Raja, seorang penipu ulung dengan reputasi yang buruk, terjebak dalam sebuah apartemen yang salah. Di sana, ia bertemu dengan Ratu, seorang dokter yang sedang patah hati dan berniat bunuh diri. Pertemuan yang tidak biasa ini membuat mereka terikat dalam sebuah hubungan yang kompleks.
"Aku menemukan seseorang yang sepertimu, tapi dia pencuri!" Ratu Adhitama menatap pria yang mirip dengan seseorang yang sulit ia lupakan.
"Pencuri ini akan menjadi penyembuh luka yang kau rasakan selama ini," gumam Raja dengan senyum menyeringai.
Akankah Raja berhasil mencuri hati Ratu Dokter cantik? Atau ia terjebak dengan permainan yang ia buat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Setelah selesai menikmati hidangan yang disajikan Raja berjalan sebentar sekitar area mansion. Ia melihat banyak foto-foto keluarga mereka lengkap dengan Martin. Raja merasa tidak asing dengan foto-foto itu, potongan bayangan kembali datang.
Tiba-tiba saja pandangan Raja tertuju pada lorong sepi menuju halaman belakang mansion. Di sana ia mendengar suara tembakan, Raja melihat Tuan Angelo dan Axel sedang berlatih menembak di sana.
DORR
Axel Kayzhi Smith aku akan mengalahkanmu!
Kau tidak akan dapat mengalahkanku Martin!
Bayangan itu datang, dimana ia melihat dirinya dan Axel sedang berlatih. Tak lama kemudian bayangan ketika ia tertembak lalu jatuh ke laut pun ikut menghantuinya.
"Aaaarrrrgggghhh!!" Raja berteriak sambil memegang kepalanya.
Mendengar suara jeritan seseorang membuat Tuan Angelo dan Axel keluar dari ruangan tersebut. Mereka berlari kecil menghampiri Raja yang meringis kesakitan.
"Kau kenapa?" tanya Axel merasa cemas.
Raja menatap Tuan Angelo dan Axel bergantian, ia tidak berbicara apapun kepada mereka. Semakin ia mencoba untuk mengingat semakin ia merasa kesakitan.
"Sebaiknya kita ke kamarmu saja?" ajak Axel.
Tuan Angelo dan Axel membantu Raja yang masih merasa kesakitan menuju kamarnya. Ratu melihat dari jauh, ia membiarkan Raja banyak berinteraksi dengan mereka agar ingatan Raja cepat pulih.
Sementara itu Luna saat ini sedang mendengarkan kisah pertemuan Mark dengan teman-temannya Axel, Martin dan juga Justin.
"Kau bayangkan saja betapa kasihannya aku berada di dekat mereka. Tiga pria dingin itu sangat sulit diajak berbicara, setiap harinya mereka itu seperti robot yang berbicara sangat irit" cerocos Mark dengan nada manja.
Di depan musuh ia akan terlihat sangat kejam, tapi di depan Luna Mark terlihat seperti kucing imut menggemaskan.
Luna terkekeh mendengarnya, namun ia masih tidak menyangka Raja aslinya sangat dingin dan kaku. "Tapi aku masih tidak menyangka sifat asli Raja," ungkap Luna.
"Martin saat ini sedang cosplay menjadi penipu kelas kakap," celetuk Mark lalu tergelak.
Luna memandang Mark dengan rasa penasaran yang semakin besar. "Apa maksudmu? Bagaimana kamu bisa menjadi bagian dari mereka?" tanyanya dengan nada yang ingin tahu. Ia penasaran dengan kisah mereka korban broken home yang menjadi mafia.
Axel yang diabaikan oleh kedua orangtuanya yang lebih perhatian kepada kakaknya membuat ia menjadi pemberontak. Martin yang ditinggal pergi oleh Ayahnya ketika dikejar musuh harus bangkit sendiri sambil menjaga adiknya. Justin yang terpisahkan dengan keluarga Richard karena ayahnya menikah lagi. Namun, nasib tragis menimpa mereka hingga tiada.
Mark tersenyum, "Aku memiliki kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan mereka. Aku bisa melihat ke dalam hati mereka dan mengetahui apa yang mereka inginkan. Dan aku menggunakan kemampuan itu untuk membantu mereka," katanya dengan nada yang percaya diri.
Luna memandang Mark dengan rasa kagum. "Wah, kamu sangat luar biasa. Tapi bagaimana dengan sekarang? Mengapa Axel menyerahkan kepemimpinan kepada Justin?" tanyanya dengan nada yang penuh perhatian.
Mark memandang Luna dengan serius. "Axel dan Tuan Angelo memutuskan untuk berhenti dari dunia mafia. Mereka tidak ingin keturunannya terus mengikuti jejak mereka. Apalagi setelah kehilangan Martin tempo hari membuat mereka ingin menutup semua ini" jelas Mark panjang lebar.
Luna menganggukkan kepalanya, "Tapi apa mereka dapat benar-benar berhenti?" tanyanya semakin penasaran.
Mark menyipitkan matanya menatap Luna dengan curiga, "Mengapa kau seperti reporter saja? Segitu penasarannya kamu sama aku atau teman-temanku?" tanya Mark sedikit cemburu.
