Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.
"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-
"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-
*
Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.
Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.
Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.
"Aku harus kembali pada istriku"
Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.
"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Bayaran
Ciuman yang tidak lagi bisa di hindari oleh Shafa, ketika dia yang mencoba untuk mempertahankan satu hal yang berharga dalam dirinya. Tapi sosok Bara telah mengambil semuanya, hingga tidak ada yang tersisa lagi. Pakaian yang sudah berserak di lantai, tubuh yang polos dan tidak lagi memikirkan harga diri.
Wajah pria yang sama yang berada di depannya, adalah orang yang pertama kali mengambil ciumannya. Namun apa artinya itu jika selamanya Shafa hanya sebagai wanita penghibur baginya.
Shafa merasa aneh ketika Bara masih memeluknya dalam keadaan polos, di saat mereka selesai melakukannya malam ini. Seolah Bara tidak akan melepaskannya begitu saja.
"Sudah berapa pria yang kau layani seperti ini? Apa semuanya membuatmu puas?"
Shafa menatap Bara dengan tatapan yang sendu. Bahkan entah kemana perginya tatapan nakal yang selalu dia tunjukan pada setiap pria yang membayarnya untuk kesenangan sesaat. Kali ini seolah dia lelah untuk terus menjadi Laurent.
"Tidak terhitung, sudah 5 tahun aku hanya menjadi perempuan penghibur. Dan selama 5 tahun itu seharusnya aku bisa menjaga apa yang setidaknya bisa aku pertahankan. Tapi, Tuan merampasnya begitu saja"
Bara sedikit mengerutkan keningnya, meski tidak terlalu mengerti. Tapi akhirnya dia ingat satu hal ucapan Shafa saat pertama kali dia menciumnya.
"Jadi, kau benar-benar mempertahankan ciumanmu? Apa itu mungkin selama5 tahun kau menjadi seorang wanita penghibur?"
Nada tidak percaya dari Bara, membuat Shafa hanya tersenyum. Wajar jika Bara tidak percaya dan sedikit merendahkan dirinya. Karena tanpa di rendahkan, dia sudah sangat rendah sekarang.
"Semua pelanggan yang memesanku, selalu aku berikan satu persyaratan sebelum memulai malam. Dan persyaratannya adalah mereka tidak boleh mencium bibirku apapun itu. Mom Erlin juga sudah tahu aturan yang aku berikan pada setiap pelanggan. Terserah pada Tuan mau percaya atau tidak padaku"
Bara terbangun, dia membuka laci nakas sambil tempat tidur. Shafa hanya diam saja memperhatikan. Berpikir jika Bara mungkin akan mengambil uang untuk membayarnya, atau memberikan tips lebih untuknya.
Namun, sebuah map coklat terlempar tepat di depannya sekarang. Shafa sedikit bingung, dia beringsut bangun dan terduduk, menarik selimut sampai ke dadanya untuk menutupi tubuh yang polos.
"Mulai sekarang kau hanya bisa melayaniku"
Shafa menatap Bara dan map cokelat itu dengan bergantian, wajahnya menunjukan kebingungan. Menghilangkan rasa penasaran dan bingungnya, Shafa membuka map itu dan mengeluarkan kertas di dalam sana.
Tangannya bergetar saat membaca setiap kata yang tertera disana. Ada sebuah cairan bening yang menetes begitu saja.
"Aku sudah menjalin kesepakatan dengan Erlina. Membelimu untuk diriku sendiri, dan kau sudah tidak bisa bekerja untuk Erlina lagi. Sekarang, kau hanya perlu melayaniku"
Shafa menangis sejadi-jadinya, bahkan bahunya sampai bergetar dengan tangan meremas kertas di tangannya. Tanpa aba-aba Shafa langsung membungkuk di depan Bara, kepalanya menunduk di kaki Bara yang duduk di depannya.
"Terima kasih Tuan, terima kasih banyak karena sudah membebaskan aku dari semua ini... Hiks.. Akhirnya aku bisa bebas dari Mom Erlin"
Bara sedikit tertegun mendengarnya, dia berpikir Shafa akan marah karena dia sudah berani membelinya untuk seorang diri. Tapi ternyata, Shafa malah berterima kasih padanya dengan cara seperti ini.
