Pernikahan Nilam dan Angga berjalan dengan lancar. Namun tidak dengan malam pertama mereka. Nilam berhalangan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri karena kedatangan tamu bulanan. Angga pun pamit dan meninggalkan Nilam di kamar hotel seorang diri.
Keluar dari kamar Nilam, Angga mengetuk pintu kamar lain di lantai yang sama. Seorang wanita dengan pakaian tidur yang tipis menyambut Angga.
"Kamu sengaja memberikan aku obat," ucap Angga.
Wanita itu tertawa. Angga tidak lagi bicara. Dia menarik tubuh wanita itu lalu menjatuhkannya ke atas tempat tidur. Hal yang seharusnya tidak terjadi pun terjadi. Angga berbagi peluh dengan wanita yang sengaja menggodanya.
Bagaimana kelanjutan rumah tangga Nilam dan Angga?
Siapa wanita yang sengaja menggoda Angga di malam pertamanya dengan Nilam?
Yuk simak ceritanya di, SELINGKUH DI MALAM PERTAMA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Orang Yang Sama
"Jangan bicara seperti itu Tara. Bagaimanapun Novia orang yang pernah dekat dengan kamu, hidup bersama kamu. Kamu boleh membenci apa yang dia lakukan, tapi tetap hormati dia sebagai manusia."
"Iya Ma, maaf."
Bintara tidak akan membantah ucapan adik ayahnya ini, wanita yang dia hormati setelah ibunya. Apa yang mama Ratih sampaikan benar adanya. Bintara mengakui dia terbawa emosi, karena namanya yang digunakan pelaku sebenarnya sebagai pelaku penabrakan terhadap Novia.
Seburuk apapun itu kelakuan Novia, Bintara tidak mungkin melakukan hal buruk seperti itu. Sampai melenyapkan mahluk yang tidak bernyawa. Sekarang menjadi pekerjaan tambahan untuk detektif yang dia bayar. Mereka harus menemukan bukti sebenarnya. Karena Bintara harus membersihkan namanya.
Ibu sambung Novia juga tidak percaya jika Bintara orang yang ingin mencelakai Novia. "Pa, pasti ada orang yang ingin nama Tara menjadi tidak baik, mengingat posisinya sekarang adalah pimpinan Anderson Group." Ucap ibu sambung Novia mengingatkan suaminya.
"Itu juga yang papa pikirkan. Tidak mungkin Tara tega melakukan hal seperti ini terhadap Novia, meskipun perbuatan putri kita kepadanya sangat buruk."
Pemikiran ayah Novia sama dengan istrinya. Dia tahu seperti apa mantan menantunya itu, Bintara pria baik yang sangat sayang pada keluarga. Tidak mungkin melakukan hal buruk terhadap orang lain, meskipun orang itu berbuat jahat padanya.
"Bantu selidiki Pa. Dan kita jangan terpengaruh dengan berita buruk tentang Tara. Mama yakin, ada orang yang tidak suka dengan kedudukannya saat ini." Ibu sambung Novia memberikan saran pada suaminya untuk membantu Bintara.
Novia dan Bintara boleh cerai, bukan berarti hubungan baik mereka juga berakhir. Tetap saling membantu dan saling melindungi seperti biasanya. Apa lagi selama menjadi menantu mereka, Bintara sudah sangat banyak membantu.
Dasar Novia saja yang tidak bisa bersyukur memiliki suami seperti Bintara. Dia justru selingkuh dengan Angga yang suka tidur dengan banyak wanita. Beginilah jika nafsu sudah mengalahkan logika. Apapun resikonya yang terpenting tersalurkan apa yang mereka inginkan, menyesal urusan belakangan.
"Mungkin adik tiri kakek Mahendra," ucap Novia menimpali obrolan kedua orang tuanya.
"Kenapa kamu berfikir adik tiri pak Mahendra yang ingin merusak nama baik Tara?" Ayah Novia yang bertanya.
"Mas Tara pernah cerita kalau adik tiri kakek Mahendra itu bermasalah dengan keluarga mereka. Aku tidak tahu masalahnya apa. Tapi sekarang aku mengerti, mungkin dia ingin mendapatkan harta Anderson. Atau bahkan ingin menguasai semuanya."
