Diva Afkar. Wanita cantik yang berumur 20 tahun. Harus menghadapi masalah yang begitu berat. Mulai dari pengihatan sang adik yang merebut kekasih nya.
Begitu juga Ibu tiri dan ayah kandung nya, yang menjual Diva kepada seorang pengusaha tua kaya-raya.
Akan tetapi keberuntungan memihak kepadanya. Ternyata pengusaha tua itu menikah kan Diva dengan putra tungal pengusaha tersebut.
Bagai mana kelanjutan nya? Simak terus episode-episode berikut ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #29
Tunggu tuan, mau kemana? " (Tanya klayen Brian yang sedang mengadakan meeting.)
"Maaf Pak, saya harus segera pulang." (Ucap Brian khawatir.)
"Sudah berapa kali bapak menunda meeting ini, apa bapak berniat mempermainkan kami?" (Ucap klayen Brian tidak senang.)
Sejak menikah dengan Tara pekerjaan Brian menjadi keteteran, karena setiap ada masalah Tara selalu menghubungi nya bahkan masalah kecil.
Beberapa puluh menit kemudian Brian tiba di rumah dan segera menemui Tara.
"Ada apa? Mengapa kau terlihat cemas sekali? " (Tanya Brian memegang kedua pundak Tara.)
"Diva, Diva sudah menjadi gila dan kejam, dia sudah merubah sertifikat rumah ini atas nama nya, dan dia mengusir kita. " (Ucap Tara memegang lengan Brian.)
"Apa? Bagaimana bisa? " (Ucap Brian tidak percaya.)
"Tentu saja bisa, karena dia sekarang begitu licik. Sudah sekarang mari pikirkan kita mau tinggal di mana? " (Tanya Tara panik.)
"Sudah lah, tenang saja, kita akan pundak ke rumah ku. " (Ucap Brian menenangkan Tara.)
"Benar kah? Apa di rumah mu ada fasilitas lengkap? " (Tanya Tara antusias.)
"Tentu saja sayang. " (Ucap Brian memeluk Tara.)
"Lalu, bagaimana dengan ayah dan ibu ku? " (Tanya Tara menatap Brian.)
"Mereka juga akan ikut. " (Ucap Brian tersenyum.)
"Tunggu, apa itu tidak membuat mu repot? Apa kata mama mu nanti? " (Ucap Tara khawatir.)
Brian terlihat berfikir keras, karena dia tidak pernah menceritakan bahwa "Gita" Mama Brian tidak pernah suka kepada Tara, mama Brian hanya menginginkan Diva untuk menjadi menantu nya karena itu lah Gita Brian tidak hadir di pernikahan Brian.
Dan ketika Tara menanyakan mama Brian, Brian beralasan mama nya keluar negeri untuk bisnis.
Brian sudah tidak mempunyai papa lagi, karena sangat papa telah meninggal dia tahun lalu.
"Kenapa kau diam? " (Ucap Tara heran.)
"Ah, tidak, begini saja bagaimana jika aku mencarikan kontrakan untuk ayah dan ibu? " (Ucap Brian memberi usulan.)
"Lalu aku? " (Ucap Tara menunjuk diri nya.)
"Kau tetap ikut dengan ku karena kau adalah istri ku. " (Ucap Brian mencubit hidung Tara.)
"Kyaaa Terima kasih, aku mencintaimu. " (Ucap Tara memeluk Brian.)
"Sama-sama." (Membalas pelukan Tara.)
"Huh, beruntung sekali aku merebut Brian dari Diva. " (Batin Tara.)
"Baik lah sekarang mari kita bicara kan ini kepada ayah dan ibu mu. " (Ucap Brian memegang tangan Tara.)
"Baik lah. " (Ucap Tara tersenyum.)
Mereka pun keluar menuju ruang tengah.
"Ibu, ayah bersiap lah, kita akan pergi dari rumah ini. " (Ucap Tara tersenyum bahagia.)
"Apa? kita akan tinggal di mana? " (Tanya Maya bingung.)
"Ibu, aku akan ikut tinggal di rumah Brian, sementara ibu dan ayah akan tingal di kontrakan untuk sementara. Bagaimana apa ibu dan ayah setuju? " (Ucap Tara sedikit khawatir.)
"Apa? Kontrakan? Yang benar saja, ibu tidak mau. " (Ucap Maya gengsi.)
"Maya, sudah lah, dari pada kita luntang-lantung. " (Ucap Adnan dengan tatapan kosong.)
"Arghh, ini semua gara-gara Diva! Sialan aku akan membalas nya. " (Batin Maya.)
Tok ... tok ... tok.
Suara ketukan di luar pintu yang terdengar begitu keras.
