NovelToon NovelToon
Celine Juga Ingin Bahagia

Celine Juga Ingin Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:744
Nilai: 5
Nama Author: *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*

Celine si anak yang tampak selalu ceria dan selalu tersenyum pada orang-orang di sekelilingnya, siapa sangka akan menyimpan banyak luka?
apakah dia akan dicintai selayaknya dia mencintai orang lain? atau dia hanya terus sendirian di sana?
selalu di salahkan atas kematian ibunya oleh ayahnya sendiri, membuat hatinya perlahan berubah dan tak bisa menatap orang sekitarnya dengan sama lagi.
ikuti cerita nya yuk, supaya tahu kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan sedih lagi Celine

Melihat Felix yang berjalan ke arah Celine, Erina mengikutinya dari belakang. Tak kuasa menahan kesedihan, air mata menggenang di mata Erina. Dia pun juga merasa sedih melihat hal seperti ini, karena seharusnya ayah mereka lebih peduli pada mereka.

Felix berdiri tepat di depan Celine, lalu berjongkok agar tinggi mereka sama. Sementara Claudia menepi sejenak memberikan ruang untuk mereka berbicara.

Beberapa saat Felix menatap Celine dengan tatapan lembut, sebelum akhirnya dia menarik adiknya itu ke dalam pelukan yang hangat.

"Kamu jangan bersedih lagi, ya?" suaranya lembut menenangkan sedang tangannya mengusap punggung adiknya dengan perlahan.

Celine yang masih menahan tangis hanya mengangguk menyetujui perkataan kakaknya itu.

Mereka mempertahankan pelukannya sebelum akhirnya saling bertatapan dan memberikan senyuman.

Ketika sudah merasa tenang barulah Celine mau berbicara kembali. "Kenapa ya, papa tidak datang ke sekolah untuk menemui Celine?" gumam nya terdengar sedih begitu juga dengan ekspresi wajah nya.

Mendengar itu Felix, bibi Erina dan Claudia merasakan kesedihan yang sama dengan Celine. Bagaimana caranya agar dia tak murung lagi sekarang? Hanya itu pertanyaan yang berputar di benak mereka masing-masing.

Celine juga tampak melihat ke sekelilingnya, melihat teman-teman nya bersama dengan ayah mereka. Meskipun ada beberapa yang ditemani oleh ibunya, tapi setidaknya mereka masih bersama dengan orang tua mereka.

Sedangkan dia, ibunya tak ada dan ayahnya pun tak mau datang ke acara itu. Hanya ada kakaknya, Felix yang menemaninya disana bersama dengan bibi Erina, pembantu di rumahnya.

Claudia yang berdiri agar berjarak dengan mereka menggertakkan giginya "Aku benci ini.." geram Claudia dengan suara berbisik, tangannya terkepal erat, kekesalan jelas terlihat di wajahnya.

Felix meliriknya begitu juga dengan bibi Erina. Mereka juga merasakan hal yang sama, kesal dan marah, tapi tidak mungkin mereka marah di depan Celine.

Sementara Celine masih larut dalam pikiran nya, harapannya terhadap ayahnya sirna seketika.

Bibi Erina yang melihat ketegangan mencoba berbicara agar mereka tak marah lagi di depan Celine. Dia langsung berdiri di dekat Celine dan memegang pundak gadis kecil itu dengan lembut. "Tidak apa-apa ya, nona. Nona jangan sedih lagi, mungkin saja papa nona sedang ada pekerjaan yang lain jadi harus menyelesaikan pekerjaan nya dan tidak bisa datang ke sini" bibi Erina mencoba menenangkan.

Mendengar ucapan bibinya Celine hanya mengangguk pelan "Aku pikir juga begitu bi, sepertinya papa ada urusan lain yang harus di selesaikan" wajah Celine yang tadinya murung perlahan kembali seperti biasa.

Claudia yang melihat itu juga merasa sedikit lega, dia hanya tak suka Celine merasa sedih seperti itu terutama karena ayah mereka. Apalagi Claudia juga tahu bagaimana masalah yang terjadi di keluarga itu setelah kematian teman baiknya.

sementara Felix hanya menatap adiknya itu dengan seksama, barangkali adiknya hanya berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja dan menutupi kesedihannya. Tapi tampaknya Celine benar-benar sudah baik-baik saja setelah mendengar perkataan bibi Erina.

"Bagaimana kalau setelah ini kita pergi makan siang bersama? Kita bisa makan makanan kesukaan Celine" celetuk Claudia berusaha membuat anak kecil itu senang.

