NovelToon NovelToon
Miliarder Dunia Streaming

Miliarder Dunia Streaming

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kebangkitan pecundang / Kultivasi Modern
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: apa aja 39

Setelah ditolak oleh gadis pujaan kampus, Rizky Pratama tiba-tiba membangkitkan sebuah sistem ajaib: setiap kali ia mendapat satu pengikut di siaran langsung, ia langsung memperoleh sepuluh juta rupiah.

Awalnya, semua orang mengira Rizky hanya bercanda.
Namun seiring waktu, ia melesat di dunia live streaming—dan tanpa ada yang menyadari, ia sudah menjelma menjadi miliarder muda Indonesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apa aja 39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 – Kamu Bahkan Tidak Mau Memanggilku Sepupu

Aldi sempat tertegun, sulit menerima kenyataan di depan matanya.

Dengan suara terbata, ia berkata,

“Me… Melisa, kok bisa kamu kasih ponsel itu ke Rizky? Itu kan hadiah dariku.”

Melisa hanya tersenyum tipis, wajahnya seolah tak peduli dengan protes Aldi.

“Karena ponsel Rizky layarnya rusak. Pas banget ini kesempatan bagus buat ganti baru. Lagipula, kamu kan sudah bilang ponsel ini sekarang milikku, dan aku bebas mau ngapain aja, kan?”

Aldi terdiam, mulutnya terbuka tanpa kata.

Sebenarnya niatnya memberi iPhone itu cuma untuk menyenangkan hati Melisa, bukan supaya Melisa malah menyenangkan Rizky.

“Kenapa malah dikasih ke dia? Apa sih istimewanya Rizky?” batinnya jengkel.

Menurutnya, Rizky hanya lebih kurus dan sedikit lebih tampan. Tidak lebih.

Namun, karena ucapannya tadi sudah terlanjur keluar, Aldi tidak bisa menariknya kembali.

Ia akhirnya mengeraskan hati.

“Melisa, kamu nggak perlu kasih ponsel semahal itu ke Rizky. Nanti biar aku beliin dia Xiaomi aja. Kamu simpan iPhone itu.”

Aldi kemudian menatap Rizky dengan nada tegas, seakan tak memberi ruang untuk menolak.

“Rizky, cepat balikin ponselnya ke Melisa. Kita harus pergi.”

Di dalam pikirannya, menghabiskan sepuluh juta untuk menyenangkan seorang wanita cantik masih bisa ia terima. Tapi memberikan ponsel itu ke sepupunya? Itu sudah keterlaluan. Menurutnya, itu kerugian besar.

Apalagi, keluarga Rizky tidak sekaya dirinya. Buat apa menghabiskan uang untuk orang yang bahkan tidak bisa memberinya keuntungan?

Rizky hanya menggeleng pelan, ekspresi kecewa muncul di wajahnya.

“Kenapa harus balikin? Bukankah kamu lihat sendiri, Melisa masih pakai ponsel lamanya? Harusnya aku yang beliin dia satu.”

Aldi langsung mendengus sinis.

“Kamu sakit ya? Kalau begitu kenapa nggak kasih ponselmu sendiri ke Melisa?”

Rizky menatapnya datar lalu berkata,

“Hadiah dari seseorang, apa bisa kita balikin seenaknya tanpa dibuka? Pikir pakai otak, Di.”

Aldi terdiam lagi, wajahnya memerah.

Tapi yang membuatnya makin panas, Rizky malah menoleh ke pelayan toko.

“Mas, stok iPhone terbaru ada berapa?”

Pelayan yang tadi melayani mereka sempat bingung, tapi langsung menjawab,

“Masih ada lebih dari dua puluh unit, Pak. Ada keperluan khusus?”

Rizky mengangguk ringan.

“Baik. Semuanya saya ambil.”

“Eh?” Pelayan itu sempat melongo. “Pak, apa serius mau ambil semuanya?”

Rizky membalas dengan tenang, “Tentu saja. Menurutmu saya sedang bercanda?”

“Ba… baik, Pak. Mohon tunggu sebentar,” jawab pelayan itu buru-buru sebelum berlari ke gudang.

