NovelToon NovelToon
七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Tujuh dunia kuno berdiri di atas fondasi Dao, dipenuhi para kultivator, dewa, iblis, dan hewan spiritual yang saling berebut supremasi. Di puncak kekacauan itu, sebuah takdir lahir—pewaris Dao Es Surgawi yang diyakini mampu menaklukkan malapetaka dan bahkan membekukan surga.

Xuanyan, pemuda yang tampak tenang, menyimpan garis darah misterius yang membuat seluruh klan agung dan sekte tertua menaruh mata padanya. Ia adalah pewaris sejati Dao Es Surgawi—sebuah kekuatan yang tidak hanya membekukan segala sesuatu, tetapi juga mampu menundukkan malapetaka surgawi yang bahkan ditakuti para dewa.

Namun, jalan menuju puncak bukan sekadar kekuatan. Tujuh dunia menyimpan rahasia, persekongkolan, dan perang tak berkesudahan. Untuk menjadi Penguasa 7 Dunia, Xuanyan harus menguasai Dao-nya, menantang para penguasa lama, dan menghadapi malapetaka yang bisa menghancurkan keberadaan seluruh dunia.

Apakah Dao Es Surgawi benar-benar anugerah… atau justru kutukan yang menuntunnya pada kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Malam perlahan merayap turun, menutupi Sekte Azure Cloud dengan selimut kabut tipis yang dingin. Cahaya bulan menembus awan, memantul pada genteng giok pavilun dan membuatnya berkilau seperti permata. Dari kejauhan terdengar suara serangga malam bersahutan, menambah sunyi yang terasa anehnya begitu menenangkan.

Di dalam salah satu paviliun kecil yang sederhana, Xuanyan duduk di atas ranjang kayu, tatapannya terarah pada benda yang kini ada di depannya. Sebuah gulungan kuno, dingin membeku, dengan cap naga biru yang samar-samar berpendar setiap kali terkena cahaya bulan.

Mata Xuanyan berkilat. Tangannya bergetar ringan, bukan karena takut, tapi karena harapan yang begitu besar. Mungkinkah ini… awal jalanku?

Namun sebelum ia sempat menyentuh gulungan itu lagi, suara ketukan lembut terdengar di pintunya. Tok… tok… tok.

“Tuan muda, makan malam sudah siap. Apakah anda ingin langsung ke aula makan?” Suara pelayan muda terdengar sopan.

Xuanyan menghela napas. Ia melirik ke arah gulungan, lalu menjawab, “Baik, aku akan segera menyusul.”

Langkah pelayan perlahan menjauh, meninggalkan kesunyian kembali.

Xuanyan menatap gulungan itu lagi, kali ini lebih dekat. Ia bahkan sempat membuka beberapa buku tipis yang ia ambil dari rak pribadinya, mencoba mencari tahu arti dari cap naga biru yang terukir di permukaannya.

“Hmmm… naga biru… naga surgawi? Atau naga timur? Atau jangan-jangan naga tetangga?” Xuanyan bergumam, mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

Satu demi satu buku ia buka, dari sejarah sekte, catatan leluhur, hingga ramalan astrologi kuno. Namun tak satu pun membicarakan tentang cap naga biru.

“Haaahhh, yasudahlah… nanti juga tahu kalau sudah kubuka gulungan ini.”

Dengan senyum penuh semangat, Xuanyan menaruh semua buku ke samping. Kedua tangannya perlahan meraih gulungan kuno itu. Aura dingin yang terpancar dari permukaannya membuat bulu kuduknya sedikit berdiri, tapi justru semakin menguatkan rasa penasarannya.

“Baiklah… ayo kita lihat rahasiamu. Semoga saja ada hubungannya dengan tubuh Dao Es Surgawi-ku.”

Ia menarik napas panjang, lalu mulai membuka gulungan itu perlahan. Setiap lipatan yang terbuka membuat jantungnya berdetak semakin cepat. Matanya berbinar-binar, senyuman tak bisa disembunyikan.

Namun saat gulungan itu terbuka sepenuhnya—

“….”

Senyumannya seketika membeku.

Di hadapannya, lembaran panjang gulungan kuno itu terhampar… kosong. Hanya permukaan putih kebiruan yang dingin, mengkilap halus, seakan terbuat dari es yang dipoles sempurna.

Tidak ada huruf.

Tidak ada pola.

Tidak ada gambar.

Kosong.

Xuanyan menatapnya dengan mata melebar, menunggu sesuatu terjadi. Tapi tidak ada apa-apa.

Hening.

Ia menelan ludah. “….Waw. Keren banget isinya.”

Kedua matanya berkedip, lalu ia mengangkat gulungan itu ke wajahnya. “Kosong. Dan… memantulkan wajahku seperti cermin.”

Ia menghela napas panjang, lalu tiba-tiba merapikan rambutnya dengan kedua tangan, menatap pantulan wajahnya sendiri di gulungan.

