NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: tamat
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 : Sebuah Foto

Dokter Farid dan Ratna Dewi melongo melihat isi kamar yang berantakan. Kaca meja rias pecah, bantal dan guling hancur seperti dicabik-cabik, pintu lemari copot, kain gorden terlepas, kamar itu tak ubahnya seperti kapal pecah.

Ratna Dewi tidak bisa menahan dirinya. Kamar itu belum lama diperbaiki saat kepergian Hana ke kota sebelah dan kini mau tidak mau harus diperbaiki lagi.

Dengan wajah geram, Ratna Dewi masuk ke dalam kamar, mengambil botol skincare yang teronggok di lantai, lalu dilemparkannya ke kaca jendela. Pranngg. Kaca jendela pecah.

"Kamu mau marah? Sekalian buang semua. Lihat ini," Dia memunguti semua barang yang Hana buang ke lantai dan melemparnya ke luar jendela.

"Mau menghancurkan semua? Kayak gini dong," Ratna membanting vas bunga besar yang ada di dekat pintu. Prraanggg.

"Bunda, cukup!," teriak dr. Farid sambil menarik lengan istrinya.

"Ayah, Bunda, ada apa?," Ammar berlari dari lantai 1.

"Keterlaluan kamu! Kamu sebenarnya masih normal. Masih bisa mengontrol dirimu sendiri. Kamu bisa mengajar siswa tandanya kamu itu masih normal. Tapi kenapa di hadapan kami, kamu seperti ini?? Apa salah kami, heh?," Ratna kembali mengambil apapun di lantai dan melemparkannya ke luar jendela.

"Bunda sudah,"

"Cukup, bunda. Cukup,"

Dokter Farid dan Ammar menarik tubuh Ratna. Sementara Hana berjongkok di sudut sambil menutup telinganya dengan tangan bergetar.

"Aku lelah ayah, sangat lelah," tangis Ratna pecah ketika dr. Farid memeluknya, "Lama-lama aku juga bisa kena sakit mental kalau begini terus," Ratna terisak.

"Kamu lihat kakakmu dulu. Ayah mau mengurus bunda," ujar dr. Farid pada Ammar seraya membawa Ratna menjauh dari kamar itu.

Ammar mengangguk. Perlahan dia mendekati Hana yang sedari tadi berjongkok.

"Kak, ayo berdiri," Ammar mengulurkan sebelah tangannya dengan hati-hati.

Hana meraih tangan Ammar. Dan mulai berdiri dituntun Ammar. Ammar mendudukannya di tepi ranjang.

"Kak, kenapa harus begini? Barang-barang ini tidak salah. Kenapa harus kakak rusak?," ucap Ammar lembut sambil merangkul Hana.

Hana mengangkat wajahnya menatap Ammar,

"Bukan kakak pelakunya," Hana menggeleng kepala, "Kala pelakunya. Dia jahat. Dia yang membanting semua ini," suara Hana bergetar.

Ammar membuang napas kasar lalu menarik lembut kepala kakaknya menyandarkannya pada dadanya.

"Sstt, sudah..sudah.. Aku tidak marah sama kakak. Kakak aman," Ammar menutup matanya menekan kepedihan hatinya melihat keadaan kakaknya itu.

**

"Aku benar-benar tidak tahan, ayah. Hari ini genap tujuh tahun sudah aku harus menghadapi keadaan seperti ini," suara Ratna Dewi terdengar frustasi.

"Ayah tahu. Ayah juga menghadapi hal yang sama. Kita semua. Tapi apa yang dapat kita lakukan. Kita sama-sama tidak tega memasukan dia ke rumah sakit jiwa," ucap dr. Farid dengan suara yang hampir frustasi juga.

"Tapi anehnya, di depan orang lain dia bisa baik-baik saja. Dia mengajar dengan baik. Bahkan aku dengar, orang-orang menyukainya. Lalu kenapa di hadapan kita dia seperti itu?," Ratna Dewi menengadah ke atas, "Ya Allah, angkatlah penderitaan kami ini. Aku sudah tidak mampu,"

"Dokter Priska bilang, Hana memang akan sering kambuh kalau ke sini karena semua yang dia lihat, dia sentuh, akan membangkitkan ingatannya kembali pada peristiwa itu. Makanya tangannya bergetar terus jika di sini," ujar dr. Farid.

"Lalu apa ada jalan keluar terbaru dari dr. Priska?,"

"Seperti lalu. Dia selalu bilang, hanya pengampunan yang bisa mengobati Hana bukan resep obat atau terapi psikologi. Itu semua hanya akan menutup permukaan lukanya saja bukan inti lukanya,"

Ratna Dewi lunglai,

"Lalu kita harus cari ke mana ayah. Lagipula, sejak peristiwa itu kan Hana tidak membuka mulutnya untuk bercerita. Jadi kita harus cari pria itu di mana, Ya Allah aku benar-benar merasa gila," Ratna Dewi memukul dadanya, "Astaghfirullah.. Astaghfirullah,"

"Ayah sudah berikhtiar, hanya rahmat Allah yang bisa membukakan pintu kesembuhan bagi Hana,"

"Ayah, aku akan mencari pria itu. Aku akan ke pesantren itu lagi. Aku akan buat reka ulang peristiwa malam itu. Aku akan menyewa detektif kalau perlu. Apapun itu akan aku lakukan. Ya. Apapun. Aku sudah muak dengan ini semua,"

**

"Hana Salsabila Hasyim, S.Pd.I, 27 tahun," Maheswara membaca laporan yang diberikan Elmo.

