Transmigrasi Menjadi Figuran Posesif Para Raja

Motor zamora sampai di parkiran apartemen. Zamora turun dan langsung menuju apartemen temannya zamora nindy.

Ting.. Tong..

krek.. Nindy membuka pintunya.

"Zamora." Pekik nindy terlihat sangat senang langsung memeluk zamora. "Ayo masuk." Ajaknya.

Zamora dan nindy masuk ke dalam apartemen, kemudian dia duduk di sofa ruang tamu nindy.

"Mora, sudah lama sekali kamu tidak datang ke apartemen ku. Di sekolah juga sulit aku berbicara dengan mu. Mora kacamata mu di buka dan tompel mu, juga lensa mata palsu mu. Walau masih menyamar tetapi kamu terlihat cantik. Jadi pria wajah cantik." Ucap nindy panjang kali lebar dan tersenyum.

"Aih, jadi benar yah aku terlihat pria cantik." Jawab zamora tersenyum. "Nindy, aku mau minta bantuan kamu. Kamu masih bisa dan mau tidak bantu aku." Tanya zamora penasaran.

"Bantuan apa mora, aku pasti akan bantu kamu. Aku ini sahabat mu." Jawabnya menepuk dadanya.

Zamora tersenyum."Terimakasih banyak nindy, Nindy, aku ingin mencari tempat tinggal dan aku juga ingin mencari pekerjaan. Aku ingin keluar dari mansion itu. Capek aku di suruh-suruh senna terus." Ucapnya dengan wajah kesalnya.

"Kamu tinggal disini saja ya? Bersamaku. Aku kan sendirian, bagaimana mora?" Tanya nindy dengan mata berbinar senang.

"Ya sudah, aku mau nindy." Jawab zamora antusias. "Oh iya Nindy, aku juga mau beli laptop kamu yang pernah kamu tawarkan. "Ucap zamora tersenyum malu.

"Ish mora, itu tidak usah di beli. Laptop itu buat kamu. Aku selalu simpan. Itu memang buat kamu." Nindy menatap intens zamora. "Mora, kapan kamu pindah, lebih cepat lebih baik. Aku sering bilang kamu untuk pindah dari sana. Orang tuamu juga kan seperti itu. "Ucap nindy cemberut.

Zamora menatap nindy, yang terlihat sayang dengan zamora sahabatnya. "Malam ini aku pindah kesini. Tetapi setelah aku balapan motor. Aku akan beli motor bekas. "Ucap zamora menatap nindy.

Deg..

Nindy terkejut dengan ucapan sahabatnya zamora. Nindy menatap dalam zamora. "Mora, memangnya kamu bisa bawa motor. Walaupun kamu jadi pengawal senna. Tetapi kamu kan tidak bisa motor dan berkelahi." Ucap nindy tersenyum kecil.

"Bisa nindy, ini aku kesini bawa motor majikan ku tanpa izin, aku ingin mencari tahu teka-teki kehidupan ku." Ucap zamora dengan wajah seriusnya.

Nindy tahu ada sesuatu yang zamora rasakan. Dan dia akan selalu mendukung zamora. Tetapi Nindy juga merasa aneh. Dia merasa zamora berbeda, dan dia suka zamora yang sekarang.

"Kalau motor, pakai motor kakak ku saja mora. Ada di parkiran. Tuh motor tidak di pakai-pakai. Kamu pakai saja. Tetapi aku ikut ya? kamu balapan." Ucap nindy yakin dengan zamora.

"Serius nindy, kamu memang the best." Zamora memeluk nindy erat. "Sekarang aku tinggal menjalankan kan misi ku nindy." Ucapnya tersenyum menyeringai.

****

Sedangkan di perusahaan raja gabriel.

Raja gabriel membaca informasi tentang zamora. Tidak ada yang spesial di informasi itu. Tetapi untuk raja gabriel ada sesuatu di balik semua informasi itu.

"Erick." Panggil raja gabriel. "Kirimkan pengawal bayangan untuk menjaga zamora, jangan sampai dia terluka sedikitpun pun." Perintahnya tegas dan tajam.

