NovelToon NovelToon
DIARY OF LUNA

DIARY OF LUNA

Status: tamat
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Cintapertama / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:673
Nilai: 5
Nama Author: Essa Amalia Khairina

"Dunia boleh jahat sama kamu, tapi kamu tidak boleh jahat sama dunia."

Semua orang punya ceritanya masing-masing, pengalaman berharga masing-masing, dan kepahitannya masing-masing. Begitu juga yang Luna rasakan. Hidup sederhana dan merasa aman sudah cukup membuatnya bahagia. Namun, tak semudah yang ia bayangkan. Terlalu rapuh untuk dewasa, terlalu lemah untuk bertahan, terlalu cepat untuk mengerti bahwa hidup tidak selamanya baik-baik saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Essa Amalia Khairina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIARY PERTAMA LUNA

Meski pihak sekolah menganggap masalah itu selesai, namun bagi Luna, kata “pencuri” itu sudah telanjur menempel di dirinya—seperti cap yang tak bisa dihapus, menodai setiap langkah dan pandangan yang ia terima.

Bel istirahat berbunyi, disusul riuh suara langkah dan tawa teman-teman yang berhamburan keluar kelas. Sementara yang lain berlari menuju kantin, Luna justru melangkah ke arah sebaliknya—menyusuri koridor yang mulai lengang. Setiap langkahnya pelan, seolah takut menarik perhatian.

Udara di luar ruang kelas terasa lebih sunyi, hanya suara sepatu yang beradu dengan lantai dan desau angin dari jendela yang terbuka. Ia menunduk, menatap lantai seolah di sanalah tempat paling aman untuk memalingkan pandangannya dari dunia.

Begitu sampai di depan perpustakaan, Luna berhenti sejenak. Ruangan itu sepi, hanya samar terdengar bunyi kipas angin yang berputar malas di langit-langit. Aroma buku-buku lama menyambutnya saat ia melangkah masuk—aroma yang entah kenapa selalu memberinya sedikit ketenangan.

Ia memilih duduk di sudut paling pojok, di antara rak-rak tinggi yang jarang dijamah. Dari sana, ia bisa melihat jendela besar dengan cahaya matahari yang jatuh lembut menembus tirai debu. Luna meletakkan tasnya di lantai, menunduk, dan menarik napas panjang.

Dalam kesunyian itu, segala yang ia tahan sejak pagi terasa menyesak di dada. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang kembali mendesak keluar. Apa salahku sampai harus dituduh seperti itu? Batinnya bergetar.

Luna menatap meja di depannya—di sana tergeletak setumpuk kertas kosong yang biasa digunakan siswa untuk menulis rangkuman buku. Sudut-sudutnya sedikit melengkung, wangi kertasnya masih baru. Ia terdiam sejenak, menatap lembaran itu lama, seolah sedang menimbang sesuatu.

Perlahan, tangannya terulur mengambil satu lembar. Suara gesekan halus terdengar ketika kertas itu ditarik dari tumpukannya. Ia mengeluarkan pulpen dari saku seragamnya, membuka tutupnya dengan bunyi kecil klik.

Bukannya menulis rangkuman buku seperti seharusnya, Luna justru mulai menulis apa yang selama ini tak pernah bisa ia ucapkan. Baris pertama ia tulis dengan tangan bergetar.

Tulisan itu sederhana, tapi sarat beban. Ia menatapnya lama sebelum ujung pulpennya kembali bergerak. Kata demi kata mengalir, seperti air yang akhirnya menemukan jalan keluar setelah lama tertahan di bendungan dada.

Sementara itu, di ambang pintu perpustakaan, sosok Arga berdiri diam. Sejak beberapa menit lalu, ia sudah mengikuti langkah Luna tanpa suara—tidak berniat mengintai, tapi entah kenapa hatinya mendorong untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Dari celah pintu yang sedikit terbuka, pandangannya menangkap setiap gerak Luna di dalam ruangan yang sunyi itu.

Ia melihat bagaimana gadis itu duduk di sudut, menunduk lama, lalu mulai menulis sesuatu di atas selembar kertas kosong. Tak ada suara, hanya goresan pena yang kadang berhenti, kadang bergerak tergesa—seolah setiap barisnya membawa beban berat yang selama ini disembunyikan.

Arga tak tahu apa yang Luna tulis, tapi tatapan matanya yang kosong dan senyum getir di akhir membuat dadanya terasa sesak. Ada perasaan aneh—campuran iba, penasaran, dan entah apa lagi—yang membuatnya tetap terpaku di tempat, bahkan ketika Luna akhirnya berdiri dan melangkah keluar.

Begitu Luna melewati pintu, Arga spontan menunduk dan bersembunyi di balik tembok koridor, menahan napas agar tak ketahuan. Gadis itu berjalan melewatinya tanpa sadar, langkahnya pelan, seolah membawa beban yang tak terlihat.

Begitu suara langkah itu menghilang di ujung koridor, Arga baru berani masuk. Ia melangkah hati-hati ke dalam perpustakaan, menelusuri jalan yang sama seperti yang dilalui Luna tadi.

Pandangan matanya tertumbuk pada meja di pojok ruangan—tempat Luna tadi duduk. Di sana tak ada apa-apa kecuali tumpukan buku dan selembar kertas kosong yang tertinggal. Namun, sesuatu menarik perhatiannya: satu buku di rak dekat meja tampak tidak sejajar dengan yang lain, sedikit menjorok ke depan.

Arga mendekat. Jantungnya berdegup cepat entah kenapa. Ia menarik buku itu perlahan, dan benar saja—di antara halaman-halamannya terselip selembar kertas berlipat.

Tangannya sempat ragu sebelum akhirnya ia membuka lipatan itu. Tulisan tangan Luna yang halus tapi bergetar memenuhi halaman. Kalimat pertama yang ia baca membuat matanya membesar.

Kenapa dunia selalu cepat menuduh, tapi lambat mendengar? Rasanya tidak adil jika salah satu pihak harus disalahkan. Orang yang tidak tahu apa-apa, berusaha baik di setiap harinya, tapi justru dunia begitu jahat mematahkan mentalnya. Berusaha bertahan dan berbuat baik semampunya, justru harus menanggung beban seberat itu?

Arga menatap tulisan di tangannya lagi. Setiap huruf terasa seperti jeritan yang ditulis dengan tinta air mata. Ia bisa membayangkan bagaimana Luna menunduk, menahan tangis saat menulisnya. Hanya kertas dan pena yang menjadi tempatnya bersuara, di saat semua orang memilih memalingkan muka.

Aku nggak minta disukai. Bahkan, sulit seseorang untuk menyukaiku. Aku cuma pengin dipercaya. Aku tahu aku bukan siapa-siapa. Aku cuma anak dari gang kecil, yang mungkin bagi mereka nggak pantas berdiri di sini.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!