Maheswara menatap Elmo,

"Dia..seorang guru agama? Aku bereaksi terhadap seorang guru agama bukannya pada seorang ladies," Maheswara tidak percaya pada yang dibacanya.

Dia melanjutkan membaca,

"Anak pertama dokter Farid Hasyim 57 dan ibu Ratna Dewi Kyai Demak, M.Hum 55 tahun, punya dua adik, Ammar Syarifuddin Hasyim 21 tahun dan Ayra Salmafina Hasyim 7 tahun,"

Maheswara mengernyitkan keningnya,

"Profil keluarganya menunjukan mereka ini keluarga terpelajar tapi kenapa dia harus berobat ke Psikiater? Ah, sudahlah. Profilku juga tidak kalah hebatnya dari dia tapi faktanya aku pasien dokter psikiater itu,"

"Ada yang aneh, Tuan," ujar Elmo yang sedari tadi berdiri di samping tuannya.

"Aneh? Apa itu?,"

"Jarak usia anak yang bungsu cukup jauh. Sekitar 14 tahun dengan anak kedua. Sedangkan usia orang tuanya juga sudah cukup tua untuk melahirkan anak," tandas Elmo.

"Ah, iya ya. Aku melewatkan hal itu," Maheswara membuka lembaran berikut berisi foto. Dia membandingkan foto wajah kakak beradik itu, "Mereka bertiga sangat mirip. Padahal aku baru mau bilang, mungkin yang ketiga ini anak angkat. Tapi lihat kemiripan mereka,"

"Hmm iya juga Tuan," Elmo memperhatikan deretan foto itu.

"Ternyata dia cantik juga, Elmo. Hanya saja hari itu aku tidak terlalu memperhatikannya. Hidungnya mancung, matanya indah, sangat teduh,"

Elmo tersenyum kecil melihat Tuannya sedang mengagumi sebuah foto.

1
Ruben
terbaik. ini baru karya.
Caeli: makasih supportnya kak ruben😍🙏

jangan lupa mampir di karyaku yang lain ya kak🙏 sedang on going :
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam

makasih kak🙏
total 1 replies
Sri Wahyuni
kak kasih ending yang g sad donk..... masyaallah 💪💓
Caeli: hehehe.. masih ada kelanjutannya kak Sri di Suara dari Balik Sajadah 2. terbit bulan depan. Kasih jalan berliku dulu untuk Mahes supaya jadi pembelajaran bagi orang di luar sana agar mikir2 dulu sebelum melakukan sesuatu🤗

Sambil tunggu kelanjutannya, mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going :
- Kutitipkan Cintaku Pada Ibu Pertiwi
- Ketika Matahari Terbenam.

makasih sudah berkontribusi dalam karya2ku kak😍🤗🙏
total 1 replies
Wiwi Mulkay
ini masih ada lanjutan lagi ngak
Caeli: terbaik kak wiwi😍🤗
total 6 replies
Syafrinel Edi Bote
lanjut dong,,,, aqu suka karyamu thoor,, lanjut ya, ya, ya..... 😄
Caeli: gaskeeunn kak syaf🙏😍
total 1 replies
charista
akhrnya brnapas stlh baca novel ini 3hri.endingnya gantung tapi suka.aku ikuti novel barumu thorrr.ganbatte
Caeli: makasih supportnya kak😍🙏
nanti kelanjutannya ya🤗

mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going sekarang:
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 1 replies
Trifosa Property
Baru berani kasih komentar setelah baca endingnya ini. satu kata : keren💪
ini bukan karya picisan.dari hati banget nulisnya.
ada unsur syiar agama tapi tidak monoton.menyatu dgn cerita. pembahasan mudah dimengerti. aku curiga Thor nya udah banyak nulis buku nih.
Trifosa Property
Thoorr lanjutkan karyamu aku suka tulisanmu😍🙏
Caeli: Gaskeeunn kaknl Rini😍 tunggu seru dua Suara dari Balik Sajadah tahun depan ya. sambil menunggu, mampir di novel ku yang lain juga ya kak Rin. sementara on going, ada Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku dan Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 3 replies
Trifosa Property
Keren sih. Gaya penulisannya beda. Ini bukan karya picisan. Ide ceritanya brilian. Lanjutkan karya karyanya thor
Caeli
tamat di bab 98 ya kak🤗
Wiwi Mulkay
masa udh tamat
Asriani Rini: Iya ko tamat suh ceritanya masih gantung
total 1 replies
Wiwi Mulkay
kapan up lagi
Wiwi Mulkay
ini kapan up lagi
Wiwi Mulkay: sdh di baca ini ngak ada lanjutannya
total 2 replies
Wiwi Mulkay
ini tdk ada lagi lanjutannya
Wiwi Mulkay
knp belum up lagi
Wiwi Mulkay
Thor ini belum up lagi ya
Wiwi Mulkay
hari ini ngak ada lanjutan lagi
Wiwi Mulkay
lanjut
Wiwi Mulkay
lanjut lagi dong
Wiwi Mulkay
oke 🫰🫰
Wiwi Mulkay
lanjut lagi
Caeli: gas kak Wiwi😍..
sudah ada 2 bab yang dipost, masih sedang direview🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!