genggamannya justru semakin erat.

"Ayo masuk, apa kamu ragu? Kamu takut aku tak mampu membayar mu?" tanya Elena.

Axel menatap itu lama, lalu menghela napas berat. “Baik. Aku akan ikut … tapi ingat perkataanku tadi.”

Elena mengangguk pelan, meski dalam hatinya masih bergemuruh. Ia tidak tahu apakah malam itu akan jadi awal dari sesuatu atau justru jurang baru yang akan ia masuki.

Lorong hotel itu terasa terlalu panjang bagi Elena. Setiap langkah seakan menambah berat kepalanya, bukan hanya karena alkohol, tapi juga karena tatapan Axel yang terus menempel di punggungnya.

"Kamu sangat tampan? Aku wanita keberapa yang kamu layani?" tanya Elena. Axel tak menjawab, hanya tersenyum saja menanggapi ucapan wanita itu. Elena pikir, pria itu malu-malu.

Setibanya di depan salah satu pintu, Elena berhenti. Tangannya sempat bergetar saat merogoh kartu kamar yang ia pesan terburu-buru tadi di resepsionis bar bawah. Ia membuka pintu, dan aroma khas hotel, wangi sabun bercampur pendingin ruangan langsung menyeruak.

Ruangan itu tidak terlalu besar, tapi cukup mewah. Tempat tidur king size dengan seprai putih bersih, lampu kuning temaram di kedua sisi ranjang, dan tirai tebal yang menutup rapat jendela.

Elena melangkah masuk, meletakkan clutch-nya di meja kecil, lalu berbalik. Axel masih berdiri di ambang pintu, tidak masuk, tidak juga pergi. Ia hanya bersandar, kedua tangannya terlipat di dada, menatap Elena dengan mata yang sulit dibaca.

“Kenapa berhenti di sana?” tanya Elena pelan, suaranya parau.

Axel menatap tajam. “Aku cuma ingin tahu … kau benar-benar yakin dengan ini?”

Elena tertawa kecil, pahit. Ia berjalan mendekat, meski langkahnya goyah. “Yakin? Aku bahkan nggak pernah yakin dengan hidupku sendiri, Axel.” Ia menatap mata pria itu, tersenyum samar. “Tapi malam ini … aku cuma nggak mau sendirian. Aku mau menghabiskan malam ini denganmu!"

Axel mendengus, lalu melangkah masuk dan menutup pintu dengan bunyi klik yang terdengar jelas. “Kalau itu alasanmu, kau seharusnya cari teman curhat, bukan tarik orang asing ke kamar hotel.”

Elena mengangkat bahu, lalu duduk di tepi ranjang. “Mungkin aku terlalu takut buat curhat. Takut dihakimi. Takut dibilang bodoh.” Ia menunduk, memainkan jemarinya. “Tapi kamu … kamu bahkan nggak aku kenal. Itu justru enak. Aku nggak perlu peduli kamu mikir apa tentangku."

Axel mendekat perlahan, berhenti tepat di depannya. Ia menunduk, memandang Elena dari atas. “Kau sadar nggak, ucapanmu itu berbahaya?”

Elena mendongak, matanya berkilat karena sisa air mata yang ditahan. “Bahaya? Aku udah hidup dengan bahaya sejak lama, Axel. Apa menurutmu satu malam ini akan lebih buruk dari semua yang udah aku alami?”

Keheningan menggantung. Axel masih terus menatap wajah Elena tanpa kedip.

Axel menunduk lebih dekat, hingga wajah mereka hanya terpisah beberapa inci. “Elena … aku sudah bilang. Kau yang memulai semua ini. Tapi jangan pernah berpikir kau bisa mengakhirinya tanpa aku izinkan. Mengerti?”

Elena menggertakkan gigi pelan, antara takut dan tertantang. Ia mengangguk kecil. “Mengerti ….”

