NovelToon NovelToon
Gadis Buta Milik Sang Emir

Gadis Buta Milik Sang Emir

Status: tamat
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers / Tamat
Popularitas:117k
Nilai: 5
Nama Author: Hana Reeves

Spinoff The Lost Emir

Nandara Blair, pembalap MotoGP dari tim Ducati, tanpa sengaja menabrak seorang gadis saat menghindari seekor kuda yang lari. Akibatnya, Wening Harmanto, putri duta besar Indonesia untuk Saudi Arabia yang sedang berlibur di Dubai, mengalami kebutaan. Nandara yang merasa bersalah, bersedia bertanggung jawab bahkan ikhlas menjadi mata bagi Wening. Bagaimana kisah antara Emir Blair dan seorang seniman tembikar yang harus kehilangan penglihatannya?

Generasi Ketujuh Klan Pratomo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu

"Kita kembali ke museum, princess?" tanya Habibah sambil mengikuti Wening. Mereka tidak sendiri karena Nandara juga memberikan pengawal wanita untuk istrinya.

"Iya Habibah. Aku masih belum puas kemarin. Padahal museumnya lumayan luas." Wening menghampiri seorang petugas museum untuk meminta seorang penerjemah yang bisa bahasa Inggris. Karena tidak ada Nandara, Wening tidak ada yang menerjemahkan.

"Selamat pagi Wening-san. Saya Makoto, yang akan menjadi penerjemah anda," sapa wanita manis khas Jepang dengan bahasa Inggris fasih sambil membungkuk hormat.

"Ohayo, Makoto-san. Maaf, bahasa Jepang saya berantakan. Jadi saya harus meminta penerjemah," jawab Wening sambil membungkuk juga.

Makoto merasa kikuk karena wanita cantik di depannya adalah seorang princess dan istri Nandara Blair, pembalap MotoGP favoritnya.

"Sumimasen. Saya sedikit gugup karena Princess adalah tuan putri dan istri Nandara Blair. Dia pembalap favorit saya," bisik Makoto.

"Oh, nanti aku minta tanda tangan suamiku untuk kamu," senyum Wening yang pagi ini memakai kemeja putih dan dress terusan serta rambutnya dia model Cepol.

"Hontou? Domo arigato!" Makoto membungkuk senang.

"Oke. Sekarang, soal keramik disini. Bisakah kamu ceritakan?" tanya Wening antusias.

"Mochiron ( tentu saja )."

Makoto lalu menerjemahkan tulisan yang menerangkan jenis-jenis keramik disana termasuk nama pengrajinnya. Habibah dan dua pengawalnya yang belum pernah ke museum seperti ini, merasa kagum dengan karya-karya disana. Bahkan usianya ada yang lebih dari seabad tapi masih tetap awet dan cantik.

"Habibah, kalau kita tidak ikut dengan Princess Wening, kita tidak tahu sejarahnya ya," ucap Zaynab yang suka dengan sejarah dan museum.

"Kalau bersama Princess Wening sepertinya akan dari museum ke museum deh," timpal Rufaida.

"Tapi seru lho. Kita bisa lihat-lihat barang yang berbeda dari Dubai," ucap Habibah.

Kelima wanita itu tampak asyik melihat-lihat keramik tanpa tahu ada pasangan yang mengawasi mereka.

"Ada pengawalnya!" bisik si wanita.

"Tidak apa-apa. Wening pasti tidak tega!"

***

Motegi Circuit

"Lho? Wening kemana?" tanya Tommy Ducati.

"Ke museum. Kemarin terlalu sebentar baginya jadi aku ijinkan dia pergi ke museum bersama pengawalnya," jawab Nandara yang siap-siap untuk latihan karena besok adalah jadwal pole position.

"Museum mana?"

"Mashiko Museum of Ceramic Art / Ceramic Art Messe Mashiko," jawab Nandara.

"Ah, tidak heran kalau Wening kesana. Dia mau pameran jadi butuh insipirasi kan?" ucap Tommy Ducati.

"Iya."

