NovelToon NovelToon
Bercerai Setelah Lima Tahun Pernikahan

Bercerai Setelah Lima Tahun Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

Nathan memilih untuk menceraikan Elara, istrinya karena menyadari saat malam pertama mereka Elara tidak lagi suci.

Perempuan yang sangat ia cintai itu ternyata tidak menjaga kehormatannya, dan berakhir membuat Nathan menceraikan perempuan cantik itu. Namun bagi Elara ia tidak pernah tidur dengan siapapun, sampai akhirnya sebuah fakta terungkap.

Elara lupa dengan kejadian masa lalu yang membuatnya ditiduri oleh seorang pria, pertemuan itu terjadi ketika Elara sudah resmi bercerai dari Nathan. Pria terkenal kejam namun tampan itu mulai mengejar Elara dan terus menginginkan Elara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

****

Sesuai perkataannya, Nathan membawa Elara. Kini mereka berdua ada di mobil yang sama untuk menuju ke kediaman milik orang tua Nathan.

"Elara," tiba-tiba Nathan memanggil nama wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu.

"Ya?" Balas Elara yang sejak tadi memilih untuk menatap ke samping jendela mobil tanpa mau membuka topik pembicaraan sama sekali.

"Aku sudah meminta asistenku untuk menyerahkan berkas milik kita, sisanya hanya keputusan kita untuk saling menandatangani surat perceraian itu nantinya." Ucap Nathan.

Elara membalas dengan anggukan yang pelan, lagi pula Elara sudah mengatakan pada Nathan tadi malam kalau dirinya akan memperlancar perceraian mereka berdua.

"Iya, sesuai ucapanku tadi malam maka aku sudah setuju untuk bercerai darimu Nathan. Kau tak perlu khawatir karena aku tidak akan membuatmu kesusahan untuk bercerai dariku." Balas Elara dengan nada suaranya yang dingin.

Nathan ikut menganggukkan kepalanya, ia biarkan saat Elara tidak mau menatap ke arahnya.

Beberapa detik berikutnya terdengar kembali suara Nathan yang membuat hati Elara semakin terluka-hebat.

"Kedepannya ayo jangan bertemu lagi, aku terlalu kecewa denganmu. Aku berharap di masa depan kita adalah orang asing sekalipun kita bertemu satu sama lain. Aku tidak ingin membuka cerita masa lalu kita yang hanya luka bagiku." Ucap Nathan membuat hati Elara benar-benar terasa hancur.

Nathan berhasil memberikan luka hebat untuk Elara. Bukan hanya tentang perceraian tapi setiap perkataan yang keluar dari mulut Nathan adalah luka hebat untuk Elara.

Ucapan itu seolah Nathan jijik hanya karena bertemu dengan Elara di masa depan.

"Hmm," singkat Elara tak mau menanggapi lebih lagi.

Beberapa detik berikutnya Nathan kembali berucap.

"Bahkan jika kau masih menyimpan barang milikku yang pernah kuberikan padamu sejak masa kita berada di perkuliahan, kau buang saja." Lanjut Nathan.

Elara langsung menolehkan kepalanya ke arah Nathan.

"Iya Nathan! Aku akan membuang seluruh pemberianmu yang berada di rumah Grandma ku! Bahkan setelah bercerai aku tidak akan mengambil sepeserpun uang darimu!" Ucap Elara dengan tegas.

Elara terlihat membuka tas yang ada di pangkuannya, lalu mengeluarkan ATM yang pernah diberikan oleh Nathan padanya. Tanpa ada keraguan Elara melemparkan kartu itu ke dada Nathan dengan kasar.

"Hentikan mobilnya Nathan! Aku tidak siap bertemu dengan orang tuamu, jika kau butuh tanda tangan untuk surat perceraian kita nanti maka kirimkan saja langsung ke kediaman Grandma. Usai bercerai aku akan bertemu dengan orang tuamu." Ucap Elara tegas.

Berada di mobil yang sama hanya membuat Elara makin sakit hati setiap mendengar perkataan yang keluar dari mulut Nathan.

Nathan masih mengemudikan mobil itu, ia seolah menulikan telinganya ketika mendengar perkataan Elara barusan.

