NovelToon NovelToon
THE VAMPIRE PRINCE'S FORBIDDEN LOVE

THE VAMPIRE PRINCE'S FORBIDDEN LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:415
Nilai: 5
Nama Author: MUSTIKA DEWI

The Vampire Prince's Forbidden Love

‎"Darahnya membangkitkan sang pangeran malam. Cintanya bisa membunuhnya."

‎Saat Luna menyentuh peti mati itu, ia tak tahu bahwa hidupnya akan terikat oleh takdir kuno dan oleh cinta seorang vampir yang tak boleh mencintai.

‎Antara keabadian dan kematian, bisakah cinta tetap hidup?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MUSTIKA DEWI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rela Berkorban untuk Yong Jian

   Di tengah malam yang kelam, saat bulan purnama bersinar terang, Yong Jian merasakan beban yang semakin berat di dadanya. Setiap detak jantungnya seolah menjadi pengingat akan kesalahan yang telah dilakukannya. Ia adalah vampir hitam, makhluk yang seharusnya kuat dan tak terhentikan, namun kini ia merasa lemah dan tak berdaya. Darahnya, yang dulunya berwarna biru pekat, kini berubah menjadi merah cerah, tanda bahwa ia telah melanggar batasan yang seharusnya tidak ia sentuh.

   Dengan langkah yang goyah, Yong Jian mendekati Luna, sosok yang selalu menjadi cahaya dalam kegelapan hidupnya.

 "Luna," ia memanggil lembut, suaranya bergetar. "Tolong, tetaplah di kastil. Jangan pergi dari sini." Dalam tatapan matanya, terdapat ketulusan dan rasa takut yang mendalam. Ia tahu bahwa kehadiran Luna adalah satu-satunya hal yang membuatnya merasa hidup di tengah kegelapan yang menyelimutinya.

"Kau mau pergi kemana?" tanya Yong Jian.

  Luna, yang memiliki aura lembut dan menenangkan, menatap Yong Jian dengan penuh kekhawatiran. "

Apa yang terjadi padamu, Yong Jian? Kenapa kau terlihat begitu menderita?" Ia merasakan kesedihan yang mendalam dalam hati vampir itu, dan ia ingin membantu, tetapi ia juga tahu bahwa ada batasan yang harus dihormati.

Yong Jian menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya.

 "Aku harus pergi sebentar saja,"katanya akhirnya.

Luna mengangguk, meskipun hatinya berat.

 "Aku akan menunggumu, Yong Jian. Kembalilah dengan selamat." Ia meraih tangan Yong Jian, menggenggamnya erat seolah ingin memberikan kekuatan. Namun, Yong Jian tahu bahwa perjalanan ini harus ia lakukan sendiri.

Dengan langkah mantap, Yong Jian meninggalkan kastil yang telah menjadi rumahnya. Ia melangkah ke dalam kegelapan malam, merasakan angin dingin menyapu wajahnya. Setiap langkahnya membawa harapan dan ketakutan. Ia tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya untuk menyembuhkan tubuhnya, tetapi juga untuk menemukan kembali jati dirinya yang hilang.

   Di dalam gua yang sunyi, Yong Jian duduk bersila, menutup mata dan berusaha merasakan aliran energi di sekelilingnya. Ia mengingat ajaran guru besarnya, tentang bagaimana mengendalikan kekuatan dan mengatasi rasa sakit. Dalam keheningan itu, ia mulai berdoa, memohon agar diberikan kekuatan untuk melawan kegelapan yang menggerogoti jiwanya.

Hari-hari berlalu, dan Yong Jian berjuang melawan rasa sakit yang terus menghantuinya. Ia belajar untuk menerima kesalahan yang telah dibuat, dan perlahan-lahan, darahnya mulai kembali ke warna biru yang semula. Dalam proses penyembuhan ini, ia menemukan kekuatan baru, bukan hanya sebagai vampir, tetapi juga sebagai makhluk yang memiliki hati.

Akhirnya, setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan, Yong Jian merasa siap untuk kembali. Ia meninggalkan gua dengan tekad yang bulat, berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Saat ia kembali ke kastil, ia melihat Luna menunggu di depan pintu, senyumnya menyambutnya dengan hangat.

"Selamat datang kembali, Yong Jian," katanya lembut. "Aku tahu kau akan kembali." Dalam pelukan mereka, Yong Jian merasakan kehangatan yang telah lama hilang. Ia tahu bahwa meskipun kegelapan selalu ada, ada juga cahaya yang siap menerangi jalannya. Dan bersama Luna, ia bersumpah untuk tidak pernah lagi terjerumus ke dalam kegelapan.

