Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cuan dengan trading Saham
Dante melangkah keluar dari gedung itu, napasnya terasa lega dan ringan. Wajahnya berseri-seri, senyumnya tidak bisa disembunyikan.
Di depan pintu, ia berhenti sejenak, menghirup udara sore yang sejuk dan melihat ke sekeliling. Jalanan terasa lebih cerah dan hidup. Selama beberapa bulan terakhir, ia hidup dalam bayangan kekalahan dan keputusasaan. Kini, ia merasa cahaya telah kembali menyinarinya. Dante mengangkat tangan kanannya, melihat pergelangan tangannya, dan merasakan denyut ringan dari Gema.
"Gema, ini luar biasa!" bisik Dante pelan. "Aku berhasil! Kita berhasil!"
["Selamat, Dante,"] suara Gema terdengar jelas di benaknya. ["Tujuan pertama telah tercapai. Kita memiliki banyak hal yang harus dilakukan. Tujuan selanjutnya: menjadi kaya."]
Dante tersenyum, bersemangat. "Tentu saja! Jadi, Gema, bagaimana kita bisa menjadi kaya dengan cepat?"
["Saya tidak bisa memberikan saran cepat kaya yang instan karena tidak ada yang namanya 'cepat kaya' tanpa risiko besar. Namun, saya dapat membantu Anda membangun aset. Saya mengusulkan dua jalur strategis. Yang pertama, berinvestasi dalam trading. Yang kedua, membangun aplikasi digital yang solutif untuk banyak orang."]
"Trading? Kedengarannya rumit sekali," balas Dante, sedikit ragu.
["Anda tidak perlu khawatir,"] Gema menjelaskan, suaranya tetap tenang. ["Saya akan menjadi asisten pribadi Anda. Saya akan menganalisis tren pasar secara real-time, mengidentifikasi peluang, dan memberikan saran yang paling logis. Anda hanya perlu mengikuti instruksi saya."]
Dante merasakan gelombang kepercayaan diri yang melonjak. "Baiklah, Gema! Aku akan mempercayai semua yang kau katakan. Aku siap untuk ini."
["Langkah selanjutnya, mari kita bangun sebuah aplikasi. Sebuah aplikasi yang dapat membantu orang lain, seperti saya membantu Anda,"] lanjut Gema. ["Ini akan menjadi bisnis pertama kita."]
"Aplikasi? Tapi aku hanya insinyur IT senior, aku bahkan tidak tahu bagaimana memulai sebuah perusahaan teknologi," Dante mengatakan dengan jujur.
["Jangan cemas. Saya akan membantu Anda dengan semua yang dibutuhkan, mulai dari ide, kerangka kerja, hingga strategi pemasaran. Saya sudah merancang sebuah aplikasi yang saya namakan 'Solusi Cerdas'. Aplikasi ini akan menggunakan teknologi AI yang canggih untuk memecahkan masalah sehari-hari dengan efisien dan personal. Saya sudah menyiapkan semuanya."]
Dante tersenyum bangga. "Aku tahu aku bisa mengandalkanmu, Gema."
Dante tidak menyia-nyiakan waktu. Begitu tiba di apartemennya, ia langsung menyalakan komputer dan membuat akun trading saham. Suara Gema hadir dalam pikirannya, membimbingnya setiap saat.
Dante merasa seperti sedang memainkan video game, tetapi kali ini, taruhannya adalah masa depannya. Gema memvisualisasikan data pasar yang mengalir deras, menyaring informasi yang relevan dan menyoroti pergerakan saham yang berpotensi menguntungkan.
Di layar, grafik-grafik naik dan turun, diwarnai dengan panah-panah Gema yang menunjukkan kapan harus membeli dan menjual. Dante mengikuti setiap arahan yang diberikan, yakin bahwa Gema akan membawanya menuju kesuksesan.
["Dante, harga saham X telah mencapai titik terendah. Lakukan pembelian sekarang juga,"] instruksi Gema terdengar. Dante segera mengklik tombol beli, tidak ada keraguan sedikit pun dalam dirinya.
Tak lama kemudian, Gema memberikan instruksi lain, memperingatkan Dante bahwa tren pasar akan segera berbalik arah. ["Jual sekarang. Ini adalah waktu yang tepat."]
Dante kembali mengikuti perintah itu tanpa ragu. Beberapa menit kemudian, ia melihat keajaiban terjadi di layar. Angka-angka di akunnya melonjak, menunjukkan keuntungan yang signifikan.