“….”

Senyumnya perlahan muncul. “Hmmm… tampan juga wajahku ya. Gak heran kalau kakak Yueran sering bela-belain aku. Ckck, kalau aku jadi cewek juga pasti jatuh hati sama aku.”

Hening sesaat.

Kemudian ekspresinya berubah.

“….SIAL! Bukan itu poin utamanya!”

Dengan kesal ia membanting gulungan itu ke lantai. BAM!

“Kenapa bisa kosong?! Apa aku ditipu gulungan tua ini? Atau aku salah buka?!”

Xuanyan memungut gulungan itu lagi dengan panik, membalik-baliknya. “Depan… belakang… atas… bawah….”

Ia mendekatkan wajahnya, bahkan nyaris menempelkan hidungnya ke permukaan gulungan. “Anjir, beneran kosong. Kertas kosong, cuma dingin doang! Aduh, jangan-jangan ini prank para leluhur…”

Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan emosi. “Masa iya gulungan yang muncul dengan cara segila itu… jatuh dari rak, nyerap darahku, terus beku segala macam… ujung-ujungnya kertas kosong?! Kalau begini, mending aku koleksi kertas nasi aja sekalian!”

Tangannya gemetar, entah karena marah atau putus asa. Tapi di balik semua itu, ada rasa penasaran yang jauh lebih besar.

Tidak mungkin gulungan ini hanya sekadar kosong. Tidak mungkin benda yang bereaksi dengan darahnya hanya mainan murahan.

Ia kembali menatap cap naga biru di permukaannya. Cap itu masih berkilau samar, seolah mengolok-oloknya.

“….” Xuanyan menghela napas panjang, lalu bersandar ke dinding. “Haish… baiklah. Kalau memang kosong, aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku pasti akan menemukan cara untuk membuka rahasiamu.”

Namun di sudut hatinya, suara kecil bergumam: Atau jangan-jangan memang aku sedang dibodohi?

Ia menutup matanya sebentar, mencoba menenangkan diri. Tapi setelah beberapa detik, ia membuka matanya lagi, menatap gulungan yang tetap saja tidak menunjukkan apa-apa.

Xuanyan mendesah. “Hah… nasib. Bahkan gulungan kuno pun menolak kerja sama denganku.”

Keesokan paginya, kabut tipis masih menyelimuti halaman latihan Sekte Ling. Para murid sudah mulai berlatih, suara pekikan, hentakan kaki, dan hembusan energi qi terdengar bersahut-sahutan. Namun di sisi lain arena, Elder Han Qing berdiri dengan tenang, kedua tangannya bersedekap, matanya mengamati setiap murid yang berlatih dengan penuh wibawa.

Ketika Xuanyan mendekat, Elder Han Qing langsung menghentikan perhatiannya pada para murid. Ia melangkah maju, senyum ramahnya terlihat, namun sorot matanya penuh kehati-hatian.

“Jadi bagaimana, Tuan Muda?” tanyanya dengan nada lembut namun serius. “Apakah anda sudah mendapatkan pencerahan semalam?”

Xuanyan menunduk sedikit, ekspresi wajahnya terlihat lelah, seperti seseorang yang baru saja dipermainkan oleh takdir.

“Masih belum, Elder Qing…” ujarnya dengan nada berat, lalu tersenyum miring penuh kegetiran. “Dan sepertinya yang kudapat bukan pencerahan… melainkan pembodohan.”

Elder Han Qing terdiam. Matanya menyipit, mencoba membaca makna di balik kata-kata Xuanyan. “Maksud anda?”

Xuanyan menghela napas panjang, lalu dengan perlahan merogoh saku jubahnya. Dari sana, ia mengeluarkan gulungan kuno yang berkilau samar oleh cahaya pagi. Cap naga biru yang terukir di permukaannya tampak seolah hidup, memantulkan cahaya biru pucat yang menari di kabut tipis.

“Elder Qing,” Xuanyan berkata lirih, mengangkat gulungan itu agar sang elder bisa melihat dengan jelas. “Apakah anda tahu gulungan apa ini? Dan… kenapa isinya kosong?”

Han Qing menatap benda itu dengan penuh rasa ingin tahu. Ia mengulurkan tangannya perlahan, menerima gulungan tersebut. Ketika jemarinya menyentuh permukaan gulungan, hawa dingin yang aneh langsung merambat, membuat aliran nadinya sedikit bergetar.

Ia memutar gulungan itu, memeriksanya dari berbagai sisi. Namun saat matanya tertuju pada simbol naga biru yang berkilau samar, tubuhnya seketika menegang.

“….”

Wajahnya berubah. Untuk pertama kalinya Xuanyan melihat sang elder kehilangan ketenangan.

“Dari mana anda mendapatkan ini, Tuan Muda?” tanyanya dengan suara rendah, hampir berbisik.

