NovelToon NovelToon
From Hell To Absolute

From Hell To Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ia dulu adalah Hunter Rank-S terkuat Korea, pemimpin guild legendaris yang menaklukkan raid paling berbahaya, Ter Chaos. Mereka berhasil membantai seluruh Demon Lord, tapi gate keluar tak pernah muncul—ditutup oleh pengkhianatan dari luar.

Terkurung di neraka asing ribuan tahun, satu per satu rekannya gugur. Kini, hanya dia yang kembali… membawa kekuatan yang lahir dari kegelapan dan cahaya.

Dunia mengira ia sudah mati. Namun kembalinya Sang Hunter hanya berarti satu hal: bangkitnya kekuatan absolut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Suara sirene meraung di seluruh distrik utama. Langit malam yang biasanya dipenuhi cahaya lampu kota kini berganti dengan cahaya merah-biru yang memantul di gedung-gedung tinggi. Jalan di depan gedung asosiasi pribadi milik Leonard penuh sesak dengan polisi, Hunter keamanan, dan tim medis yang berlarian membawa tandu.

Di antara kerumunan, beberapa reporter memegang mikrofon sambil meneriakkan pertanyaan ke arah petugas yang mencoba menutup akses.

“Apakah benar Vice Chairman Leonard tewas jatuh dari lantai 68?”

“Ada kabar Hunter rank-S Alexander juga terluka parah, apa itu benar?”

“Apakah ini serangan teroris terhadap Asosiasi Hunter Amerika?”

Suara bising, kilatan kamera, dan kepanikan publik menyatu menjadi satu simfoni kekacauan yang mencekam.

Sebuah mobil hitam berhenti mendadak di depan garis polisi. Dari dalamnya, Elizabeth keluar—rambut pirangnya terurai, mata tajamnya bergetar sesaat melihat reruntuhan dan kerumunan di sekeliling. Udara malam yang dingin tak mampu menahan rasa sesak di dadanya.

Di antara para petugas medis yang membawa kantong jenazah, dia melihat sekilas — Leonard dan Kevin. Dua tubuh itu ditutupi kain putih.

Elizabeth terdiam beberapa detik, lalu mendesah lirih.

“Alex… kau benar-benar membawa kesialan.”

Tatapannya menajam, tapi suaranya lemah, penuh penyesalan yang jarang ia tunjukkan.

“Aku bahkan merasa sedikit bersalah… karena tidak memberitahunya sejak awal.”

Langkah kaki berat terdengar dari belakang. Dorian tiba, masih mengenakan seragam Hunter-nya yang gelap, matanya menyapu sekitar dengan amarah yang menahan diri.

“Elizabeth!” serunya keras. “Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apakah ini serangan teroris?”

Elizabeth menatapnya sekilas, lalu menunduk pelan. “Bukan… ini—”

Belum sempat ia menjawab, suara lain muncul dari arah kanan. Tenang, namun menusuk.

“Jejak Hunter lain…” ucap Reed, dengan mata yang berkilat merah samar. “Aku merasakannya di dalam gedung. Tapi aku penasaran, siapa yang cukup kuat untuk membuat bangunan sekelas ini hancur total? Dan parahnya, Leonard dan Kevin mati, Alex hampir kehilangan nyawanya.”

Reed melangkah maju, suaranya semakin berat. “Orang gila macam apa yang melakukan ini…?”

Dari sisi berlawanan, Selena datang dengan pasukan medis tambahan. Rambut hitam panjangnya menari tertiup angin, matanya tajam tapi raut wajahnya menunjukkan keterkejutan mendalam.

“Aku mendengar kabar keadaan di sini…” ucapnya lirih. “Tapi aku tidak menduga akan separah ini. Presiden asosiasi pasti akan—”

Suaranya terputus oleh suara berat, tenang, namun penuh wibawa yang muncul di antara mereka.

“Aku mendapatkan laporan bahwa sebelum kejadian, Alexander membawa seseorang bersamamu, Elizabeth.”

Suara itu membuat semua kepala menoleh.

Drake, sang Dragon Mask Hunter, berjalan perlahan mendekat. Aura merah keunguan samar terpancar dari balik topeng naga yang menutupi wajahnya.