"Baik yang mulia." Jawab Erick tegas.

Raja gabriel tidak fokus dengan pekerjaannya. Bayang-bayang wajah zamora menghiasi benaknya. Bagaikan sebuah kaset rekaman yang terlihat jelas di benaknya.

Dia mengambil sebuah rokok dari bungkusnya. lalu menghimpit rokok tersebut dengan bibirnya. Lalu dia mengambil pemantik dan menyalakan pemantik tersebut dan membakar ujung rokok tersebut. Dia menghisap kuat rokok tersebut kemudian menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"Zamora Calvin. "Ucapnya pelan namun tersirat makna tersembunyi. "Kamu telah membuat aku tertarik, maka kamu tidak akan bisa pergi dan lepas dariku. Mulai sekarang kamu milikku. Milik gabriel Manuel." Ucapnya penuh penekanan.

***

Sedangkan zamora telah kembali ke mansion mahendra. Motornya masuk ke dalam halaman mansion. Dia turun dari motornya. Dia berjalan santai menuju dalam mansion mahendra.

Dia masuk ke dalam mansion. Tiba-tiba tangannya di tarik margaretha. Dia yang tidak sigap pun ketarik mengikuti langkah margaretha, yang membawanya ke ruang tamu.

Di ruang tamu sudah ada nyonya audrey dan senna. Margaretha menghempaskan zamora. Tetapi zamora menahan tubuhnya. Hingga margaretha gagal.

"Sialan, sejak kapan dia bisa kuat. Bisa menahan hempasan ku." Batinnya kesal.

Sedangkan zamora menatap margaretha sinis. Dan menatap senna dan nyonya audrey dingin.

"Inikah si senna, cantik kan aku kemana-mana. Dan ini nyonya audrey. Dia mirip dengan ku." Batinnya dingin.

Senna menatap zamora yang membuka kacamatanya dan lensa matanya, hingga terlihat cantik, walaupun dengan balutan pakaian pria. Senna mengepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.

Sedangkan nyonya audrey terkejut menatap zamora. Matanya terlihat berkaca-kaca. Senna menatap maminya dia menatap zamora tajam.

"Zamora, kenapa kamu membuka lensa matamu dan juga kacamata mu?" Tanya senna dengan nada tinggi.

Zamora berdiri dengan melipatkan kedua tangannya di dadanya. "Oh, itu suka-suka aku. Mau pakai atau lepas lensa dan kacamata ku, kenapa kamu yang panik." Jawabnya santai tetapi dingin.

"Sialan! Kamu sudah berani melawan aku." Ucap senna dengan nada marahnya.

Zamora menatap lekat senna, dia tersenyum mengejek. Dan dia juga menatap margaretha. "Hmm, aneh kok ya? Senna kamu dan margareta mirip." Desisnya mengejek.

Deg..

"Sialan kamu, menyamakan aku dengan pembantu. mami lihatlah! Zamora sekarang bersikap kurang ajar kepada ku. " Ucap senna mengadu dengan nada manja.

Nyonya audrey menatap tajam zamora. "Zamora jaga mulut mu, kamu anak pelayan yang tidak tahu diri. Menghina anak majikan kamu. Di mana sopan santun kamu?" Tanya Audrey dengan intonasi sangat tinggi.

Senna dan margareta tersenyum miring. Wajah mereka terlihat sangat puas.

Zamora menatap nyonya audrey dengan tatapan menantang dan dingin. "Hmm, menghina anak majikan ya nyonya audrey. Dan untuk menjaga mulut sorry, mulut ku ini sulit di rem, apa lagi melihat orang-orang munafik. Dan untuk aku tidak di ajarkan sopan santun. Mungkin benar, margaretha tidak mengajarkan aku sopan santun. karena margaretha dan kamu hanya mengajarkan sopan santun untuk Senna kalian. Jadi inilah sikap ku dan kalian harus memakluminya kan?" Jawabnya santai tersirat ejekan.

"Mami, lihatlah dia sekarang berubah, mana dia membawa motor daddy tanpa izin. Bagaikan seorang pencuri. "Ucap senna memprovokasi.

