NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Proyek dan Pesantren

"Atau Anda bertemu gadis masa lalu itu dan menikahinya. Kemungkinan impoten psikogenik ini akan perlahan sembuh,"

Kata-kata dokter Priska terngiang-ngiang di kepala Maheswara. Lama dia merenung di kamarnya yang remang itu.

"Apa gadis itu...," gumam Maheswara. Pikiran Maheswara pun terbawa kembali ke peristiwa kurang lebih 8 tahun itu.

FLASHBACK ON

Maheswara memperbaiki topi kuning khas kontraktor itu. Di tangannya ada blue print bangunan yang sementara dibangun. Namun, pembangunan hotel itu menuai pertentangan dari orang sekitar yang sudah ditunggangi rival bisnis Maheswara. Mereka mengirim orang-orang untuk menganggu proyek itu sehingga pembangunannya tidak begitu lancar.

Hari itu Maheswara memutuskan untuk melihat langsung proses pembangunan,

"Bagian depan ini sudah enam puluh persen, Tuan. Yang bagian saja itu untuk area kolam renangnya, itu baru dua puluh persen. Area entry ini pun baru dua puluh persen," tandas kepala proyek.

"Ini terlalu lambat dan sudah molor dari waktu yang termuat dalam perjanjian. Kalau begini terus, proyek ini akan mangkrak," protes Maheswara.

"Itulah, Tuan. Padahal sudah ada polisi yang berjaga-jaga, tapi preman-preman itu masih sering datang," keluh kepala proyek.

"Aku akan menginap di sini sampai besok. Aku berharap mereka datang agar aku bisa bertanya langsung apa yang mereka inginkan," ujar Maheswara dengan rahang yang mengeras.

Dan Maheswara benar-benar mewujudkan perkataannya. Malam pun tiba. Dia berniat tidur di mobilnya.

"Tuan, kepala proyek sudah minta izin untuk Tuan bisa istirahat di pesantren sebelah. Kebetulan masih ada kamar kosong di area cowok,"

Maheswara menatap pesantren yang berdiri tepat di samping proyeknya itu.

"Tidak usah. Aku di sini saja. Lagipula, mereka akan tahu aku menginap di situ. Lebih mudah bagi mereka untuk melakukan sesuatu padaku," tolak Maheswara.

"Dia menulis nama orang lain di buku tamu, bukan nama Tuan, alasannya juga sebagai musafir bukan karena proyek ini. Identitas Tuan sangat dirahasiakan. Aku tidak tega Tuan tidur di mobil,"

"Aku bukan bayi, Elmo,"

"Selamat malam, Tuan Mahes," seru seorang pria, di belakangnya ada beberapa orang yang ikut juga.

Maheswara menoleh,

"Tuan Brian," Maheswara menjabat tangan si pria dan orang-orang yang ikut dengannya.

"Aku tadi kebetulan lewat. Ku lihat dari luar. Sepertinya aku kenal, ternyata betul CEO kita, Tuan Maheswara," pria bertubuh gemuk berlogat Batak itu berujar sambil tertawa.

"Selamat atas proyeknya, Tuan," ujar pria yang satunya.

"Oh ya, kalau Tuan belum pulang dan butuh penghibur, bilang saja. Ada barang bagus di rumah putih itu. Dekat kan," Tuan Brian menunjuk sebuah rumah yang masih kelihatan dari area depan proyek itu.

Maheswara menengok ke arah yang ditunjuk,

"Nanti aku akan ke sana," ujar Maheswara

"Hahahaha, ternyata Tuan masih seperti dulu. Dijamin tidak mengecewakan," Tuan Brian ala-ala berbisik.

Elmo sudah gelisah menunggu para penjilat itu pergi.

"Selama belum menikah boleh lah nakal-nakal sedikit kan, Tuan," seorang pria menimpali.

Mereka tertawa bersama.

"Kebetulan ada minuman yang kami bawa. Anggaplah sebagai perayaan dadakan proyek Anda ini," Tuan Brian menoleh ke belakang, "Dinar! Bawa minumannya,"

Seorang wanita berpakaian seksi dan bertubuh bahenol muncul membawa beberapa botol minuman dalam botol ukuran sedang.

Dengan gesit, dia membagikannya pada mereka semua,

"Maaf, saya tidak minum," tolak Elmo.

"Kita merayakan kesuksesan proyek hotel baru Tuan Maheswara," seru Tuan Brian. Mereka mengangkat botol masing-masing dan melakukan cheers di udara. Meneguk minuman masing-masing dan tertawa terbahak-bahak. Mereka mengobrol dengan suara besar seolah-olah tidak ada orang lain di sekitar mereka. Mereka tertawa membahas hal-hal bodoh dan konyol. Elmo benar-benar sudah muak. Hingga mereka merasa sudah cukup.

