NovelToon NovelToon
Netherworld Spirit Realm

Netherworld Spirit Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Roh Supernatural
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia di mana Spirit Master harus membunuh Spirit Beast untuk mendapatkan Spirit Ring, Yin Lian lahir dengan kekuatan yang berbeda: Kontrak Dewa. Ia tidak perlu membunuh, melainkan menjalin ikatan dengan Spirit Beast, memungkinkan mereka berkembang bersamanya. Namun, sistem ini dianggap tabu, dan banyak pihak yang ingin melenyapkannya sebelum ia menjadi ancaman.

Saat bergabung dengan Infernal Fiends Academy, akademi kecil yang selalu diremehkan, Yin Lian bertemu rekan-rekan yang sama keras kepala dan berbakatnya. Bersama mereka, ia menantang batas dunia Spirit Master, menghadapi persaingan sengit, konspirasi dari akademi besar, serta ancaman dari kekuatan yang mengendalikan dunia di balik bayangan.

Di tengah semua itu, sebuah rahasia besar terungkap - Netherworld Spirit Realm, dimensi tersembunyi yang menyimpan kekuatan tak terbayangkan. Kunci menuju puncak bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga keberanian untuk menghadapi kegelapan yang mengintai.

⚠️pict : pinterest ⚠️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

Langkah Dai Yushen terdengar mantap saat ia melewati ketiga gadis muda itu tanpa banyak bicara. Tangannya hanya memberi isyarat singkat ke belakang.

“Kalian bertiga, ikut aku.”

Yin Lian, Ling Shu, dan Yue Xian saling bertukar pandang sesaat sebelum mengikuti pemuda itu. Ketiganya melangkah menyusuri gerbang besar Infernal Akademi, dan seketika atmosfer di dalam terasa sangat berbeda dari dunia luar.

Begitu mereka memasuki area dalam akademi, kota yang ramai, penuh kehidupan, langsung terasa seperti ilusi jauh. Suasana di dalam lebih menyerupai wilayah terlarang. Dinding batu tinggi membatasi pandangan, jalan-jalan kecil berkelok seperti labirin, dan udara dipenuhi aroma tanah lembap, seperti hutan setelah hujan, hanya saja lebih dingin dan menekan.

Mereka melewati lorong panjang dengan cahaya remang dari kristal merah tua yang menggantung di langit-langit, menyinari ukiran-ukiran misterius yang terukir di sepanjang dinding. Aura kekuatan tersembunyi terasa menekan dada siapa pun yang memasuki tempat ini—seolah Infernal Akademi memiliki "jiwa" yang hanya menerima yang terpilih.

Lorong itu akhirnya terbuka ke dalam aula utama, sebuah ruangan besar berbentuk setengah lingkaran dengan pilar-pilar tinggi menopang langit-langit batu hitam berukir. Di tengah ruangan terdapat lingkaran simbolik dari batu putih yang berpendar samar. Simbol-simbol kuno memenuhi lantai, sebagian menyala dalam irama pelan seperti bernapas.

Di tengah aula, berdiri dua pria.

Salah satunya adalah seorang anak muda, mengenakan pakaian hitam abu-abu sederhana dengan sabuk merah di pinggang. Rambutnya sedikit berantakan dan matanya menyimpan semangat, berbeda dari penampilannya yang sederhana. Dia tersenyum begitu melihat mereka.

“Akhirnya ada murid baru lagi. Aku Gu Tian. Salam kenal.” Suaranya ringan, bersahabat. “Kalian sudah cukup keren bisa sampai di sini.”

Sementara di sampingnya, berdiri seorang pria tua berambut putih panjang, mengenakan jubah panjang berwarna hitam dan emas. Kedua tangannya berada di belakang punggung. Aura dari tubuhnya begitu kuat, hingga hanya berada dalam jangkauan sepuluh meter darinya membuat lutut seseorang bisa bergetar tanpa sadar.

Level 76 – Spirit Sage.

Yin Lian langsung bisa merasakannya. Aura itu sangat berbeda dari guru-guru yang pernah ia temui di Akademi Tianlong dulu.

“Seorang Spirit Sage… di akademi? Akademi Tianlong bahkan hanya memiliki guru level 50… Tapi di sini?” pikirnya terkejut. “Tak heran tempat ini hanya menerima monster.”

Seketika ia paham. Infernal Akademi bukan sekadar tempat pelatihan. Tempat ini adalah rumah bagi para monster sejati.

Dai Yushen berdiri di antara mereka dan memperkenalkan.

Dai Yushen menghentikan langkah dan mulai memperkenalkan mereka.

“Ini Gu Tian, salah satu murid unggulan kami. Level power-nya 29 di usia 13 tahun. Dia akan jadi penanggung jawab kelompok pelatihan kalian.”

Gu Tian tertawa pelan.

“Jangan anggap aku ketat, ya. Aku cuma bantu jaga biar kalian nggak mati dalam latihan nanti.”

Yin Lian dan Ling Shu menoleh padanya dengan ekspresi sedikit lega. Sementara Yue Xian tetap dingin, tapi tak memalingkan pandangan.

Lalu Dai Yushen melangkah sedikit mundur, memberi jalan pada pria tua di belakangnya.