Penjelasan Novia cukup masuk akal. Ayah Novia akan memberitahu Bintara dan mengingatkan mantan menantunya itu untuk berhati-hati dalam bertindak.
Novia tersenyum senang karena ayahnya akan menyampaikan bahwa dirinya yang memberitahu masalah ini pada Bintara. Novia berharap Bintara masih mempertimbangkan kembali agar mereka bisa kembali bersama.
Sepertinya Novia masih belum bangun dari mimpinya. Lupa jika dia yang meninggalkan Bintara. Lagi pula penjelasan ayah Novia tidak terlalu berdampak. Karena Bintara sudah mengetahui siapa pelaku yang ingin menjatuhkan nama baiknya. Orang yang selama ini menjadi musuh dalam selimut kakek Mahendra.
Novia memang benar, orang yang membayar orang untuk menabrak Novia adalah adik tiri kakek Mahendra. Dia memanfaatkan konflik yang terjadi antar Novia dan Bintara saat ini. Dia juga sudah lama menunggu kakek Mahendra dan anggota keluarganya dikenal oleh banyak orang. Tapi bukan hanya Novia yang punya pikiran seperti itu. Seluruh keluarga Mahendra pun sudah menyadari hal ini.
"Apa yang akan Abang lakukan?" Nilam penasaran dengan keputusan Bintara untuk kasus penabrakan terhadap Novia yang mengatas namakan kakaknya itu.
"Tidak perlu melakukan apa-apa," jawab Bintara.
"Hanya diam saja?" Nurma kali ini yang bertanya.
"Ya. Cukup kita ikuti saja permainan mereka." Bintara menegaskan.
"Tapi kamu tidak bisa tinggal diam saja Tara." Darma ikut bicara untuk mengingatkan saudara iparnya itu.
Mengingatkan Bintara bahwa dugaan kematian orang tua Bintara pun adalah ulah adik tiri kakek Mahendra itu. Sayangnya, hingga saat ini mereka belum mendapatkan bukti atas tuduhan tersebut. Tapi berbeda untuk saat ini. Mereka bisa dengan mudah menemukan jejak orang-orang yang berbuat jahat. Darma akan membantu Bintara untuk menyelidiki masalah ini.
Saat ini keluarga Anderson sedang berkumpul di kediaman kakek Mahendra. Selain untuk makan malam bersama, juga untuk membahas masalah ini. Bintara sedang menjadi sorotan karena posisinya seorang Ceo. Ini kesempatan baik untuk menjatuhkan cucu laki-laki kakek Mahendra tersebut bagi musuh mereka.
Bintara sebenarnya sudah menunggu hal ini sejak lama. Dia tahu, begitu dia dikenal banyak orang sebagai pimpinan Anderson, musuh lama mereka pasti bergerak untuk menjatuhkan dirinya. Bintara sudah siap berperang. Dia juga sudah menyiapkan pengawal pribadi untuk mama Ratih, Nurma dan Nilam, untuk menghadapi perang kali ini.
Jika Bintara belum memiliki bukti tentang kematian orang tuanya karena ulah adik tiri kakek Mahendra, berbeda dengan paman Ilham. Adik ayah Nilam itu sudah memiliki bukti kuat tentang kematian istrinya. Terkejut, kecewa dan juga marah menjadi satu. Untuk saat ini dia serahkan semua pada pengacaranya, karena dia tidak sanggup menahan amarahnya bila melihat dan bertemu dengan pelakunya.
Untuk menenangkan diri, paman Ilham berlibur ke kampung halamannya. Di tempat ini dia membangun sebuah resort. Paman Ilham mempekerjakan keluarganya dan warga setempat. Dengan begitu dia membantu mensejahterakan keluarganya yang ada dikampung ini, dan juga warga setempat. Kebetulan sekali kampungnya ini memiliki alam yang sangat indah untuk dijadikan tempat wisata.
Saat paman Ilham sedang bersantai, dia dihampiri oleh seorang pemuda yang usianya sebaya dengan Nilam. "Pakde, beberapa waktu yang lalu bude Hesti menginap di sini," ucapnya memberitahu paman Ilham.