"Kamu jadi bulan madu disini, Nanda?"

"Jadi Tom. Aku bahkan sudah meminta salah satu sensei untuk memberikan kursus singkat untuk Wening. Kakak sepupuku sedang memintanya."

Tommy Ducati melongo. "Kakak kamu yang Yakuza itu? Dijamin mau lah!"

"Belum tentu juga. Karena sensei nya orang nya sulit."

***

Tempat Kerajinan Taku Okane Tokyo

"Adik ipar kamu?" tanya Taku Okane ke Yukihiro Bianchi yang datang ke tempatnya.

"Haik. Kamu tahu Nandara Blair kan? Nah, istrinya adalah seorang pengrajin tembikar. Dia hendak pameran tiga bulan lagi di Mekkah. Mereka mau sebulan di Jepang untuk berbulan madu sekaligus kursus tembikar. Maukah kamu memberikan kursus?" Yukihiro menoleh ke pria itu.

"Beritahu siapa nama istrinya, siapa tahu aku pernah dengar." Taku Okane mengambil ponselnya.

"Wening Harmanto. Itu dulu. Sekarang Wening Blair."

Taku Okane mencari tahu soal Wening dan melihat hasil karyanya yang dipamerkan di London dan Belanda.

"Bagus. Tangannya sangat delicate. Karyanya masih mencari jati diri sebenarnya ini ...." Taku Okane menzoom salah satu karya Wening. "Ada kesedihan disini ... Apakah adikmu sedang ada masalah?"

"Itu sebelum bertemu dengan Nanda dan yah, ada masalah keluarga. Tunggu ... Bagaimana kamu tahu?" Yukihiro melihat hasil karya Wening.

"Sebagai artis yang berpengalaman selama dua puluh tahun di dunia keramik ...."

"Aku sangat tahu emosi masing-masing pengerajin. Hapal tahu!" potong Yukihiro sebal.

Taku Okane terbahak. "Yuki, kamu memang sahabat aku terbaik."

"Kalau tidak ingat aku punya hutang mecahin hasil keramik ayah kamu, malas aku berteman dengan kamu!" balas Yukihiro membuat Taku semakin tertawa terbahak-bahak karena mereka sudah bersahabat dari SD kelas lima. Ayah Taku Okane adalah seorang ahli keramik Jepang yang sangat terkenal dan disegani.

"Sampai ayahmu datang menghadap ayahku untuk mengganti kerugian tapi malah jadi bersahabat," senyum Taku Okane. "Ini, aku kasih lihat. Ada garis yang ragu tapi mantap lagi dan repeat. Dia sedang menata hatinya akibat kekecewaan yang disimpan. Orang awam tidak bisa melihat tapi kami, yang sudah bertemu dengan banyak pengrajin, bisa tahu. Bahkan aku sendiri, jika sedang sedih, pasti hasilnya amburadul."

Yukihiro melihat lagi garis yang dimaksud Taku Okane dan dia mengakui kejelian sahabatnya.

"Lalu? Apa kamu mau mengajari Wening?" tanya Yukihiro.

"Tentu saja. Adikmu berbakat ... Sangat berbakat. Hanya saja dia masih belum bisa memastikan mengambil gaya model apa."

Yukihiro tersenyum. "Domo arigato."

***

Mashiko Museum of Ceramic Art / Ceramic Art Messe Mashiko

Wening tampak puas dengan penjelasan Makoto hingga dirinya mendapatkan banyak inspirasi untuk sisa waktu sebelum pameran tiga bulan lagi.

"Semoga princess senang dengan penjelasan saya," ucap Makoto.

"Sangat senang Makoto. Nanti kalau suamiku sudah selesai balapan, akan aku ajak kemari. Biar kamu bisa foto bersama dan mendapatkan tanda tangannya langsung," senyum Wening.

"Domo Arigato." Makoto membungkuk hormat.

"Nona Makoto setiap hari di museum?" tanya Habibah.

"Setiap hari dari jam sembilan pagi sampai empat sore."