"Jangan lupa untuk datang, Tuan. Kami menunggu mu di pesta sesungguhnya," ujar Tuan Brian.

"Nanti aku ke sana," balas Maheswara sambil mengangkat botolnya.

Tiba-tiba Maheswara merasa ada sesuatu yang terjadi dalam tubuhnya. Kepalanya mulai terasa ringan dan dadanya mulai sesak karena gelombang panas.

"Elmo,"

"Ya, Tuan?,"

"Sepertinya aku kelelahan. Aku menerima tawaranmu menumpang di pesantren itu," ujar Maheswara.

"Baik, Tuan, mari saya antarkan. Kepala proyek sudah aturkan izinnya pada Bu Nyai. Jadi kita tinggal datang saja,"

Karena posisi yang bersebelahan, Elmo mengantarkan Maheswara dengan berjalan kaki.

Gerbang pesantren masih terbuka, tapi beberapa lampu di ruangan terlihat sudah padam.

"Sudah melapor ke Bu Nyai, Pak," ujar Elmo.

"Oh ya, mari saya antarkan ke kamar yang kosong. Tapi ya itulah, kamar yang kosong di bagian belakang. Kamarnya kecil sekali,"

"Tidak apa-apa, Pak. Hanya untuk menginap malam ini saja," Elmo berbicara sesopan mungkin. Sementara Maheswara diam saja karena gelombang panas di dadanya semakin menjadi-jadi.

Penjaga menunjukan kamar kecil di ujung koridor.

"Kamar ini jarang dihuni karena di samping ini pagar ke asrama perempuan. Jadi hanya dihuni orang-orang tertentu atas seizin Bu Nyai," lanjutnya, "tapi ini juga jalur tercepat kalau mau ke dapur. Besok pagi Anda bisa sarapan dengan kami kalau mau,"

Maheswara masuk ke kamar sederhana itu. Matanya terperanjat melihat kipas angin. Sesuatu yang sangat jarang dia lihat. Dan apa itu, sapu ijuk. Benda yang lucu menurut pikiran Maheswara.

Elmo membiarkan Maheswara istirahat sedangkan dirinya keluar lagi kembali ke proyek dan tidur di dalam mobilnya.

Maheswara mencoba menutup mata agar rasa panasnya hilang. Tapi percuma. Bukannya tertidur. Gelombang panas itu semakin terasa, napasnya juga semakin memburu. Maheswara melihat sekeliling nya tidak ada air minum. Dia sangat ingin minum. Keringat dingin mengucur di dahinya.

Maheswara beranjak dari tempat tidur. Dia membuka pintu kamar. Maheswara menengok ke segala arah. Suasana sudah redup. Tidak ada lagi yang lalu lalang. Maheswara melihat pintu besi yang berada tepat di sebelah kamarnya gemboknya tidak dikunci. Dia teringat kata-kata penjaga itu adalah jalur cepat ke dapur. Dia pun membuka pintu itu perlahan di bawah gempuran napasnya yang memburu.

Maheswara melangkahkan kaki. Pandangannya buram. Dia mengedipkan mata untuk membuat matanya melek lagi tapi percuma. Kepalanya semakin ringan.

Dia melihat sebuah ruangan yang pintunya sedikit terbuka.

Mungkin itu dapurnya. (Maheswara).

Maheswara menghampiri ruangan itu. Dia melongok ke dalam berharap melihat dispenser, gelas, atau teko mungkin. Tapi yang dia lihat, seorang gadis terbaring telentang dengan tasbih kecil di tangannya.

Pemandangan di depannya itu membuat napasnya lebih memburu. Dia rasanya ingin menerkam gadis itu. Dia mencoba melawan rasa itu tapi dia kalah. Dengan terpaksa, dia masuk ke ruangan kamar itu, menutup pintu, dan mulai membuka bajunya.

Keesokan paginya, Elmo terkejut melihat Maheswara tidur di mobilnya,

"Tuan.. Tuan," Elmo mengetuk jendela mobil Maheswara.

Maheswara terkejut. Ekspresinya seperti melihat hantu. Dia segera membuka pintu mobilnya.

"Kenapa Tuan tidur di sini?," tanya Elmo

"Aku tidak bisa terlelap di kamar itu. Kamarnya terlalu kecil dan panas. Lebih baik aku tidur di dalam mobil,"

"Baiklah, saya ke sebelah dulu mau pamitan jangan sampai mereka mencari-cari kita,"

FLASHBACK OFF

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!