NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 4

"Pokoknya aku tidak terima dicium olehmu!" Clara mengamuk begitu mereka hanya berdua.

Tepat setelah pernikahan berakhir, Julian segera mengevakuasi Clara menuju ruang tunggu pengantin karena ia harus menetapkan strategi sebelum menghadapi keluarganya yang terkejut melihat perubahan pada pengantin wanita.

"Tenanglah. Kita harus atur strategi." Julian menyuruh Clara diam tanpa memperhatikannya.

"Apa!? Kamu menyuruhku diam setelah mencium bibirku!? Kamu mau mati, ya!?" Dengan galak, Clara mengancam.

Julian menarik nafasnya lelah lalu menatap Clara. "Bisakah bahasan itu kita simpan? Ada hal genting yang perlu kita bicarakan."

Clara mendengus makin kesal. "Apa? Apa yang lebih penting daripada ciumanku? Dengar, ya! Ini cuma pura-pura, jadi tolong jangan sembarangan padaku!"

Julian tampak panik dan menutup mulut Clara. "Shhh! Kamu bisa membuat seseorang mendengarnya!"

"Parsetan!"

Julian menarik nafasnya lelah. "Baiklah, baiklah! Aku minta maaf soal itu. Tapi, dengarkan aku, kita akan menghadapi keluargaku dan mereka akan bertanya tentang kamu dan apa yang terjadi pada kita. Kita harus berakting!"

Clara merasa ingin menjambak rambut Julian karena kesal namun kembali ia diingatkan perkara hutang pinjaman onlinenya yang akan lunas sebentar lagi tanpa banyak bicara.

"Apa kamu punya ide?" Julian bertanya lagi, mengharapkan jalan keluar.

Clara menggeleng tak tahu.

"Sial. Aku juga tidak tahu." Julian tampak panik dan kesal karena pikiranya mati.

"Apa yang terjadi pada tunanganmu memangnya?"

Julian menatap Clara sambil menimbang-nimbang. "Pokoknya dia pergi beberapa jam sebelum acara ini dimulai." Julian tak banyak menjawab. "Katakan saja pada ibuku, kita berdua terlibat cinta yang rumit atau bilang saja kamu hamil." Julian menyarankan.

"Apa? Kamu gila, ya? Aku tidak mungkin bilang begitu! Aku kan baik-baik saja! Bagaimana coba kalau mereka tahu aku tidak hamil?" Clara menolak.

"Kalau begitu, katakan saja kamu kekasihku yang ingin aku nikahi. Toh, meskipun aku dan Irene berkencan lama, dia tetap dijodohkan oleh orang tuanya denganku untuk bisnis." Julian mengucapkannya seolah ia merasakan sesuatu yang pahit di lidahnya.

Clara entah bagaimana merasa tersentuh dengan ucapan itu. Bagian pahitnya membuat Clara Dejavu dengan kejadian pagi tadi. Dunia memang sudah gila dan kacau. Tidak heran Clara sedikit merasakan gangguan mental hari ini.

Pintu berderit terbuka dengan paksa. Bunyi langkah yang ramai dan buru-buru tampak sesak di bagian pintu, berebut masuk mendapati kedua pasang suami istri yang baru itu. Julian dengan sikap pria sejati berdiri membelakangi Clara yang terkejut.

Wajah wanita paruh baya dengan balutan pakaian khas Korea muncul dengan terburu-buru. Ekspresinya tegang dan kaku namun wajah sundanya terlihat jelas.

"Adek! Kenapa penggantinya berubah?" Terdengar sangsi, mata Yanny segera menganalisa istri putra bungsunya.

Julian menahan ibunya agar tak mendekati Clara. "Aku minta maaf ibu. Aku tidak bisa menikahi Irene."

"Apakah terjadi sesuatu?" Kembali, Yanny menatap putranya khawatir.

Julian menggeleng meyakinkan bahwa segalanya baik-baik saja. "Tidak ada. Aku hanya ingin Clara yang menjadi istriku. Maafkan aku. Aku hanya ingin menikahi orang yang aku cintai seperti kalian."

"Astaga sayang ...." Yanny menutup mulutnya tak percaya. Kelembutan dalam suara Julian membuat hatinya tersentuh. Siapakah ibu di dunia ini yang tidak bahagia melihat putranya bahagia? Apalagi, ia menjadikan kehidupan pernikahannya sebuah contoh yang indah.

Keluarga inti Julian yang ikut masuk kemudian berkumpul melihat kejadian di dalam dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa ini?" Kakek Julian muncul, memegang tongkat dan dituntun oleh Ayah Julian.

Clara bisa merasakan jantungnya berdebar karena aura intimidasi milik kakeknya Julian. Dalam koloni manusia serigala, tentu kakek Julian adalah sang alpha, pemimpin koloni.