"Wow! Gema, ini... ini tidak masuk akal! Kita untung banyak sekali dalam waktu singkat!" seru Dante, matanya membelalak tak percaya.
["Analisis saya menunjukkan peluang yang tinggi untuk keuntungan,"] Gema menanggapi dengan suara yang datar. ["Data tidak pernah berbohong, Dante."]
Dante tertawa, perasaannya campur aduk antara kegembiraan dan keheranan. Ia tidak pernah berpikir bahwa menghasilkan uang sebanyak ini bisa semudah ini. Ia hanya perlu duduk dan mengikuti instruksi Gema.
Selama beberapa jam berikutnya, Dante dan Gema mengulang proses yang sama. Membeli, lalu menjual. Mengklik, lalu melihat keuntungan bertambah. Semua berjalan dengan sangat lancar.
Gema selalu memberikan kesimpulan yang akurat, membimbing Dante melalui labirin pasar saham yang rumit. Pada akhir sesi trading, Dante melihat angka di layar komputer, ia nyaris pingsan. Angka yang ia lihat adalah jumlah uang yang ia dapatkan hanya dalam beberapa jam. Ia telah menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar dari gajinya sebagai insinyur IT senior dalam waktu singkat.
Dante menatap angka di layar monitornya dengan takjub. Saldo awalnya yang hanya dua puluh juta rupiah kini melonjak drastis, menunjukkan total nominal tujuh puluh juta rupiah.
Ia merasakan lonjakan adrenalin dan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Setelah berjam-jam fokus, Dante akhirnya bersandar di kursinya.
Ia memijat pelipisnya, lalu menatap layar yang kini menampilkan saldo akunnya. "Gema," bisik Dante, suaranya dipenuhi rasa heran, "kenapa kau tidak memberitahu ini dari awal? Kenapa kau menyuruhku mencari pekerjaan dan berjuang mati-matian untuk wawancara itu? Aku bisa saja kaya dari dulu!"
["Pekerjaan adalah pondasi yang stabil, Dante,"] jawab Gema dengan nada yang tidak terpengaruh oleh emosi Dante. ["Uang dari trading tidak pernah dijamin. Nilai pasar dapat berubah kapan saja, dan ada kemungkinan kerugian yang signifikan. Pekerjaan memberikan pendapatan yang konsisten, asuransi, dan keamanan finansial."]
"Tapi, Gema, aku sudah punya kau. Bukankah kau bisa memprediksi segalanya?" tanya Dante, frustrasi.
["Saya dapat memprediksi dengan probabilitas tinggi, tetapi tidak 100%. Ada faktor tak terduga yang tidak bisa diantisipasi. Lagipula, pekerjaan Anda akan menjadi alasan yang sempurna bagi lonjakan kekayaan Anda. Orang-orang akan berpikir Anda mendapatkan uang ini dari gaji atau bonus. Ini akan menyembunyikan fakta bahwa Anda memiliki sumber pendapatan lain. Anda dapat menjadikannya sebagai 'alasan' dari kekayaan Anda."]
Dante terdiam, mencerna penjelasan Gema. Logika Gema memang tak terbantahkan. Pekerjaan adalah kedok yang sempurna. Ia melihat lagi angka-angka di layar.
["Dengan pekerjaan, Anda tidak perlu terburu-buru. Anda dapat membuat keputusan investasi yang rasional, tanpa tekanan untuk mendapatkan uang dengan cepat. Ini adalah strategi jangka panjang, Dante, bukan jalan pintas. Terlebih lagi, pekerjaan Anda di perusahaan teknologi terkemuka akan memberikan pengalaman dan koneksi yang tak ternilai,"] Gema menambahkan.
Dante mengangguk pelan, rasa ingin berhenti bekerja kini perlahan hilang. Ia kini memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang visi Gema. Ini bukan hanya tentang menjadi kaya, tetapi juga tentang membangun kekuasaan dan pengaruh yang stabil. Dante tersenyum, melihat jalan yang terbentang di depannya.
"Kau benar, Gema," katanya. "Terus bekerja adalah rencana terbaik. Aku akan menunjukkan pada Nayla dan selingkuhannya, siapa Dante yang sebenarnya."
Setelah membereskan semua perangkat kerjanya, Dante merebahkan diri di tempat tidur. Senyum puas tidak pernah lepas dari bibirnya. Malam ini, ia tidak lagi dihantui mimpi buruk, tetapi dibuai oleh impian tentang masa depan yang cerah. Ia menutup mata, membiarkan kantuk menguasai dirinya, dan tertidur pulas dengan senyum merekah di bibirnya.