Zamora merasa jengah dengan drama ini semua. Rasanya dia ingin sekali membubut rambut senna karena kesal.

"Benar zamora kamu itu sudah seperti pencuri, memakai motor majikan mu tanpa izin. Jika kamu tidak minta maaf, maka hari ini kamu pergi dari mansion ini." Sambung nyonya audrey.

Zamora menatap marah mereka semua. Kapan kelar sih dramanya. "Senna dan anda nyonya audrey. Jangan maling teriak maling. Siapa yang pencuri dan mencuri. Benarkah aku mencuri motor itu. Lalu bagaimana dengan hidupku yang di curi seseorang. " Ucapnya penuh penekanan.

Deg..

Mereka semua terkejut dengan ucapan zamora. Wajah mereka pucat pasih.

Zamora tersenyum miring. Senyuman yang meremehkan dan sinis. Ada orang tua yang begitu bejat, aku ingin istirahat. Nanti malam aku akan pergi dari mansion ini. Jadi jangan ganggu aku." Jawabnya dengan nada santai tetapi tajam.

Deg..

Semuanya terkejut. Tetapi Senna menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. "Akhirnya dia pergi juga, dari mansion ini." Batinnya senang.

Zamora masuk kedalam kamarnya. Zamora duduk di tepi kasurnya. "Sepertinya aku tidak bisa melakukan misi malam ini. Hmm, aku akan melakukannya ketika mereka semua makan malam."

Zamora menatap jam dinding. Jam dinding menunjukkan pukul 17:55. "Hmm, sudah mau waktu jam makan malam. Aku siap-siap mandi dulu. setelah itu aku akan beraksi. "Ucap zamora langsung pergi menuju kamar mandinya.

****

Sedangkan di sebuah istana.

Raja gabriel sedang berdiri di balkon kamarnya. Dengan segelas wine yang berada di tangan kanannya. Dia menyesap wine tersebut.

"Yang mulia." Sapa erick asisten pribadi raja gabriel.

"Bagaimana erick, penyelidikan semuanya?" Tanya raja gabriel menatap erick tajam.

Erick menunduk takut. "Maaf yang mulia, ini semua agak sulit. Sepertinya mereka di lindungi orang yang berkuasa juga. Karena informasi semuanya seakan sulit di dapat." Ucap erick menunduk.

Raja gabriel menatap langit yang mulai terlihat gelap. "Hmm, aku tahu erick. Dan kita tidak bisa gegabah. Kita cari tahu, apa yang sebenarnya mereka rencanakan. Sampai membuat kekasih ku hidup menderita. "Ucapnya dengan nada menahan emosi.

Erick benar-benar bergidik ngeri merasakan aura dingin raja gabriel. Dan erick juga bingung dengan ucapan raja gabriel yang mengucapkan kata kekasih.

"Yang mulia, nanti malam ada balapan motor, raja kinsey dan raja arsen ikut karena ada yang menantang mereka.

"Aku ikut." Jawab raja gabriel rendah namun tegas.

"Baik yang mulia." Jawab erick.

***

Sedangkan di sebuah mansion besar. "Leon, bagaimana pengawal bayangan yang kamu kirimkan, untuk melindungi zamora, milikku." Ucapnya dengan nada dingin.

Mereka mengabarkan nona zamora ada di mansion mahendra, setelah balik dari apartemen sahabatnya.

"Hmm, lindungi terus kekasihku. Jangan sampai sedikit pun dia terluka." Ucapnya tegas.

"Baik yang mulia." Jawab leon.

***

Di sebuah mansion besar.

"Raja kinsey, maaf mengganggu. Raja gabriel dan raja arsen juga mengirimkan pengawal bayangan untuk melindungi nona zamora." Ucap Hans asisten raja kinsey.

"Hmm, sudah aku duga. Hans bilang kepada pengawal bayangan, jangan sampai kekasih ku terluka. Jika itu terjadi, mereka akan aku hukum." Ucapnya rendah namun penuh ancaman.

"Baik yang mulia." Jawab hans gugup.