Pemuda itu salah satu putra dari adik sepupu paman Ilham. Dia dipekerjakan paman Ilham sebagai manager resort tersebut. Paman Ilham memalingkan wajahnya untuk melihat keponakannya itu.
"Dia tidak tahu kalau resort ini milik kita, kan?" Tanya paman Ilham.
"Sepertinya tidak. Bude tidak datang seorang diri. Dia bersama seorang pria tua dan wanita paruh baya yang sebaya dengan bude Hesti." Pemuda yang bernama Riko itu menjelaskan.
"Pria tua itu sepertinya paman bude Hesti." Riko melanjutkan penjelasannya.
"Tapi bukan itu yang menarik perhatian Saya, Pakde. Tapi ini," ucap Riko lagi sambil memberikan sebuah flashdisk.
"Apa ini?" Tanya paman Ilham.
"Rekaman pembicaraan bude Hesti dengan paman dan sepupunya. Mereka membicarakan Nilam, mas Tara dan juga kak Nurma." Jawab Riko menjelaskan.
Setelah mengucapkan terima kasih pada Riko, paman Ilham masuk ke dalam kamar pribadinya. Disebut kamar pribadi, karena kamar ini tidak paman Ilham sewakan. Kamar yang hanya bisa ditempat oleh dia dan keluarganya saja.
Paman Ilham terkejut melihat rekaman video yang Riko ambil. Mereka membicarakan strategi untuk menjatuhkan keluarga Mahendra. Paman Ilham baru mengetahui kakek Mahendra punya saudara tiri. Dan saudara tiri kakek Mahendra tersebut adalah paman dari bibi Hesti.
"Bintara, Paman mengirimkan bukti yang mungkin bisa membantu kamu mengetahui penyebab orang tua kamu meninggal."
Paman Ilham segera menghubungi Bintara dan mengirim file video tersebut pada Bintara. Kejahatan ini sudah terjadi puluhan tahun yang lalu, bukan berarti mereka tidak bisa menuntut keadilan. Pembicaraan bibi Hesti bersama paman dan saudara sepupunya, bisa dijadikan bukti keterlibatan adik tiri kakek Mahendra itu atas kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Bintara.
Paman Ilham merenung sejenak. Kepahitan rumah tangga Nilam justru mengungkap kejahatan dimasa lalu. Mungkin inilah hikma dari peristiwa tersebut. Bukan hanya mengungkapkan kematian istri pertama paman Ilham saja, tapi juga mengungkap kematian orang tua Bintara. Peristiwa yang berbeda dan waktu yang juga berbeda, namun dilakukan oleh orang yang sama.
Setelah menutup panggilan dari paman Ilham, Bintara segera memeriksa file yang dia terima dari paman Ilham. Sama seperti paman Ilham, Bintara juga terkejut mengetahui bibi Hesti ternyata keponakan dari adik tiri kakek Mahendra.
"Pantas saja dia ingin mencelakai Nilam," ujar Bintara.
Ujaran itu didengar oleh kakek Mahendra dan mama Ratih yang pagi ini berkunjung ke perusahaan. Saat Bintara bicara, mereka sedang berada di ambang pintu ruang kerja Bintara.
"Dia siapa yang kamu maksudkan Tara?" Mama Ratih yang bertanya, karena Bintara menyebut nama putri bungsunya.
"Bibi Hesti ternyata keponakan kakek Adi," jawab Bintara.
"Kamu yakin?" Mama Ratih kembali bertanya.
Tentu saja Bintara yakin, bukti sudah ada di depan mata. Dia pun mengangguk menjawab pertanyaan mama Ratih. "Dia juga terlibat dengan kematian istri pertama paman Ilham," ucap Bintara menambahkan.
"Jadi kalian sudah tahu." Nilam yang baru saja tiba yang bicara.
"Nilam, kamu tahu dari mana?" Tanya mama Ratih penasaran.
"Paman Ilham mengirim video ke Kamu juga?" Bintara ikut bertanya.
Nilam menggeleng menjawab pertanyaan kakaknya itu. Bukan paman Ilham yang memberitahunya. Tapi seseorang yang tidak mereka duga sama sekali.