"NATHAN HENTIKAN MOBILNYA!" Teriak Elara sudah muak dengan tingkah Nathan saat itu.

Pada akhirnya Nathan benar-benar menghentikan mobil itu.

"Aku sudah setuju untuk bercerai darimu, kau juga memohon padaku agar aku tidak menghambatmu dalam bercerai. Maka dari itu permudah saja jalannya, Nathan. Besok sesuai perkataanmu, kirim saja surat perceraian itu padaku." Ucap Elara.

Elara segera keluar dari mobil Nathan, ia tak lagi peduli pada pria itu. Tangan Elara memanggil mobil taksi lalu masuk ke dalamnya.

Kembali lagi Elara harus menangis di dalam mobil taksi itu. Elara tak pernah menyangka kalau pria yang sangat ia cintai bisa berkata sekejam itu padanya.

'Kalau kau sudah sangat kecewa padaku kenapa kau masih bertahan hingga 5 tahun lamanya kita bersama dalam sebuah pernikahan, Nathan? Ini tidak mudah untukku. Rasanya menyesakkan melupakan pria yang aku cintai, tapi kau malah berlaku seperti ini padaku. Aku benar-benar tidak mengerti dengan tuduhan yang kau katakan padaku, Nathan.' Elara membatin, tubuhnya terisak hebat dalam tangisnya itu.

Sopir taksi tak bisa berkata apapun selain menjalankan mobilnya.

****

Hujan mulai turun rintik-rintik ketika taksi yang ditumpangi Elara bergerak menjauh cukup jauh.

"Ke mana saya harus mengantar anda?" tanya sopir taksi sambil melirik lewat kaca spion.

"Ke sebuah rumah, aku akan menuntun jalannya. Di daerah jauh dari kota." jawab Elara pelan, suaranya serak.

Sepanjang perjalanan, ia hanya menatap keluar jendela. Bayangan wajah Nathan, dulu hangat, kini penuh kebencian yang terus menghantuinya.

Tangannya menggenggam pakaian yang ia kenakan, ia masih berusaha meredam gemetar yang tak kunjung berhenti.

Sampai di rumah, Grandma nya tampak duduk di teras. Wanita tua itu langsung berdiri begitu melihat cucunya keluar dari taksi, tanpa senyum seperti biasanya.

Irish, ya itulah nama Grandma dari Elara.

"Elara ada apa? Matamu bengkak sekali" suara Grandma terdengar penuh khawatir.

Elara mencoba tersenyum, namun yang keluar hanya guratan getir di bibirnya.

"Aku hanya lelah, Grandma." ucapnya.

"Lelah?" tanya Irish heran dan cemas.

Elara tak menjawab. Ia langsung memeluk tubuh Irish, dan pelukan itu pecah menjadi tangisan yang tak lagi bisa ia tahan.

Grandma membelai punggung Elara pelan.

"Apa yang sudah mau kerja di padamu, Elara? Apa Nathan menyakitimu, hm?" tanya Irish.

Pertanyaan itu membuat Elara terdiam. Lalu dengan suara yang hampir tak terdengar, ia menjawab.

"Kami akan bercerai, Grandma..." jawab Elara.

Irish mematung sejenak, lalu memegang kedua pipi Elara agar menatapnya saat pelukan itu terlepas.

"Apa? Kalian..."

"Nathan yang meminta. Dia, tidak mau melanjutkan hubungan ini. Katanya aku membuatnya kecewa," Elara tercekat.

"Dia bahkan menuduhku, tidak setia. Dia mengatakan kalau aku adalah barang bekas." lanjut Elara terisak dengan hatinya yang terasa sakit.

Mata Irish membulat, nadanya berubah emosi.

"Itu bohong besar! Aku yang membesarkanmu, Elara. Aku tahu betul siapa dirimu. Tidak ada sedikit pun kecurangan dalam hatimu!" ucap Irish.

Elara kembali memeluk Irish, kali ini lebih erat.

"Aku lelah membela diri, Grandma. Dia tak mau percaya padaku, sejak malam pertama pernikahan kami." ucap Elara.

Grandma menahan napas.