Elizabeth membeku di tempat. Jantungnya berdetak cepat. Ia tahu… tak ada gunanya berbohong di depan Drake.

“Dr–Drake… aku—”

“Elizabeth.”

Suara itu dingin dan datar.

“Aku yakin kau tahu sesuatu. Aku butuh penjelasan, sekarang.”

Keringat dingin mulai mengalir di pelipis Elizabeth. Sekali lagi, tatapan mata semua Hunter rank-S di tempat itu tertuju padanya. Dorian menggertakkan gigi.

“Dasar sialan! Jika aku tahu siapa orang itu, aku akan menghabisinya sendiri! Dia mempermalukan kita semua! Membuat asosiasi kehilangan muka di depan dunia!”

Tiba-tiba, suara Drake memotongnya.

“Cukup.”

Cahaya merah melintas dari balik topeng naga miliknya.

Dorian menoleh, kesal. “Apa maksudmu, Drake? Kau pikir aku lemah?”

Drake tetap diam sejenak, menatap reruntuhan gedung asosiasi yang masih mengepulkan debu. Angin berhembus kencang, membawa aroma logam dan abu.

“Kau hanya akan bernasib sama seperti Alex yang bodoh itu,” katanya datar.

Keheningan seketika menyelimuti semua orang. Reed, Selena, bahkan Elizabeth tak bisa berkata apa-apa.

Reed menelan ludah. “Apa maksudmu…? Kau bilang… orang itu sekuat itu?”

Drake mengangguk perlahan. “Aku paling sensitif terhadap tekanan aura seseorang. Dan aura yang aku rasakan di sini…”

Ia berhenti sejenak, tangannya mengepal.

“…tidak seperti apa pun yang pernah aku rasakan sebelumnya.”

Matanya menatap jauh ke atas gedung, menembus langit yang gelap.

“Ini rasanya seperti… berhadapan dengan salah satu Ancient Boss.”

Kata itu membuat udara di sekitar mereka seakan berhenti. Ancient Boss—makhluk yang hanya muncul di catatan dunia bawah, entitas yang bahkan Hunter rank-S pun tidak berani mendekat.

Dorian menatap Drake tak percaya. “Tidak mungkin… tidak mungkin ada manusia yang memiliki aura seberat itu…”

Drake hanya menjawab dengan lirih, “Manusia…? Aku tidak yakin lagi.”

“Elizabeth,” suara Selena terdengar tegas namun lembut. “Kau harus bicara. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana?”

Elizabeth menutup matanya sesaat, lalu menghela napas panjang.

“…Aku… membawa seseorang bersama Alex. Atas permintaan Leonard.”

Tatapannya kosong, seolah menatap masa lalu yang baru saja berubah menjadi mimpi buruk.

“Namanya… Jinwoo.”

Semua orang langsung saling pandang. Nama itu asing bagi sebagian besar dari mereka, tapi nada suaranya—cara Elizabeth mengucapkannya—membuat bulu kuduk berdiri.

“Aku tidak yakin identitas sebenarnya, namun saat aku pertama kali bertemu dengannya di salon ku, dia tampak seperti gelandangan,” lanjutnya lirih. “Setidaknya itu yang kupikirkan… sebelum melihatnya mengalahkan ku dengan satu serangan.”

Reed melotot. “APA!?”

Selena menutup mulutnya dengan tangan, terkejut.

Dorian hanya membeku di tempat, tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar.

Drake tetap diam, hanya matanya yang berkilau merah di balik topeng.

“Jinwoo…” gumamnya pelan, seperti mengulang nama itu dalam pikirannya.

“Baiklah. Aku akan mencari dia sendiri.”

Elizabeth menatapnya khawatir. “Drake, jangan! Dia bukan orang biasa. Tekanan auranya saja bisa membuat—”

“Terlambat,” potong Drake dingin. “Kalau dia benar seperti yang kau katakan, maka dia akan menampakkan diri lagi. Dan saat itu terjadi…”

Ia menatap reruntuhan gedung.

“…aku akan melihat seberapa jauh manusia bisa berubah menjadi dewa.”

