NovelToon NovelToon
Bu Guru, I Love You

Bu Guru, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dede Dewi

Menjadi seorang Guru adalah panggilan hati. Dengan gaji yang tak banyak, tetapi banyak amanah. Itulah pilihan seorang gadis bernama Diajeng Rahayu. Putri dari seorang pedagang batik di pasar Klewer, dan lahir dari rahim seorang ibu yang kala itu berprofesi sebagai sinden, di sebuah komunitas karawitan.
Dari perjalanannya menjadi seorang guru bahasa Jawa, Diajeng dipertemukan dengan seorang murid yang cukup berkesan baginya. Hingga di suatu ketika, Diajeng dipertemukan kembali dengan muridnya, dengan penampilan yang berbeda, dengan suasana hati yang berbeda pula, di acara pernikahan mantan kekasih Diajeng.
Bagaimana perjalanan cinta Diajeng? Mari kita ikuti cerita karya Dede Dewi kali ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dede Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senyuman Itu

Disebuah gedung resepsi, Hisyam telah tiba dengan kemeja maroon dan jam hitam. Dia duduk di bangku paling belakang, di deretan meja tamu dari dinas pendidikan di kotanya. Orang tua mempelai adalah seorang kepala devisi pendidikan dasar dan menengah. Sehingga semua staffnya di undang, sedangkan Hisyam yang dulunya juga bagian dari itu, namun akhirnya lebih fokus pada karier dosen dan asesor, akhirnya dia sudah jarang berkomunikasi dengan para ibu-ibu di depannya. Dia hanya sekedar titip amplop saja ketika berkomunikasi.

Saat kedua mempelai pengantin sudah berjalan menuju pelaminan, satu persatu tamu undangan berduyun-duyun memasuki gedung resepsi. Hingga kedua mata kecoklatannya melihat sepasang tamu undangan yang juga masuk gedung dengan berjalan beriringan, sambil mencari tempat duduk yang kosong.

"Dek Ajeng?" gumam Hisyam saat melihat wajah calon istrinya juga berada di resepsi yang sama. Disampingnya seorang pemuda tampan, dengan pakaian batik hijau, dipadukan dengan peci bludru hitam dan celana bahan warna hitam juga sedang ikut mencari seseorang atau kursi kosong.

"Raka?" gumam Hisyam yang sangat akrab dengan wajah pemuda itu. Seorang pemuda yang dahulu menjadi temannya kemana-mana, Bahkan sudah seperti adik sendiri. Karena Hisyam yang hanya memiliki satu adik perempuan, dan ibu yang notabene adalah seorang wanita karier, membuatnya memilih menjadikan Raka menjadi sahabatnya sekaligus adiknya.

Bagian hati berkata, datangilah mereka, atau ketikan kata di ponselmu, sampaikan pada calon istrimu, bahwa kamu juga di sini.

Disisi yang lain, berkata. "Tidak Hisyam, baiknya kau tetap di sini, dan jangan hubungi Diajeng. Karena semalam dia mengajakmu pergi kondangan, kau sudah bilang, bahwa kau tidak bisa. Kau juga bisa melanggar prinsipmu untuk tidak terlalu dekat dengan calon istrimu, supaya tetap bisa menjaga hati. Lagipula, jika kamu nyamperin mereka, Raka akan sungkan padamu, begitupun dengan Diajeng. Dan hal itu, akan membuat mereka tidak nyaman nantinya."

Akhirnya, Hisyam memutuskan untuk tetap duduk rapi di tempatnya, dengan mata kecoklatannya menatap kedua orang di seberang.

"Mas Hisyam ya? Boleh saya duduk di sini?" sapa seorang wanita bersanggul dengan dress batik coklatnya, menambah kesan cantik dan anggun bersama seorang laki-laki yang kemungkinan dia adalah suaminya.

"Oh, bu Dona? Silakan bu Dona." kata Hisyam ramah.

Wanita bernama Dona itupun duduk di kursi yang terpisah oleh meja bersama suaminya. Setelah itu, fokus Hisyam lagi kepada Diajeng, yang saat dia melihatnya sedang tersenyum ramah kepada orang-orang disekitarnya. Kebetulan hanya tinggal dua kursi berjejer di sana, Diajeng duduk disamping Raka. Mereka saling bercerita dan sesekali tertawa. Entah mengapa, ada sisi hati Hisyam yang terasa sakit di sana. Namun, Dia terus menahannya.

"Sendirian aja mas?" tanya bu Dona.

"Iya bu." jawab Hisyam.

"Maksudnya, kok calon istrinya tidak diajak?" orang-orang dikdasmen sudah mengetahui rencana pernikahan Hisyam, karena ada cincin di jari Hisyam, dan kebetulan memang ada kawan dikdasmen yang sangat akrab dengan bunda Khadijah, sehingga dia mengetahui status Hisyam sekarang.