“Dan ini adalah guru utama kalian. Pemandu, pelatih, dan… penentu apakah kalian layak bertahan di sini.”

Sang guru maju selangkah, dan tekanan spiritual di aula terasa menebal.

“Nama saya adalah Zhou Wuchen,” katanya pelan namun menggema di seluruh aula. “Aku tidak tertarik pada anak-anak manja atau pahlawan palsu. Jika kalian tidak bisa bertahan dalam seminggu ke depan, kalian akan dikeluarkan tanpa ampun.”

Suasana menjadi senyap. Tatapan Zhou Wuchen perlahan menyapu wajah ketiganya, berhenti sejenak di Yin Lian, lalu bergeser ke Ling Shu dan Yue Xian.

Dai Yushen melangkah maju, ekspresinya dingin.

“Jangan berpikir kalian bisa santai hanya karena diterima. Di sini, satu kesalahan bisa membuatmu terluka parah… atau hilang selamanya. Tidak ada tempat bagi kelemahan.”

Yue Xian menyipitkan matanya, tidak terintimidasi. Ling Shu hanya tersenyum tenang, namun aura tipis di sekitarnya mulai bergetar. Sementara Yin Lian… tetap diam, tapi sorot matanya justru semakin tajam.

Dai Yushen tersenyum kecil, lalu menunjuk ke arah sisi aula.

“Kamar kalian sudah disiapkan di sayap utara. Besok pagi sebelum fajar, kalian akan mengikuti Tes Seleksi Awal. Siapa pun yang tidak lolos… akan dipulangkan. Secara paksa.”

Zhou Wuchen menambahkan, “Tes pertama akan menilai fisik, ketahanan spiritual, dan mental. Tidak ada pengecualian.”

Gu Tian dengan suara yang lebih hangat, “Tenang, selama kalian bisa berdiri setelah latihan, kalian masih punya harapan.”

Yin Lian tetap diam, namun pikirannya bergerak cepat. Aura tekanan, guru kelas tinggi, murid yang semuanya jenius, dan atmosfer yang terasa seperti medan perang...

“Jalan ini bukan untuk orang biasa,” gumamnya dalam hati.

Mereka bertiga menunduk hormat, lalu berjalan meninggalkan aula menuju kamar mereka masing-masing.

Dai Yushen, yang berdiri dengan tenang, menyipitkan mata dan menatap langit-langit aula.

Namun sebelum benar-benar pergi, Yin Lian menoleh sebentar. Matanya bertemu dengan tatapan Zhou Wuchen yang masih mengawasinya… dan entah kenapa, pria itu sedikit mengangguk, seolah mengakui sesuatu.

Yin Lian tahu—tempat ini bukan tempat biasa. Dan untuk bertahan, ia tidak hanya harus menjadi kuat…

…tapi menjadi lebih buas daripada monster.

Fajar baru saja menyingsing, tapi langit di atas Infernal Akademi masih diselimuti kabut kelabu seperti belum ingin membiarkan cahaya menembus. Di halaman utama yang luas dan lapang, udara pagi terasa dingin menusuk tulang, dan keheningan menggantung seolah alam sendiri menahan napas.

Yin Lian berdiri tegak bersama Ling Shu dan Yue Xian, mengenakan pakaian latihan berwarna hitam yang disediakan akademi. Ketiganya menatap lurus ke arah depan, tempat Zhou Wuchen, Dai Yushen, dan Gu Tian telah menunggu.

Zhou Wuchen berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya, matanya tajam seolah bisa menembus lapisan jiwa. Gu Tian tampak santai di sisi kanannya, sementara Dai Yushen berdiri dengan tangan terlipat, ekspresinya jauh lebih serius dari biasanya.

“Hari ini kalian akan menghadapi Tes Seleksi Awal,” ucap Zhou Wuchen, suaranya tenang namun menggema di seluruh halaman. “Lulus—dan kalian berhak melanjutkan. Gagal—dan pintu akademi ini akan tertutup selamanya untuk kalian.”

Ketiga gadis itu tetap diam.

Zhou Wuchen menyipitkan mata. “Lawan kalian… adalah aku.”

Yin Lian membelalakkan mata. Bahkan Yue Xian, yang biasanya tenang, sedikit mengerutkan alis. Ling Shu menatap tajam, bibirnya mengatup rapat.

Dai Yushen melangkah maju satu langkah, suaranya terdengar lembut namun terukur.

“Guru Zhou... seharusnya saya yang menguji mereka. Ini hanya seleksi awal. Mereka masih baru... dan mereka semua perempuan—”

Zhou Wuchen segera memotong, suaranya dingin bagai bilah es.

“Justru karena mereka perempuan. Dunia tidak akan memberi keringanan hanya karena kau lemah. Dan Infernal Akademi tidak akan menurunkan standar hanya karena mereka baru bergabung.”

Dai Yushen mengerutkan dahi, tapi tidak menjawab. Matanya melirik sekilas ke arah Yue Xian—hanya sepersekian detik, namun cukup untuk terbaca. Yue Xian tidak menanggapi, tapi jemarinya mengepal di sisi tubuhnya.

Zhou Wuchen lalu menoleh ke arah ketiga murid barunya.

“Kalian punya dua pilihan. Hadapi aku satu lawan satu... atau bertiga sekaligus. Diskusikan. Lima menit.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!