Menantu Dewa Roh

"Mempertimbangkan beberapa hal, mungkin sebaiknya untuk sementara kita hanya akan mengawasi mereka sambil terus mengumpulkan informasi. Bagaimana menurut Tetua?" Zhao Yang memberikan pendapatnya setelah semua informasi diberikan. Tidak lupa untuk bertanya kepada dua tetua di depannya.

Zhao Weisheng dan Zhao Jinhai mengangguk tak keberatan.

"Ya, mungkin baiknya memang seperti itu sembari menunggu tetua pertama dan tetua kedua yang masih dalam pengasingan. Sampai waktu di mana mereka telah keluar, bahkan jika Kepala Keluarga Jian yang sebelumnya benar-benar masih hidup, tetap tidak akan bisa menyelamatkan keluarga Jian."

Zhao Yang tidak meragukan pendapat ini. Tetua pertama, Zhao Yuwen, dan tetua kedua, Zhao Dan, berada di tingkat langit lapisan kedelapan.

Mereka angat kuat. Bahkan dalam pertarungan terakhir ketika organisasi bayangan hitam menghancurkan Keluarga Zhou di ibukota, mereka lah yang menahan Zhou Han, Kepala Keluarga Zhou, yang dibantu lima pembudidaya langit lapisan kedelapan.

Pertarungan yang akhirnya mereka menangkan meski harus dibayar mahal ketika mereka terluka dengan sangat parah.

"Kak. Tentang tanaman spiritual yang kau cari ...."

Segera, Zhao Yang mengalihkan pandangannya kepada Hao Ming.

"Kau menemukannya?"

Hao Ming diam sesaat sebelum mengangguk sambil tersenyum kecil. "Sepertinya kakak ipar benar-benar beruntung. Padahal tadi saat aku memeriksa ruang penyimpanan tidak ada jenis tanaman spiritual untuk pondasi kultivasi. Tapi kebetulan sekali beberapa saat kemudian kelompok pemetik herbal yang pergi pagi ini kembali dari Gunung Yi dengan membawa genjer merah langka dewasa yang perkiraan berusia dua puluh tahun."

Hao Ming berhenti, dan menatap Zhao Jinhai. "Tetua, bukankah genjer merah langka itu bagus untuk orang-orang yang baru menerobos? Jika tidak salah engkau pernah membicarakannya beberapa kali."

Zhao Jinhai berdehem. "Itu memang benar. Genjer merah langka dapat membantu memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Memulihkan tenaga dan Qi, juga termasuk menyetabilkan pondasi kultivasi yang tidak stabil."

Mendengar ini, Zhao Yang tidak akan ragu karena yang bicara adalah Zhao Jinhai. Mengingat Tetua Zhao Jinhai pernah cukup lama bertanggung jawab atas ruang penyimpanan ketika masih di klan. Pengetahuannya tentang tanaman spiritual, atau sumber daya lain sudah berada di tingkat yang lain.

"Jika seperti itu, di mana genjer merah langka itu sekarang?"

"Masih di ruang penyimpanan. Kakak mau mengambilnya sekarang?"

Karena memang sudah tidak ada yang ingin dibahas jadi Zhao Yang berpamitan pada kedua tetua dan pergi bersama Hao Ming untuk melihat genjer merah langka yang didapatkan.

"..."

Mereka sampai di ruang penyimpanan. Sebuah ruangan khusus di mana semua sumber daya, termasuk tanaman spiritual di simpan. Dengan rak-rak yang berjajar begitu rapi, terlihat seperti sebuah ruang perpustakaan.

"Ini dia, Kak."

Tidak jauh berbeda dengan tanaman genjer pada umumnya, daun pada tanaman genjer merah langka berbentuk oval. Warnanya merah pekat seperti darah, dengan aroma manis yang sedikit asam.

"Apa memang seperti ini cara menyimpannya?"

Tangan Zhao Yang menunjukkan kotak kayu tempat genjer merah langka itu diletakkan yang diberi buntalan kain.

"Ya. Memang begitulah cara menyimpannya. Membutuhkan tempat yang lembab dan basah agar tetap menjaga kualitasnya. Itulah kenapa ada buntalan kain basah di kotak kayu itu."