Aldi langsung melotot tak percaya.

“Rizky, kamu gila? Mau beli dua puluh iPhone? Itu harganya lebih dari dua ratus juta!”

Rizky memutar matanya.

“Aku kan nggak minta kamu yang bayar. Kenapa heboh?”

Aldi makin panas.

“Mana mungkin kamu mampu beli sebanyak itu? Harganya selangit! Kalaupun aku jual dirimu, uangnya nggak bakal cukup!”

Melisa yang sejak tadi diam, tersenyum tipis. Ia justru merasa Aldi terlalu meremehkan Rizky.

“Sepertinya dia nggak tahu siapa Rizky sebenarnya…” pikirnya dalam hati.

Tak lama, pelayan kembali dengan kotak besar berisi 23 unit iPhone.

“Pak, ini ada 23 unit iPhone terbaru. Setelah diskon dari manajer, totalnya Rp275 juta.”

Rizky hanya mengangguk santai.

“Gesek kartunya.”

Pelayan itu segera membawa kartu debit Rizky ke kasir. Aldi, yang tak percaya, ikut membuntuti.

Ia ingin lihat sendiri bagaimana sepupunya itu bisa membayar.

Beberapa detik kemudian, transaksi selesai. Struk pun keluar.

Di sana tertulis jelas: Rp275.000.000,00 – Transaksi Berhasil.

Aldi terbelalak, pupil matanya melebar.

“Bagaimana mungkin…? Dari mana dia dapat uang sebanyak ini?”

Melisa di sisi lain hanya tersenyum puas. Ia sudah mulai terbiasa dengan kejutan-kejutan dari Rizky.

Bagi Rizky, membeli ponsel puluhan juta seolah hanya jajan kecil.

Pelayan toko menyerahkan kembali kartu bank Rizky dengan penuh hormat.

“Terima kasih banyak, Pak Rizky. Kalau ada kebutuhan lain, silakan hubungi saya langsung.”

Rizky mengangguk tenang.

Satu unit iPhone ia keluarkan dari tas belanja, lalu disodorkan pada Melisa.

“Ini untukmu.”

“Terima kasih, Kak Rizky.” Melisa menerimanya dengan wajah berbinar.

Kalau saja tak ada orang lain di sana, mungkin ia sudah melompat memeluk Rizky.

Mereka kemudian berjalan keluar dari toko, bergandengan akrab.

Melisa bahkan sempat menggoda pelan,

“Kak Rizky, kenapa sih beli sebanyak itu?”

“Nanti kamu akan tahu,” jawab Rizky tenang.

Namun baru beberapa langkah, Aldi sudah mengejar dengan wajah merah padam.

“Rizky! Berhenti!”

Rizky menoleh dengan malas.

“Ada apa lagi, Di?”

Aldi menudingnya dengan jari gemetar.

“Dari mana kamu dapat uang Rp275 juta? Jangan-jangan kamu mencuri dari keluarga?”

Rizky mendengus.

“Perlu ya aku jelaskan semua sumber uangku padamu? Aku nggak hutang sama kamu, jadi jangan ikut campur.”

Melisa yang sedari tadi mendengarkan akhirnya tidak tahan.

“Eh, kamu ini kenapa sih, Di? Iri sama Rizky? Bukannya bangga sepupumu sukses, malah nuduh yang nggak-nggak.

Ingat ya, keluarga kamu itu juga pernah terbantu sama keluarga Rizky. Harusnya kamu bersyukur, bukannya iri.”

Ucapan Melisa membuat Aldi makin salah tingkah.

“Apa? Kamu bilang aku cuma numpang sama keluarga Rizky?”

Rizky hanya menghela napas, lalu menatap Aldi dengan sorot kecewa.

“Di… aku tahu kamu anak orang kaya. Tapi selama ini kamu nggak pernah anggap aku keluarga. Bahkan, untuk sekadar memanggilku sepupu pun kamu enggan.”

Ia lalu menggeleng pelan, menambahkan dengan nada getir,

“Kamu benar-benar sudah mengecewakan aku.”

---

1
Aisyah Suyuti
seru
Aryanti endah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!