"Cukup lah. Nanti aku minta Nanda mampir sini usai balapan." Wening mengangguk ke Makoto. "Terima kasih Makoto. Tunggu kami besok Minggu ya?"

"Haik!"

Wening bersalaman dengan Makoto dan pemimpin museum yang tahu bahwa wanita cantik itu adalah seorang istri Emir sekaligus pembalap MotoGP terkenal. Wening berjanji akan datang bersama dengan Nandara usai balapan.

Keempat wanita itu pun berpamitan dan berjalan menuju pintu keluar museum. Ketika mereka hendak sampai lobby, ada sepasang pria dan wanita berdiri disana. Wening tertegun melihat wanita itu mirip dengan ayahnya.

"Hai Wening. Akhirnya kita bertemu ya. Aku kakak kamu Mischa dan ini suamiku Gibran," senyum Mischa.

Dua pengawal Wening langsung berdiri di depan nyonyanya.

"Kamu ... Siapa?" tanya Wening sambil menahan emosinya karena akhirnya dia melihat wajah kakak perempuannya.

"Wening ... Tega ih kamu sama kakak kamu sendiri !" protes Mischa sok imut.

"Maaf tapi saya tidak punya kakak. Ayo Habibah, Zaynab dan Rufaida." Wening pun berjalan menuju mobil dengan pengawalan dua pengawalnya dan Habibah.

"Wening! Tega kamu! Aku itu kakak kamu! kakak kandung kamu!" Mischa melihat orang-orang menatap mereka dan langsung membuat drama. "Kalian lihat kan? Istri Nandara Blair, tidak mengakui kakaknya sendiri !"

Wening hanya menoleh ke arah Mischa dan setelahnya masuk ke dalam mobil yang mengantarkan kembali ke Motegi. Mischa masih berteriak-teriak ke mobil Wening hingga ditahan petugas keamanan.

"Harusnya aku pancing ya Habibah? Maunya apa," gumam Wening ke Habibah.

"Kalau princess kepancing, mereka akan diatas angin." Habibah menatap Wening. "Tapi ... Jika gitu, kita akan tahu ya. Benar kata princess."

Wening menggigit bibir bawahnya. "Biar aku rundingan dengan Nandara. Enaknya bagaimana."

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

1
Sulis Tyawati
jgn2 Wening hamil
Sulis Tyawati
lha belum tau duo kodok siapa Nandara
Sulis Tyawati
blm tau saja mereka berdua,, kalian lho g d anggap😁😆
Ninik Rochaini
lhoo...kok wes end sih
Sulis Tyawati
othor Hana, aq suka karya2 mu
semangat selalu buat karya baru dan bgs ya thor
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻. insyaallah tetap Membagongkan karya2 aku
total 1 replies
Ninik Rochaini
aamiin3...dadi pengen mewek aq...byk yg syng kamu Wening, bersyukur msk di klrg Pratomo Blair
Ninik Rochaini
orgtua macam apa gt...jahat banget sm anak sendiri...
Ninik Rochaini
bener2 deh klan Pratomo/Facepalm/
Ninik Rochaini
jodoh ny Nandara ya mbk
yuli fir
hemmm.... bakalan ada cerita Double Z nih...
D_wiwied
yakin ga ditambah bonchap mbak Han,, ga rela kalo langsung end 😢
D_wiwied
tenan toooo 😂😂
D_wiwied
nahlooo anak-anak sudah pengen ketemu sm bapak ibunya tuh, nunggu bapaknya selesai balapan dan jd juara dulu langsung kerasa deh 😁😂😂😂
D_wiwied
angel mas Nanda,, perempuan anggun kalem di klan Pratomo cuma ada di harapan saja, langka soale 😅😁😁
Apri Wiardani
lha ... udah selesai aja
istri darmayanty
kok abis. plg sedikit bab nya ini
INDRA
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Sayem Sayem
SMG ada bonchap y...
Sukarti Wijaya
sangat bagus.
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Jenong Nong
kok tamat ya... 🤣🤣❤❤🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!