"Em, maaf" Shafa tersadar dari apa yang dia lakukan, dia bangun dan mengusap air matanya. Tersenyum pada Bara. "Akhirnya aku bisa bebas dari tekanan Mom Erlin. Terima kasih sudah membuatku terbebas darinya"
"Tapi kau akan tetap menjadi wanita bayaranku"
Shafa kembali mengusap kasar sisa air matanya. "Tidak papa, lebih baik hanya melayani satu orang daripada aku harus terus memberikan tubuhku pada semua orang yang tidak aku kenal"
Bara mengangkat satu alisnya, tapi akhirnya dia tersenyum tipis. "Mulai sekarang kau tinggal disini, karena fasilitas yang diberikan oleh Erlina sudah di ambil kembali"
Shafa menatap sekeliling kamar ini, sebuah Apartemen yang cukup mewah dan Shafa tidak keberatan tinggal dimana pun asalkan dia bisa bebas dari Mom Erlin yang selalu menekannya dan menjadikan dia sebagai anak buah paling handal di jual mahal untuk semalam.
"Ya, aku tidak papa tinggal dimana pun"
"Kau terlihat senang sekali"
Shafa mengangguk, meski bukan berarti dia benar-benar lepas dari status wanita bayaran. Tapi setidaknya sekarang dia hanya akan melayani satu orang yang sama, tidak perlu berganti-ganti pria setiap malamnya.
"Sudah lama sekali aku ingin terbebas dari Mom Erlin. Dan baru sekarang aku akhirnya bisa"
Bara hanya mengangguk pelan, sepertinya ada satu hal yang Bara tidak ketahui tentang Shafa. Tentang bagaimana dia yang bisa masuk ke dalam dunia malam seperti ini.
*
Pagi ini Shafa terbangun dengan beban yang sedikit berkurang, karena mulai sekarang dia tidak perlu datang malam ke tampat Mom Erlin dan melayani pelanggan berbeda setiap malamnya.
"Aku harus pergi ke Kampus sekarang"
Kuliahnya pun hampir selesai, Shafa yakin bisa lulus tahun ini. Dan setelah itu dia akan mencari pekerjaan yang lebih baik, membayar uang pada Bara sebagai pengganti uangnya yang dikeluarkan untuk Mom Erlin.
"Tapi aku belum membicarakan tentang ini pada Tuan Bara. Semalam dia langsung pergi setelah menerima telepon. Mungkin itu dari istrinya"
Tidak ada rasa diabaikan atau apapun, yang jelas Shafa hanya menjadi wanita bayaran untuk Bara dan dia tidak akan merebut apapun antara Bara dan istrinya. Selama Bara tidak bosan dengannya, dia akan melayaninya. Tapi jika Bara bosan dengannya, maka itu adalah kesempatan Shafa untuk bebas darinya.
"Aku akan membicarakan hal ini dengan Tuan Bara nanti. Dan sekarang aku harus pergi mengambil barang-barangku di rumah lama"
Shafa pergi dengan menaiki taksi online yang dia pesan. Pergi ke rumah lamanya untuk mengambil beberapa barang-barangnya. Tidak pernah menjalani pagi lebih merasa bebas dari beban yang sebenarnya belum sepenuhnya lepas.
Shafa terdiam saat melihat Mom Erlin yang sudah berada di rumah. Shafa tersenyum sedikit gugup, takut sekali jika Mom Erlin mungkin marah dan tidak akan melepaskannya begitu saja.
"Mom"
Dengan ragu dia memanggilnya, tapi tiba-tiba Mom Erlin langsung memeluknya. "Aaa.. Kesayangan Mom, pokoknya kamu akan bahagia sekarang. Mom rela melepaskan kamu, karena Tuan Bara sudah memberikan Mom banyak sekali keuntungan"
Shafa tersenyum masam, yang terpenting bagi Mom Erlin bukanlah dia sebagai anak buahnya, tapi uang yang berlimpah. Kehilangan Shafa bukan masalah karena dia sudah mempunyai banyak anak buah untuk menghasilkan uang.
"Em, memangnya berapa uang yang di berikan Tuan Bara, Mom?"
Dalam surat itu tidak tertera jumlah uang yang di bayarkan Tuan Bara pada Mom Erlin untuk menjadikannya wanita bayaran miliknya seorang.
Ketika Mom Erlin menyebutkan nominalnya, Shafa langsung membeku. Bagaimana bisa dia akan mengganti uang itu jika nanti mungkin suatu saat Shafa ingin lepas darinya.
Ya Tuhan, kenapa dia membayar begitu banyak.
Bersambung
Penasaran gak sih bayarannya berapa?