NovelToon NovelToon
Gadis Centil Milik CEO Dingin

Gadis Centil Milik CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: siti musleha

Di dunia ini, tidak semua kisah cinta berawal dari tatapan pertama yang membuat jantung berdegup kencang. Tidak semua pernikahan lahir dari janji manis yang diucapkan di bawah langit penuh bintang. Ada juga kisah yang dimulai dengan desahan kesal, tatapan sinis, dan sebuah keputusan keluarga yang tidak bisa ditolak.

Itulah yang sedang dialami Alira Putri Ramadhani , gadis berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA. Hidupnya selama ini penuh warna, penuh kehebohan, dan penuh canda. Ia dikenal sebagai gadis centil nan bar-bar di lingkungan sekolah maupun keluarganya. Mulutnya nyaris tidak bisa diam, selalu saja ada komentar kocak untuk setiap hal yang ia lihat.

Alira punya rambut hitam panjang bergelombang yang sering ia ikat asal-asalan, kulit putih bersih yang semakin menonjolkan pipinya yang chubby, serta mata bulat besar yang selalu berkilat seperti lampu neon kalau ia sedang punya ide konyol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti musleha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4 : Pertama Kali Belanja Bersama

Pagi itu, matahari bersinar cerah menembus jendela besar rumah Adrian. Tapi yang cerah hanyalah cuacanya, bukan suasana hati sang pemilik rumah.

Adrian baru saja turun tangga, rapi dengan kemeja abu dan celana hitam. Seperti biasa, ekspresinya datar, fokus hanya pada secangkir kopi hitam yang sudah menunggunya di meja makan. Namun, ia berhenti seketika ketika melihat pemandangan aneh.

Alira berdiri di ruang tamu dengan hoodie pink kebesaran, celana jeans robek-robek, dan sepatu kets putih. Rambutnya diikat asal dengan pita warna kuning cerah. Di tangannya ada tote bag bergambar kucing. Wajahnya penuh semangat.

“Yuk, kita belanja!” serunya ceria.

Adrian mengerutkan alis. “Belanja apa?”

“Belanja kebutuhan rumah tangga, lah! Kamu pikir rumah sebesar ini bisa hidup cuma dengan kopi hitam? Hello, Mas CEO. Aku ini istri, aku butuh snack, cokelat, mie instan, boba instan, skincare, dan… ah, banyak banget deh!”

Adrian menatapnya dingin. “Aku bisa menyuruh asisten rumah tangga membelikan semua itu.”

Alira langsung manyun. “Ih, garing banget. Yang namanya pasangan baru tuh harus belanja bareng. Ini tradisi wajib. Kalau nggak, kita bakal dikutuk jadi pasangan hambar.”

“Alira.” Suara Adrian tegas.

Alira mendekat, menatapnya dengan mata bulat penuh harap. “Please… sekali aja. Anggap ini team building. Kamu kan suka hal-hal profesional? Nah, belanja bareng istri itu teamwork! Masa kamu takut belanja sama aku? Jangan-jangan kamu malu ya?”

Adrian menutup mata sebentar, menghela napas panjang. Gadis ini benar-benar… menyebalkan sekaligus sulit ditolak.

“Baiklah,” katanya akhirnya, “tapi cepat.”

“Yeeey!” Alira langsung melompat kecil, hampir menabrak meja.

Supermarket besar di pusat kota ramai oleh pengunjung. Begitu masuk, Alira sudah seperti anak kecil yang dilepas di taman bermain.

“Liat, liat! Ada promo buy 1 get 1 es krim! Mas, kita beli, ya?” serunya sambil menarik keranjang dorong.

Adrian mendorong keranjang dengan tenang, wajah tetap datar. “Kita tidak butuh itu.”

Alira langsung berhenti, menatapnya dramatis. “Tidak butuh? Es krim itu kebutuhan pokok, Mas. Tanpa es krim, hidup jadi pahit. Kayak kamu.”

Beberapa orang di sekitar mereka mendengar dan cekikikan. Adrian menoleh tajam ke arah mereka, membuat semua buru-buru berpaling.

Alira malah makin semangat. Ia memasukkan dua kotak es krim ke keranjang. “Done. Nggak usah makasih. Aku ini penyelamat suasana hati.”

Adrian hanya menghela napas, memilih diam.

Perjalanan belanja mereka semakin aneh.

Di rak camilan, Alira memasukkan keripik, cokelat, biskuit, dan permen tanpa henti. Keranjang penuh dengan barang-barang manis.

“Ini terlalu banyak,” komentar Adrian dingin.

Alira menjawab santai, “Camilan bikin hubungan langgeng. Nanti kalau kita berantem, aku bisa sogok kamu pakai cokelat.”

Adrian menatapnya datar. “Kita tidak akan berantem.”

Alira langsung ngakak. “Hahaha! Mas, kita aja udah berantem tiap jam. Percaya deh, cokelat ini bakal jadi penyelamat.”