Luna terkekeh karena sikap Mark yang semakin posesif kepada dirinya. "Kepada mereka saja kau cemburu? Ingat mereka sudah memiliki pasangan." Luna lalu mengerucutkan bibirnya.
Mark mengecup bibir yang mengerucut itu, "Perhatianmu hanya tertuju untukku saja jangan yang lain" kata Mark lalu memeluk Luna dengan erat.
Hari demi hari berlalu begitu saja, Raja dan tim mulai mendekati Tuan Sisilio. Kali ini Luna berperan sebagai mahasiswa yang membutuhkan pinjaman uang. Selama melakukam transaksi Luna memasangkan alat sadap dan kamera kecil untuk mengawasi mereka dari jauh.
"Jadi berapa yang kau butuhkan?" tanya Derek asisten Lucio yang sejak tadi tertarik kepada Luna saat pertama Luna datang ke kantor mereka.
Luna mencoba tersenyum meskipun rasanya ia ingin mencongkel mata pria yang sejak tadi jelalatan kepadanya. "Dua puluh juta saja Tuan, saya butuh untuk sewa apartemen itu pun belum termasuk dengan biaya kuliah" ucap Luna.
Derek memandang Luna dengan senyum, "Baiklah, kita bisa membantu kamu. Tapi kamu harus tahu bahwa bunga pinjaman kami sedikit lebih tinggi dari biasanya," katanya dengan nada yang santai.
Luna mengangguk, "Saya paham. Saya hanya ingin bisa menyelesaikan kuliah saya. Berapa bunga yang harus saya bayar?" tanyanya dengan nada yang ingin tahu.
Derek menyebutkan angka bunga yang cukup tinggi, dan Luna berusaha untuk tidak menunjukkan reaksi yang terlalu jelas. Ia hanya mengangguk dan mencatat angka-angka yang disebutkan oleh Derek. Sementara itu, Raja dan timnya memantau situasi dari jauh, siap untuk mengambil tindakan jika diperlukan.
Pria itu mengedipkan sebelah matanya kepada Luna lalu mencoba memegang tangan Luna namun dengan cepat Luna menepisnya. Ia sangat yakin pria yang saat ini sedang mengawasi mereka sedang menatap mereka dengan tatapan menyalang.
Mark saat ini sedang bersama Birel mengamati Luna lewat kamera yang sempat Luna pasang ketika ia masuk ke dalam ruangan tadi. Ia mengepalkan tangannya, ia akan mengingat mata yang mengedip dan juga tangan yang berusaha menyentuh Luna.
"Pria itu tidak sayang mata dan tangannya," ucap Mark sangat marah.
Birel terkejut melihat ekspresi Mark yang menyeramkan, "Jangan bilang kau akan mencongkel matanya dan memotong tangannya?" tanya Birel.
"Kalau perlu tak akan kubiarkan lagi dia melihat!"
Birel bergidik ngeri, berdekatan dengan mafia ternyata seseram ini. Ia kembali mengamati Luna, Luna akhirnya mendapatkan pinjaman yang telah ia ajukan. Ia lalu pergi setelah mendapatkan pinjaman.
Sementara itu Raja berhasil mendekati Tuan Sisilio, dengan berpura-pura menolongnya membuat Tuan Sisilio merasa berhutang budi kepadanya.
"Sisilio Hernandez," ucap Sisilio memperkenalkan dirinya.
"Rodrigo Farenheit," jawab Raja membalas menjabat tangan Sisilio.
Sejak hari itu Sisilio sangat mempercayai Raja, bahkan saat Derek membutuhkan bantuannya ia abaikan.
Malam itu hujan turun sangat deras, tiba-tiba kendaraan yang sedang dikendarai oleh Derek bermasalah. Jalanan sangat sepi, ia mencoba menghubungi Sisilio tidak ada jawaban karena Tuan Sisilio sedang menikmati jamuan makan malam yang diadakan oleh Raja.
"Sialan! Saar aku membutuhkannya dia malah diam saja" ucap Derek lalu melemparkan ponselnya.
Tak lama kemudian seorang pria dengan topi hitam memakai jas panjang berjalan mendekati mobilnya. Pria itu menembakkan pistolnya mengenai mata Derek.
DORR!!!
"Aaarggh!" Derek menjerit kesakitan saat pleuru itu menembus kaca mobil mengenai retina matanya.
Darah segar mengalir dari mata yang tertembak, Derek marah ia ingin membalas siapa yang berani melakukan hal ini kepadanya. Derek keluar dari kendaraanya lalu menghampiri pria itu tanpa rasa takut.
"Siapa kau, Sialan?" gertak Derek sangat emosi.
Pria itu tersenyum menyeringai, ia lalu menghunuskan samurai yang ia bawa mengenai pergelangan tangan Derek. Derek kembali menjerit saat ia kehilangan tangannya juga.
"Sialan! Siapa kau sebenarnya?" Derek merasa penasaran siapa pria yang melakukan ini kepadanya.
Derek tidak tahu kalau pria ini adalah psikopat The Black. Mark Louis
.....
Omegot itu buaya karatan ngapa celem banget seeh🤣