Suasana berbeda terpancar di ruang perawatan rumah sakit pusat. Bau obat, suara mesin monitor, dan sinar lampu putih menciptakan atmosfer tenang yang kontras dengan kekacauan di luar.

Di atas tempat tidur, Ethan perlahan membuka matanya. Pandangannya kabur, kepala terasa berat.

“Ugh… apakah aku sudah di surga…?” gumamnya lemah.

Belum sempat ia mengedip dua kali, tubuhnya langsung diserbu pelukan hangat.

“Kak Ethan!!!”

Ethan terkejut, matanya melebar. “L-Lily!?”

Gadis kecil itu menangis di dadanya, bahunya bergetar hebat.

Ethan menatapnya bingung. “Tunggu, apa… kau juga mati?”

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipinya.

“Bodoh!”

Suara berat itu milik Mark, yang berdiri di samping tempat tidur dengan wajah separuh diperban.

“Kau masih hidup, idiot! Kami semua masih hidup!”

Ethan memandang sekeliling dengan bingung. Di sana ada Lily, Mark, Daniel, dan Chris — semuanya duduk di kursi dekatnya, dengan perban, luka, tapi senyum mereka tulus.

“Kalian…” Ethan terdiam, tenggorokannya tercekat. “Aku benar-benar… masih hidup…”

Daniel tertawa kecil. “Tentu saja. Kalau bukan karena tuan Jinwoo, kita semua sudah jadi arang.”

“Ah jadi begitu ya..aku berhasil..” gumam Ethan.

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka perlahan.

Suara langkah tenang terdengar, lalu muncul sosok berpakaian hitam dengan keranjang buah di tangannya. Senyumnya tipis tapi matanya tajam — seolah dunia di sekelilingnya tak lagi berarti apa-apa.

“Hm?,” ucapnya santai. “Kau sudah sadar rupanya.”

Jinwoo.

Semua yang ada di ruangan menatapnya. Aura yang memancar darinya begitu halus, namun membuat seluruh udara terasa berat, padat, seolah dunia menunduk di hadapannya.

“Aku bawakan buah segar,” katanya ringan. “Kau harus makan yang manis setelah melewati neraka.”

Ethan terdiam lama, tak bisa berkata apa-apa. Wajah pria itu tenang, tapi di balik ketenangan itu, ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan—sebuah tekanan, sebuah keagungan yang membuat jantung berdebar tanpa sebab.

Jinwoo meletakkan keranjang itu di atas meja, lalu duduk di kursi dekat jendela.

“Bagaimana perasaanmu?”

Ethan menelan ludah. “Sedikit… berat. Tapi aku baik-baik saja.”

“Bagus.” Jinwoo menatap keluar jendela, melihat kerlip lampu kota di kejauhan.

“Setelah ini kalian bisa merasakan keindahan matahari saat terbit."

Seketika semua orang kebingungan, Lily berkata dengan polos nya, "Keindahan matahari terbit?"

Jinwoo tersenyum tipis dan mengelus lembut kepala Lily, "Artinya, kau bisa menjalani kehidupan mu dengan kehangatan dan keceriaan."

1
abyman😊😊😊
Lanjutkan thor.... Mantap
RDXA: oke siap💪
total 1 replies
abyman😊😊😊
Over power jinwoo💪💪💪
abyman😊😊😊
Bantai💪💪💪💪
abyman😊😊😊
Jossss👍👍👍👍👍/Determined/
Rudik Irawan
sering² up thor
RDXA: siap diusahakan
total 1 replies
abyman😊😊😊
/Determined//Determined//Determined/
Rudik Irawan
min sering sering up
selenophile
next...
mxxc
sudah saya ksih kopi
RDXA: oke siap terimakasih atas dukungannya, maaf ya untuk novel ini sering telat up hehe🙏
total 1 replies
selenophile
next
Rudik Irawan
nanggung banget
RDXA: hehe/Blackmoon/
total 1 replies
Rudik Irawan
up terus Thor
Ilham bayu Saputr
mantap
Ilham bayu Saputr
crazy up thor
RDXA: insyaallah, terimakasih atas dukungannya 💪
total 1 replies
Rudik Irawan
sangat menarik
Rudik Irawan
lanjutan
mxxc
lanjut bg
Rudik Irawan
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!