Di bagian buah-buahan, Alira mencoba gaya “istri teladan”. Ia mengambil apel, mengangkat tinggi-tinggi, lalu menatap Adrian dengan dramatis.

“Mas, liat deh. Apel merah. Melambangkan cinta, kesegaran, dan kesehatan. Kalau aku kasih apel ini ke kamu, kira-kira kamu bakal jatuh cinta nggak?”

Adrian hanya menjawab singkat, “Tidak.”

Alira langsung pura-pura jatuh terduduk sambil memegangi dada. “Aduh, hatiku hancur berkeping-keping!”

Orang-orang di sekitar mereka menahan tawa, ada yang diam-diam memotret. Adrian menutup wajah sebentar dengan tangan, antara malu dan kesal.

Saat melewati lorong peralatan rumah tangga, Alira tiba-tiba berhenti di depan rak alat masak.

“Mas, kita beli panci warna pink, yuk. Biar dapurnya lebih ceria.”

Adrian menoleh. “Tidak.”

“Wajan ungu?”

“Tidak.”

“Pisau imut bergambar Doraemon?”

Adrian menatapnya tajam. “Alira.”

Alira terkekeh. “Oke, oke. Tapi serius deh, aku bakal masak lagi. Suatu hari kamu harus coba hasil tanganku. Jangan kabur lagi kayak kemarin.”

Adrian tidak menjawab, hanya mendorong keranjang maju. Tapi dalam hati ia bergumam: Jangan-jangan gadis ini memang bom waktu. Sekali meledak, hancur semua pertahananku.

Di kasir, kejadian lucu lainnya muncul.

Kasir muda yang cantik tersenyum ramah pada Adrian. “Selamat siang, Pak. Wah, belanjanya banyak sekali ya. Untuk keluarga kecil?”

Alira langsung menyelip, merangkul lengan Adrian erat-erat. “Iyaaa, ini buat keluarga kecil kami. Suami aku emang suka ngemil diam-diam, makanya aku beliin stok banyak. Kalau nggak, dia bisa cranky kayak bayi.”

Adrian menoleh cepat, menatapnya dengan tatapan membunuh. Tapi Alira malah tersenyum manis ke kasir.

Kasir itu tersipu, lalu berkomentar, “Ih, romantis banget. Suaminya dingin-dingin gitu, istrinya ceria. Cocok banget, deh.”

Alira terkikik, “Iya kan? Kita tuh pasangan paket hemat. Aku panas, dia dingin. Jadi kalau disatuin, suhunya pas.”

Adrian mengusap pelipisnya, sudah pasrah.

Dalam perjalanan pulang, Alira duduk di kursi penumpang sambil membuka bungkus keripik. Ia mengunyah santai, lalu melirik Adrian yang menyetir dengan serius.

“Mas, tau nggak? Aku suka banget sama momen ini.”

Adrian tidak menoleh. “Momen apa?”

“Momen belanja bareng, pulang bareng, kayak pasangan normal. Rasanya… lucu aja. Kamu tuh kayak bodyguard super ganteng yang nyetirin aku.”

Adrian menahan diri untuk tidak bereaksi. “Aku bukan bodyguard. Aku suamimu, meski hanya di atas kertas.”

Alira berhenti mengunyah, menatapnya diam-diam. Ucapan itu memang dingin, tapi entah kenapa hatinya sedikit bergetar.

Namun, ia segera menutupi dengan senyum centil. “Oke, di atas kertas. Tapi aku janji, suatu hari kamu bakal hapus kata-kata itu sendiri. Tunggu aja.”

Adrian tetap diam, tapi jemarinya sedikit mengetat di setir.

Sesampainya di rumah, mereka membongkar belanjaan. Alira sibuk menata camilan di dapur. Adrian berdiri di samping, memperhatikan dengan ekspresi tak terbaca.

“Kenapa kamu beli semua ini?” tanyanya akhirnya.

Alira berhenti sebentar, lalu menoleh. Senyumnya kali ini lebih lembut dari biasanya. “Karena aku pengen rumah ini nggak cuma kelihatan megah, tapi juga kerasa hangat. Aku tahu kamu suka sepi, tapi… kalau sepi terus, kamu bisa lupa rasanya hidup.”

Adrian terdiam. Untuk pertama kalinya, kata-kata gadis itu menusuk hatinya. Namun, ia cepat-cepat memalingkan wajah.

“Jangan campuri urusanku,” katanya datar, lalu berjalan pergi.

Alira menatap punggungnya lama, lalu berbisik pelan, “Kamu boleh dingin sekarang, tapi aku yakin suatu hari kamu bakal butuh kehangatan.”

Ia tersenyum tipis, tapi di balik senyum itu, ada rasa penasaran baru di hatinya: apakah mungkin justru ia yang duluan jatuh ke dalam perangkap perasaannya sendiri?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!