"Kakek ...." Julian terdengar panik namun berhasil mengumpulkan kembali dirinya. "Aku minta maaf karena telah membuat kegaduhan."

"Kamu memang harus minta maaf."

Jonghwa Kim, pemimpin tertinggi Hydro Group, Kakek Julian yang adalah keturunan Korea asli yang berhasil membangun kerajaan bisnisnya di Indonesia setelah menjadi WNI dan memilih beranak cucu disini. Ia tampak seperti kakek-kakek seram di drama Korea yang selalu di tonton Clara. Wajahnya yang serius menatap Clara sangsi.

Merasa atmosfer menegang, Clara memilih bersembunyi di belakang Julian. Menyadari itu, Julian berusaha menutupi dan melindungi Clara.

"Jelaskan padaku dan biarkan aku memutuskan reaksiku." Sang kakek lanjut bicara dengan nada serius.

"Aku ...." Julian tampak bingung. Jantung Clara sudah hampir melorot karena ia takut. Jika ketahuan, entah bagaimana nasib Clara. Apakah ia telah mengambil keputusan yang salah dan membawa dirinya ke neraka dengan suka rela? Yang pasti, ia akan memaki Julian jika itu terjadi.

"Aku sadar hatiku tidak bisa dipaksakan. Ketimbang menikahi Irene, aku lebih memilih cinta sejatiku." Dengan gagah berani bak pangeran tampan, Julian menatap Clara yang bersembunyi dibelakangnya.

Clara melotot sambil tersenyum kaget. Ia mau pingsan gara-gara ucapan Julian yang membuat atensi keluarga laki-laki itu berbalik menghadapnya. Merasakan atensi tersebut, Clara diundang untuk muncul dihadapan keluarga dengan berani. Julian menarik Clara keluar dari balik punggungnya dan menggenggam erat tangan gadis itu.

"Hanya itu saja?" Kakek Julian menatapnya tak percaya. Apakah Julian mengira ini saja cukup?

"Aku minta maaf karena sudah mengecewakan kakek." Julian tampak menyesal. "Selebihnya, ijinkan aku menunjukkan performaku dengan baik. Aku janji akan membuat perusahaanku lebih maju, bahkan tanpa bantuan sokongan dana dari orang lain." Julian mantap menatap kakeknya.

Clara merasa jantungnya jatuh ke bawah. Seserius itukah pernikahan Julian sehingga ia harus membuktikan dirinya sendiri?

Clara kemudian memandang keluarga Julian yang lain. Semuanya tampak misterius melihatnya sehingga ia menunduk, menolak tatap mata. Sangat mengerikan menjadi tikus diantara kucing.

Julian kemudian mengusap perut Clara. Gadis itu terkejut dan menatap Julian dengan penuh kemarahan namun yang ditatap tampak tak peduli. Seketika, seisi ruangan menarik nafas terkejut mereka namun tak ada satupun yang bicara. Clara kemudian mencubit lengan Julian sambil berbisik padanya.

"Apa yang kamu lakukan?" bisik Clara kesal di telinga Julian.

Alih-alih membalas bisikkan itu, Julian malah mencium pipi Clara mesra dan membuat gadis itu memerah wajahnya karena malu. Ia mencubit Julian kuat-kuat, membuat laki-laki itu mengaduh dan terkejut namun tampak tenang.

Kakek Julian tak bicara. Ia hanya menatap Julian dengan sedikit raut kecewa namun ada sedikit raut bangga padanya.

"Baiklah kalau begitu," ucap kakeknya, membuat seisi ruangan kembali terkejut. "Asal performa perusahaan kamu bagus, aku akan mengijinkannya. Untuk sementara, aku akan menahan wartawan dan para tamu tentang rumor aneh dan meminta maaf pada keluarga Irene. Namun ingat, perjanjian kerja kita seharga dua ratus milliyar. Kamu harus membuat lebih dari itu." lanjut kakek kembali menatap wajah Clara, seolah berusaha mengingatnya dengan baik.

Clara tak bersuara sama sekali. Ia takut salah bicara menghancurkannya sehingga ia memilih untuk lebih baik diam saja.

"Dan kamu ...." Belum selesai, Kakek Julian menatap Clara dalam dan tajam.

Clara mengangkat wajahnya dan menatap seisi ruangan yang kini ikut menatapnya seolah menghakimi. Perkataan sang kakek yang menggantung itu tentu saja menggetarkan hatinya. Mendadak jantung Clara berdebar kencang macam ada bom atom didalamnya, menunggu dalam ketegangan tentang apa yang mungkin diucapkan oleh kakek Julian.

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!