"Tidak bu, dia sedang ada acara." jawab Hisyam.

"Oh..."

Sepanjang resepsi, Diajeng bercengkrama dengan teman-temannya dengan canda dan tawa. Sedangkan Raka, dia melihat ada sorot yang berbeda disetiap tatapan Raka kepada Diajeng.

"Apakah Raka juga suka sama Diajeng? Tetapi, ada sesuatu yang disembunyikannya. Apakah Mungkin Raka juga sudah tau tentang status Diajeng? Sehingga Raka selalu berusaha menjaga jarak dari calon istriku?"

Hingga saat resepsi usai, Hisyam diajak foto bersama dengan rekan-rekan dikdasmennya.

"Ayo mas Hisyam." ajak ibu-ibu dikdasmen bersama suaminya.

'Jika aku ikut foto, nanti Diajeng dan Raka akan melihatku. Hm, baiknya aku tetap di sini saja.' batik Hisyam.

"Silakan bu, saya di sini saja." tolak Hisyam ramah.

"Ayo lah mas, biar lengkap." jawab yang lainnya.

"Silakan saja bu."

Dipaksa pun Hisyam tetap tidak mau. Dia memilih tetap duduk di kursinya sambil melihat mereka berfoto. Tak berselang lama, Diajeng juga tampak berdiri, dan ikut serta dalam acara foto bersama di pelaminan.

"Apakah mereka seusia Dek Ajeng?" gumamnya.

Acara selesai, merekapun pulang, termasuk Hisyam yang sempat menyalimi orang tua pengantin, saat dipintu keluar.

Sesampainya di rumah, Hisyam melepas jasnya. Dia gantungkan di hanger, dan diapun merenggangkan dasinya lalu menjatuhkan dirinya diatas kasur.

💜💜💜💜💜

Keesokan harinya, Diajeng sudah tiba di sekolahan seperti biasanya. Pasca akreditasi, Diajeng memang berencana untuk berdiskusi tentang seragam sekolah yang akan mulai di adakan. Dia meminta pak Rahmat untuk mengatur pesanan tersebut, tetapi untuk model batiknya, dia meminta untuk Diajeng turut serta memberi pilihan.

"Selamat pagi bu Ajeng." sapaan ramah itu jelas sangat familiar bagi Diajeng yang masih berkutat dengan beberapa tugasnya.

"Eh. Pagi. Lho, Raka?" tanya Diajeng terkejut.

"Iya bu, saya dikabari pak Rahmat untuk menghadap Bu Ajeng, terkait desain batik yang akan dipakai SMA Veteran." kata Raka.

"Oh, jadi kamu desainernya?" tanya Raka.

"Iya bu."

"Baiklah." jawab Diajeng.

Raka menjelaskan beberapa konsep desainnya. Matanya tak lepas dari senyum Diajeng yang teduh.

"Andaikan waktu itu aku ikuti kata Nisa." batin Raka.

"Mas, Bu Ajeng itu banyak Idolanya, banyak fans nya. Kalau mas Raka tidak segera melamarnya, jelas dia nanti akan dilamar orang lain." kata Nisa yang membuat Raka berfikie akan hal itu.

1
Dede Dewi
maaf kak, ini baru dapet setengah bab.anak demam🙏
Nurul Awula
kenapa belum up thor
Nurul Awula
lanjut
Dede Dewi
yg baru sudah saya up
Dede Dewi
iya kak. maaf...
Ibrahim Efendi
??????
typo kah????
Etit Rostifah
lanjut, jadi penasaran ibu guru cantik n baik hati. semoga ibu guru Ajeng mendapat jodoh dari Allah yang sholeh.
Ibrahim Efendi
sm kyk ipar. MAUT!!...
Ibrahim Efendi
tu tau..... 😜
Ibrahim Efendi
😍😍😍 J E N G K O O O L L L . . .
Ibrahim Efendi
"buset dah! kirain ada petir" kata cicak 😜
Ibrahim Efendi
setiap orang yang telah melaksanakan kewajibannya dengan sebaik2nya, maka dia bukanlah beban. tapi bila melalaikan kewajibannya, maka dialah beban. siapapun dia.
Dede Dewi: MaasyaaAllah. Terimakasih atas pencerahannya pak... baarokallahufikum
total 1 replies
Punya Impian
gk gitu' bedmood aj bacanya klo gamon nya kelamaan' apalagi klo ud punya pasangan' pasangan nya siapa yg di pikirin dan di tangisin siapa😮‍💨
Punya Impian
kedepan nya ngk usah ada lebay pake drama nangis2 kak
Dede Dewi: kalau kakka diputua pacar, nangis ga kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!