"Ibu, seperti nya itu anak buah Diva lagi, ayo cepat lah beres kan barang-barang ibu. " (Ucap Tara khawatir.)
"Maya, ayah, ibu, segera bereskan barang-barang kalian, aku dan Tara akan membuka pintu. " (Ucap Brian berlalu menuju pintu.)
Terlihat Diva dan tiga bodyguard nya yang berdiri tegak di depan pintu.
Hari ini Diva sengaja pulang cepat dari kantor nya karena ingin kembali ke rumah nya.
"Bagaimana? Apa kalian sudah selesai?" (Ucap Diva menyilang kedua tangan nya di bawah dada.)
"Kau! Kau benar-benar keterlaluan, apa kau tidak puas sudah merebut segalanya dari kami? " (Ujar Tara mulai emosi.)
"Aku pikir aku belum puas. " (Ucap Diva menjentikkan kuku nya.)
"Diva, kau benar-benar keterlaluan, karena kau calon anak kami meninggal, dan sekarang apa lagi yang kau lakukan? Tara benar kau tidak ada puas-puas nya. " (Ucap Brian menahan emosi.)
"Huh, sudah berapa kali aku bilang, jika aku tidak melakukan apa pun, dan kau seharusnya bertanya apakah dia benar-benar hamil? " (Ucap Diva menatap tajam ke arah Tara.)
"Apa maksud mu? Sudah berapa kali kau menuduh ku seperti itu? Apa kau pikir aku ini hamil bohongan? " (Uhar Tara terpancing emosi.)
"Aku tidak bilang begitu. " (ujar Diva tersenyum smirk.)
"Cukup! Diva aku rasa aku sangat beruntung telah memilih Tara, dan bukan wanita jahat seperti mu. " (Ucap Brian kesal.)
"Aku juga merasa begitu, bahkan aku mendapatkan suami yang lebih baik dari mu. " (Ucap Tara tertawa renyah.)
"Kau! " (Ucap Brian ingin menampar Tara.)
"Apa? Kau ingin menampar ku? Ingat aku bisa saja membuat perusahaan mu bangkrut dalam 24 jam. " (Ucap Tara menatap tajam Brian.)
Brian terdiam mendengar kata bangkrut dari Diva. Ia tidak berani berkata apapun lagi, karena ia tidak akan mungkin bisa melawan Aziel. Karena jelas saja Diva akan meminta bantuan Aziel.
Tak lama kemudian Adnan dan Maya pun keluar dengan membawa koper mereka.
"Hahaha, lucu sekali, ibu ku pasti sangat senang melihat kalian seperti ini! " (Ucap Diva menekan kata ibu.)
"Diva, apa ku tidak bisa mempertimbangkan lagi keputusan mu? Apa kau sama sekali tidak kasihan kepada ayah? " (Ucap Adnan berpura-pura tidak berdaya.)
"Kasihan? Aku saja tidak pernah di kasihani oleh kalian, bahkan kalian bersekongkol untuk menjual ku. " (Ucap Diva emosi.)
"Diva, ayah minta maaf, tolong berikan ayah satu kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan ayah. " (Ucap Adnan memohon.)
"Sudah cukup! Sekarang juga angkat kaki dari rumah ku! " (Ucap Diva lantang.)
"Sudah lah mas, ayo! " (Ucap Maya menarik tangan Adnan.)
Mereka pun pergi meningal kan rumah Diva, sementara Diva memutuskan untuk kembali mansion suaminya.
"Ayo bu! "(Ucap Brian membuka pintu mobil.)
" Tempat apa ini? Mengapa sempit sekali? "(Ucap Maya tidak puas.)
" Maaf kan saya bu ayah, saya hanya menemukan kontrakan ini, ini hanya sementara sampai saya menemukan kontrakan yang lebih bagus. "(Ucap Brian menurunkan koper Maya.)
" Iya Brian, tidak masalah. "(Ucap Adnan.)
" Kalau begitu masuk lah, kami pulang dulu. "(Ucap Brian dan Diva melajukan mobil menuju rumah Brian.)
" Aduhh, rumah nya sumpek banget sih, mana pengap, gak ada ac, gimana aku bisa tidur."(Oceh Maya menarik koper nya masuk ke dalam rumah.)
"Sudah lah, dari pada kita tidur di pinggir jalan. " (Tegas Adnan menerima kenyataan.)
Di sisi lain
Diva baru saja tiba di mansion buana.
"Dari mana saja kau? " (Ucap Aziel berdiri di depan pintu kamar.)
"Dari rumah, memang nya kenapa? " (Ucap Diva masuk ke kamar.)
Bersambung ....
hy sayang kenapa kembali dg aziel yg ufah sangat22 nenyakiti hati
kenapa dak dg fimas yg jelas2 mencintai udah lamaaa sekali