Xuanyan mengangguk pelan. “Aku menemukannya di rak paling ujung. Awalnya aku hanya tidak sengaja menyentuhnya. Gulungan ini terasa sangat berat, seolah tak bisa ditarik keluar. Tapi ketika darahku terciprat ke permukaannya, gulungan itu menyerap darahku, bersinar… dan perlahan melayang ke tanganku.”

Han Qing menatap Xuanyan dalam-dalam, seakan ingin memastikan ucapan itu bukan kebohongan. Setelah beberapa saat hening, ia membuka gulungan itu di hadapan Xuanyan.

Kosong.

Hanya permukaan putih kebiruan yang memantulkan wajah mereka berdua, dengan hawa dingin tipis yang mengalir samar.

Han Qing mengernyit. “Aneh….”

Ia menutup gulungan itu perlahan, matanya masih menatap simbol naga biru. “Saya juga kurang yakin soal ini, Tuan Muda. Tapi… samar-samar, aku bisa merasakan sesuatu. Sebuah energi Dao… energi Dao sejati, meski sangat lemah.”

Xuanyan terdiam. Kata-kata Elder Han Qing menusuk pikirannya.

Energi Dao sejati? Jadi gulungan ini bukan sekadar kertas kosong?

Han Qing mengembalikan gulungan itu ke tangan Xuanyan. “Saya akan menemui Grand Elder. Mungkin beliau mengetahui sesuatu mengenai benda ini. Untuk sementara, simpanlah baik-baik. Jangan sampai ada orang lain yang mengetahuinya.”

Xuanyan menerima gulungan itu dengan hati-hati. Ia mengangguk pelan. “Baik, Elder Qing.”

Setelah memberikan nasihat singkat, Elder Han Qing berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Xuanyan seorang diri di halaman yang mulai dipenuhi teriakan latihan murid-murid lain.

Xuanyan menatap gulungan itu lama. Tangannya menggenggam erat, seakan takut gulungan itu akan hilang begitu saja.

Energi Dao sejati…?

Ia mencoba menenangkan diri, lalu duduk di salah satu sudut lapangan yang agak sepi. Perlahan, ia menutup mata, mencoba merasakan apa yang dimaksud oleh Elder Han Qing.

Beberapa saat hanya ada keheningan. Tapi kemudian…

Dum!

Nadinya berdenyut keras.

“….”

Xuanyan terkejut. Itu bukan sekadar denyutan biasa. Seolah nadinya bereaksi pada sesuatu, tepatnya pada gulungan yang ia genggam.

Ia membuka mata, menatap benda itu lagi. “Jadi memang ada sesuatu di dalammu…” gumamnya lirih.

Tatapannya tajam, penuh keyakinan. Ia memutar ulang kejadian semalam di dalam kepalanya. Gulungan itu awalnya keras, tak bisa digerakkan. Tapi setelah terkena darahnya… gulungan itu bereaksi.

“….” Xuanyan tiba-tiba membeku.

Darah….

Mata Xuanyan membesar. “Ya… darah! Itu pasti petunjuknya!”

Tanpa ragu, ia menggigit jarinya sendiri. Rasa perih menusuk, dan setetes darah merah segar muncul, menetes perlahan dari ujung jarinya.

Dengan penuh tekad, ia meneteskan darah itu ke permukaan gulungan kosong.

Tik… tik…

Beberapa tetes jatuh, diserap dengan cepat, seakan kertas itu adalah tanah kering yang menelan hujan pertama setelah kemarau panjang.

Dalam hitungan detik, hawa dingin menyeruak lebih kuat dari sebelumnya. Uap putih tipis mulai meluap, menari di udara seperti kabut yang lahir dari gulungan itu sendiri.

Xuanyan menahan napas, matanya melebar penuh rasa kaget sekaligus takjub.

“Be… benar…!” gumamnya.

Gulungan itu bergetar halus di tangannya, semakin lama hawa dingin yang terpancar semakin menusuk, membuat jari-jarinya nyaris mati rasa.

Namun Xuanyan justru menggenggamnya semakin erat, seakan tidak rela melepaskannya.

“Hh… hah… kalau ini adalah ujianmu, aku akan menerimanya!” serunya lirih, giginya terkatup rapat menahan dingin yang merambat ke tulang.

Kabut semakin pekat, melingkupi tubuhnya. Dari kejauhan, orang lain mungkin hanya melihat Xuanyan duduk biasa dan tidak bisa melihat kabut itu, seolah tak ada yang terjadi.

Dan tepat saat hawa dingin itu mencapai puncaknya.

Bzzzttt!

Cap naga biru di gulungan itu berpendar terang, sinarnya menembus kabut, memancar ke langit.

Xuanyan menatap tak percaya, bibirnya bergetar. “I-ini… apa yang sebenarnya…”

Namun sebelum ia bisa menyelesaikan kata-katanya.

Wooooshhh!

Kabut beku meluap deras, menelan Xuanyan sepenuhnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!