Zhao Yang dan Hao Ming masih fokus pada genjer merah langka di depan mereka sampai menyadari seseorang datang dari arah berlawanan.

Seorang pria yang mengenakan pakaian coklat dengan topi jerami.

"Ketua Ketiga! Engkau masih di sini? Pria ini berpikir engkau akan pergi ke tempat ketua pertama dan tetua kedua."

Hao Ming mengernyitkan kening menatap pria itu. Tentu saja dia mengenalnya. "Tadi memang pergi. Tapi barusan datang lagi."

"Kak... Kenalkan, dia pemimpin kelompok pemetik herbal yang menyediakan tanaman spiritual untuk paviliun dalam setahun terakhir. Paman Sinyo."

"Paman Sinyo. Dia kakakku, Zhao Yang. Bisa dibilang posisinya di sini kurang lebih sama seperti ku."

Sinyo langsung mengangguk dan berinisiatif menyapa Zhao Yang. Zhao Yang pun mengangguk samar menanggapi hal itu sebelum perhatiannya kembali fokus pada genjer merah langka.

"Tuan Zhao sepertinya sangat tertarik dengan genjer merah langka ini."

Zhao Yang tidak menyangkalnya.

"Istriku baru saja menerobos. Namun pondasi kultivasinya sedikit bermasalah jadi aku berniat memberikan genjer merah langka ini untuknya."

Sinyo mengangguk-angguk. "Genjer merah langka memang bagus untuk orang-orang yang baru menerobos. Tapi untuk mengatasi pondasi yang bermasalah, biji teratai api adalah obat yang paling mujarab."

"Aku juga pernah mendengar tentang hal ini," celetuk Hao Ming. "Biji teratai api memang barang yang sangat bagus. Tapi untuk menemukannya bahkan jauh lebih sulit dibanding genjer merah langka."

Zhao Yang diam, cukup memandang Sinyo. Menilai dari ekspresi pria itu, Zhao Yang berpikir Sinyo mengetahui sesuatu tentang biji teratai api.

"Ketua Ketiga tidak salah. Tapi percaya atau tidak, kami menemukan bunga teratai api di puncak Gunung Yi."

Mata Hao Ming sedikit berkedut. "Sungguh?" tanyanya, seperti tak percaya.

"Pria ini tidak mungkin berbohong."

Zhao Yang dan juga Hao Ming langsung mengedarkan pandangan mencari ke sekitar.

"Mana? Kenapa tidak menunjukkannya sejak tadi?"

"Emng.. Itu- ...."

Ekspresi Sinyo yang tadinya tampak percaya diri sekarang berubah canggung dengan senyum tidak enak.

"Kami tidak bisa mengambilnya," ucapnya pelan dan lirih sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Apa maksud Paman? Tidak bisa mengambil?"

Sinyo pun kemudian menjelaskannya. Alasan kenapa dirinya dan kelompok pemetik herbal kembali lebih cepat dari hari-hari biasanya. Hal itu dikarenakan mereka bertemu dengan sekelompok pembudidaya di sekitar puncak Gunung Yi.

Kelompok pembudidaya itu memiliki jumlah orang yang lebih banyak, dan pastinya memiliki basis kekuatan yang lebih tinggi sehingga kelompok pemetik herbal tidak berani mengambil resiko dengan menampakkan diri di depan mereka.

"Apakah mungkin kebetulan mereka hanya melintas?" tanya Zhao Yang.

Namun Sinyo menggelengkan kepalanya dengan cukup yakin menolak pendapat tersebut. "Sepertinya bukan hanya melintas. Karena saat kami amati, mereka seperti sedang menurunkan sesuatu dari atas ke kaki gunung."

"Pria ini tidak begitu yakin tentang apa yang mereka pindahkan, tetapi kelihatannya barang ini cukup berat."

Zhao Yang menyipitkan mata melirik Hao Ming. Dalam situasi ini mereka mungkin tidak akan menemukan jawaban jika hanya terus menebak-nebak. Oleh karena itu, tanpa membuang waktu lebih banyak Zhao Yang dengan hanya ditemani Hao Ming pergi ke Gunung Yi untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.