Guru besar pernah berpesan jika Yong Jian ingin sembuh dari sakit dari hukuman itu. Maka ia harus mengambil mutiara keabadian dari tubuh Luna dan membawanya ke pohon keabadian. Itulah satu-satunya jalan agar ia pulih kembali. Setelah itu, barulah ia meminum darah suci Luna agar kembali pulih seperti sedia kala.

Namun ia tidak tega dengan hal itu. Jika ia mengambil mutiara keabadian dari tubuh Luna, maka Luna akan tiada.

Nasib Yong Jian berubah ketika ia dijatuhi hukuman berat akibat sebuah kesalahan yang tidak disengaja. Penyakit misterius menyerang tubuhnya, membuatnya terbaring lemah di ranjang.

Suatu malam, dalam mimpinya, ia bertemu dengan seorang guru besar yang bijaksana. Guru itu memberitahunya tentang cara untuk sembuh.

"Yong Jian," katanya, "untuk menyembuhkan penyakitmu dan mengakhiri hukuman ini, kamu harus mengambil mutiara keabadian itu dari tubuh Luna, dan menyerahkan nya ke pohon keabadian. Dan kamu juga wajib meminum darah suci Luna. Hanya itulah tebusan dari kesalahan yang kau lakukan."

Mendengar hal itu, Yong Jian terbangun dengan hati yang berat. Luna, gadis yang di cintainya adalah sosok yang penuh kebaikan dan keindahan. Ia memiliki aura yang memancarkan kedamaian, dan Yong Jian tidak bisa membayangkan hidup tanpa kehadirannya. Mutiara keabadian itu, yang terletak di dalam tubuh Luna, adalah sumber kekuatannya. Namun, mengambilnya berarti mengorbankan nyawa Luna.

Hari demi hari, Yong Jian berjuang melawan rasa sakitnya. Ia mengingat tawa Luna, senyumnya yang cerah, dan bagaimana ia selalu ada di sampingnya dalam masa-masa sulit. Setiap kali ia memikirkan untuk mengambil mutiara itu, hatinya hancur.

"Apakah ada jalan lain?" tanyanya pada diri sendiri. Ia tidak ingin menyakiti Luna, tetapi ia juga tidak bisa terus hidup dalam penderitaan.

Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, Yong Jian memutuskan untuk pergi ke hutan tempat pohon keabadian berada. Ia berharap bisa menemukan jawaban lain. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan makhluk-makhluk hutan yang bijak. Mereka memberitahunya bahwa cinta sejati tidak hanya tentang pengorbanan, tetapi juga tentang saling mendukung dan menjaga satu sama lain.

"Jika kau mencintai Luna, bicaralah padanya," kata guru besar . "Jangan biarkan rasa takut menguasai mu. Mungkin ada cara lain untuk menyelamatkan dirimu tanpa mengorbankan hidupnya."

Dengan semangat baru, Yong Jian kembali ke kastil dan menemui Luna. Ia menceritakan semua yang terjadi, termasuk pesan dari guru besar. Luna mendengarkan dengan penuh perhatian, dan saat Yong Jian selesai, ia tersenyum lembut. "Kau tidak perlu melakukan itu, Yong Jian. Kita bisa mencari cara lain bersama-sama."

Mendengar kata-kata Luna, Yong Jian merasa seolah beban di pundaknya terangkat. Mereka berdua memutuskan untuk mencari solusi bersama. Namun tak ada cara lain, selain uang pernah di ucapkan oleh guru besar pada Yong Jian. Maka dari itu, Luna dengan perasaan sedih dan menitipkan air mata, ia mengatakan bahwa akan berkorban demi menyelamatkan nyawa Yong Jian.

"Baiklah..demi menyelamatkan nyawa mu, aku rela kau melakukan hal itu. Mungkin dahulu kau telah menyelamatkan nyawa seorang anak dari kematian, namun kini anak kecil itu yang akan menyelamatkan nyawa mu. Anak itu adalah aku. Aku siap dan ikhlas mengorbankan diri untuk mu." ujar Luna.

Ia memutuskan untuk berkorban nyawa untuk menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa Yong Jian. Mungkin kematian membawanya dalam kedamaian penuh cinta. Karena sejatinya cinta yang tulus harus rela berkorban demi seseorang yang di cintai di dalam hidup ini.

1
Mericy Setyaningrum
suka sama vampire cina seruuu ini
MUSTIKA DEWI: terima kasih banyak sudah hadir di cerita ini🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!