Axel menghela napas, lalu menjauh sedikit. Ia duduk di kursi seberang ranjang, menyalakan rokok elektrik dari saku kemejanya. Asap putih perlahan memenuhi udara, kontras dengan kesunyian ruangan. Kamar hotel di sini memang membolehkan pengunjungnya merokok, karena memang berada satu gedung dengan klub.

Elena menatapnya, setengah bingung. “Kamu … nggak mendekat? Apa kamu merasa aku kurang cantik? Apa kamu takut aku tak bisa mengimbangi permainan kamu?"

Axel menyeringai tipis. “Belum. Aku ingin tahu dulu … sebenarnya apa yang ingin kau lupakan malam ini. Apa yang kau inginkan dariku?"

Elena terdiam. Dadanya naik-turun cepat, jantungnya berdebar lebih keras dari dentuman musik klub tadi.

"Aku ingin kau melayaniku hingga aku bisa melupakan semua pengkhianat suamiku dan sahabatku. Aku ingin dia juga tahu kalau aku juga bisa melakukan hal yang sama. Apa kamu bisa membuat aku melupakan semuanya?" tanya Elena dengan mata yang nakal.

Axel mematikan rokoknya. Dia lalu menghidupkan AC kembali. Berjalan mendekati Elena. Mendorong tubuh wanita itu hingga terlentang di atas ranjang. Lalu dia menaiki ranjang dan mengukung wanita itu di bawah kuasa tubuhnya.

"Sekali lagi aku ingatkan, Elena. Kamu yang telah memulai semua ini, jadi jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya!"

1
Ucio
Aldi macam banci,,,suami gak jelas
ChikoRamadani
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ Sangat menarik
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...

terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
ChikoRamadani
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ Sangat menarik
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...

terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
Alona Luna
nyesek banget bacanya😭😭 udah capek banget ya len🥲 tapi semoga kamu baik-baik saja
ElHi
boleh gak Thor aku yg ngeracun ini laki2 toxic???? ubun2ku dah berasap!!!!
Oma Gavin
udah axel hbs ini gebukin aja aldy sampai bonyok dan masuk RS perkara urusan belakangan
Patrick Khan
gedek q sama aldi egois bgt.. q jd elena wes tak antemi kok🤬🤬⚔️⚔️
melinda
thor lanjut
buat aldi menyesal
Ilfa Yarni
awas aja kau aldi setelah yg dilakukan Elena kau msh saja egois kau yg bakalan mati
Eka ELissa
cptan Exel elen dlm bhya....
nur adam
lnjut
Ruwi Yah
wah kamu kecolongan elen
❤️Rizka Aulia ❤️
keluar dr hubungan ga sehat itu sulit tapi untuk bertahan uda ga kuat .
Fitria Syafei
Mana cantik kereeen 😘😘😘
Apriyanti
dasar suami egois brengsrk mau menang sendiri,,giliran Uda bgni aja gak mau kehilangan,,kemarin² aja cuek gak mau ngakuin rmh tangga nya gak mau kenalin elena sebagai istri,,pas skrg Uda ketauan Selingkuh baru dah berkoar koar,, lanjut thor
Dewi Anggya
waaah sekali lagi Aldi memenangkan keadaan.. apa Exel akan menolong Elena yg terkurung ddlm kamar... sangat egois si Aldi... pembenaran hny untuk dirinyaaa
Dew666
👍
🌷Vnyjkb🌷
sukurrrr!! sdh tahu kandang setan, laaa d masukin,,
ElHi
ngadepin orang red flag bin toxic emang susah..saat dia diatas angin dia gunakan bersenang2 dan menyakiti pasangan tanpa dia pikirkan baik2. Giliran dia lagi down putus asa...dia berulah seakan JD orang plg menderita di dunia utk merebut simpati lagi.....tarik ulur terus. ..bener2 capek sama orang macem gini
Ilfa Yarni
qelena jg bego td axel mau nemenin dia mlh ga mau beginikan jdnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!