Celine yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Claudia tapi dengan cepat menatap Felix kembali, terlihat dia menunggu jawaban dari kakaknya.

Felix yang sadar tatapan Celine berpura-pura berpikir sejenak sambil melirik adiknya itu. "Hm... Aku pikir itu... boleh juga!" dia mengkonfirmasi.

Celine yang tadinya tampak sedih langsung melompat kegirangan karena akan pergi makan bersama dengan mereka. "Kalau begitu ayo, kita pergi makan sekarang!" serunya yang sudah akan berlari menuju pintu keluar aula.

Melihat itu mereka bertiga tertawa kecil, ikut merasakan kesenangan pada gadis kecil itu. "Dia cepat sekali besarnya, ya" ucap Claudia memperhatikan Celine.

Felix mengangguk menyetujui nya "Anda benar sekali, padahal dulu dia hanya sekecil ini, dan sekarang sebesar ini" jawab Felix sambil mengumpamakan dengan tangannya.

Bibi Erina tertawa kecil diikuti tawa Claudia. "Yah, begitu lah masa pertumbuhan. Dan nanti tidak terasa dia akan lebih dewasa dan akan hidup mandiri" ucap bibi Erina sambil menghela nafas tapi karena senang bukan karena kesedihan.

"Kalau begitu kita lihat saja pertumbuhan nya nanti, akan seperti apa dia saat besar, tapi aku yakin dia akan sangat cantik sama seperti ibunya, yaitu Isabella" balas Claudia lagi yang akhirnya membuat mereka kembali tertawa.

Celine yang sudah berdiri di pintu aula melambaikan tangannya pada mereka menyuruh mereka untuk cepat jalannya karena dia sudah tidak sabar untuk segera pergi makan.

"Seperti nya anak kecil memang tidak sabaran, ya?" Felix melangkah lebih cepat ke arahnya, dengan cekatan dia sampai dan tangannya langsung menggendong adik kecil nya itu.

Teriakan kesenangan keluar dari bibir kecil Celine, membuat mereka senang melihat nya. setelah itu mereka berjalan bersama-sama keluar dari sekolah menuju ke rumah makan untuk makan siang.

...****...

"Kamu ingin makan apa?" tanya Felix pada Celine ketika akhirnya mereka sampai di rumah makan yang cukup ramai.

"Aku tidak tahu..." Celine tampak bingung memilih apa untuk dia makan dan matanya memperhatikan lauk yang tampak di depannya satu persatu.

"Kamu tidak suka ikan bakar? Ikan bakar di sini katanya sangat enak" Claudia menawarkan pilihan pada Celine agar dia tak kebingungan lagi.

"Ikan bakar? Celine tak suka, Celine mau yang lain" gerutunya masih tampak bingung.

"Kalau begitu ayam panggang saja, mau?" kata Felix.

Celine mengangguk cepat "ya, ya itu saja. Celine sudah lama tidak makan ayam panggang"

Mereka berdua yang mendengar itu hanya terkekeh geli melihat tingkah nya.

Celine pun langsung menuju meja makan dan duduk di samping bibi Erina yang sudah menunggu mereka untuk memesan makanan nya. Claudia pun berjalan ke arah mereka setelah memberitahukan pesanannya.

Sementara Felix masih melakukan pembayaran sesuai nominal yang mereka pesan. Lalu, tak lama dia pun ikut bergabung untuk duduk bersama dengan mereka.

"Apakah Celine sering makan di luar seperti ini?" tanya Claudia dengan tiba-tiba.

Celine Langs menggelengkan kepala nya "Tidak Bu guru, biasanya Celine hanya makan dirumah dengan bibi saja."

Felix merasa bingung dengan jawaban adiknya itu, karena seharusnya dia ikut pergi keluar bersama dengan ayah dan ibu tiri mereka saat makan diluar yang jadwalnya seminggu sekali.

Dahi Felix berkerut "Apa kamu yakin?"

"Tentu saja" jawab Celine tanpa basa basi.

Tatapan Felix pun langsung menuju pada bibi Erina yang duduk di depannya. Dan bibi Erina yang melihat tatapan Felix paham dengan apa yang dia maksud. Bibi Erina pun mengangguk pelan mengkonfirmasi nya.

1
Musri
baru awal aja dh suka,mudah2n alur ceritanya bagus GK berbelat Belit...semangat Thur💪🫰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!