"Sejak malam pertama? Jadi selama lima tahun ini dia menyimpan tuduhan itu?" tanya Irish.

Elara mengangguk pelan, air matanya kembali mengalir.

"Dan aku baru benar-benar tahu alasan sikap dinginnya selama ini padaku." ucap Elara lagi.

Irish menghela napas panjang, lalu memandang Elara dengan tatapan mencoba untuk menenangkan cucunya itu.

"Kalau begitu, biarkan dia pergi. Tuhan tidak menutup satu pintu tanpa membuka pintu lain yang lebih baik, sayang." ucap Irish begitu merasa kasihan dengan keadaan Elara.

Elara ingin percaya pada kata-kata itu, tapi hatinya terlalu remuk.

"Tapi aku masih mencintainya, Grandma." ucap Elara terisak.

"Cinta tidak seharusnya membuatmu hancur, Elara. Kalau itu yang dia lakukan, maka itu bukan cinta, dia sudah menceraikanmu." ucap Irish pelan.

Elara hanya bisa berada dalam pelukan Irish.

****************

Sementara itu di sisi lain kota, Nathan duduk sendirian di ruang kerjanya.

Tangan kanannya memegang gelas berisi whiskey, namun pandangannya kosong.

Teleponnya berdering nama di layar menunjukkan Hans, sepupu yang sudah dianggap seperti saudara oleh Nathan.

"Nathan, aku dengar kabar dari Mommy mu. Kau mau cerai dengan Elara?!" ucapnya.

"Ya. Memangnya kenapa?" jawab Nathan singkat.

"Kenapa? Kau sudah gila? Hei, aku tahu kalian punya masalah, tapi Elara itu..." Hans terhenti. "Dia perempuan yang bersih. Dia nggak mungkin tak berlaku apapun, jadi kenapa harus kau ceraikan?" tanya Hans.

Nathan tersenyum miring.

"Kau terlalu percaya pada orang, Hans." ucap Nathan.

"Atau mungkin kau yang terlalu percaya pada prasangka," balas Hans ketus. "Kalau kau berani, bicarakan semua ini di depan Elara, aku juga mau ada di sana. Aku mau dengar dari mulutnya dan dari mulutmu." ucap Hans seolah ingin terlibat.

Nathan terdiam beberapa detik, namun akhirnya berkata dingin.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi." balas Nathan.

"Kalau begitu, berarti kau memang pengecut." ucap Hans lalu menutup telepon.

Nathan meneguk minumannya habis. Tapi entah kenapa, kata-kata Hans menusuk lebih dalam daripada yang ia kira.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Keesokan paginya, Elara sudah bersiap. Ia berencana mengirim pesan pada Nathan bahwa ia tak akan datang ke rumah orang tua Nathan, tapi akan menandatangani surat perceraian begitu berkasnya sampai.

Namun sebelum ia sempat mengirim pesan, sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah Irish.

Pintu mobil terbuka dan keluar seorang pria tinggi dengan setelan rapi. Wajahnya asing bagi Elara.

"Anda Nyonya Elara Wesley?" tanya pria itu.

Elara mengangguk ragu.

"Ya siapa Anda?" tanya Elara.

"Saya pengacara pribadi keluarga Tuan Nathan. Saya diutus oleh Tuan Nathan untuk membicarakan masalah perceraian. Tapi..." ucapan pria itu terpotong ketika Elara berucap.

"Tentu, aku sudah siap bercerai dengan Nathan." jawab Elara.

Pengacara itu hanya bisa diam dengan tatapannya yang tertuju pada Elara, ada banyak guratan kesedihan di wajah Elara dan itu terlihat dengan nyata.

"Baik Nyonya Elara, saya akan jadi pengacara untuk Tuan Nathan atas kasus perceraian ini." ucap pengacara itu.

Bersambung...

1
Rasmi Linda
kau bodoh dia naksir kau
Jumiah
jangan kawatir lara kmu akan mendapatkan yg lebih baik dri sebelum x..
Siti Hawa
aku mmpir thoor... dari awal aku baca, aku tertarik dengan ceritanya... semangat berkarya thoor👍💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!