NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mantan Suamiku

Mengandung Benih Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Cerai / Obsesi / Penyesalan Suami
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Nadia_Ava02

Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.

Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.

Sejak malam itu, hidup Delia tak lagi sama—benih kebencian, dendam, dan rasa bersalah mulai tumbuh, mengikatnya kembali pada pria yang seharusnya menjadi "mantan" suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBMS - Bab 25 Kebohongan Delia

Mobil yang dikendarai Dev berhenti mendadak di depan rumah sakit. Ia bahkan tak menunggu Liam sepenuhnya turun ketika langkah kakinya sudah terburu-buru masuk, menabrak pintu kaca rumah sakit itu dengan napas tersengal.

"Korban kecelakaan mobil yang barusan dibawa masuk, di mana?" suara Dev parau ketika bertanya pada perawat di meja resepsionis.

Perawat itu menatapnya sekilas, lalu menjawab dengan nada hati-hati, "Yang pria… maaf, sudah tidak tertolong. Sedangkan wanita hamil… sedang berada di ruang ICU. Masih dalam pemeriksaan lanjut."

Darah Dev seperti berhenti mengalir. Hatinya mencelos. Tak menunggu penjelasan lebih panjang, Dev langsung berlari menyusuri lorong panjang, diikuti Liam yang dengan susah payah mengejarnya.

Sampai di depan pintu ICU, Dev terhenti. Napasnya memburu, dadanya naik turun. Ia bersimpuh di lantai, tangan menekan lantai dingin yang terasa begitu menusuk.

"Delia…" bisiknya lirih, air mata jatuh membasahi pipinya. "Apakah ini hukuman untukku karena telah menyia-nyiakanmu? Kalau iya, biarlah aku saja yang menanggungnya. Asalkan kau dan anak kita selamat, Tuhan… hukum aku, jangan mereka. Aku yang bersalah…"

Isak tangisnya pecah di lorong itu. Bahunya berguncang hebat. Liam, yang berdiri di sampingnya, hanya bisa menunduk, ikut terhanyut oleh duka sang tuan mudanya. Dengan pelan ia mengusap lengan Dev, berusaha menyalurkan sedikit kekuatan.

"Sudah, Tuan… kuatlah. Kita belum tahu pasti, jadi masih ada kemungkinan," bisiknya lirih, meski hatinya sendiri ikut tercekat.

Dev tetap saja merintih, suaranya pecah. "Maaf, Delia… maafkan aku…" Ia memukul dadanya sendiri, seakan ingin menumpahkan segala penyesalan yang tak terbendung.

Hingga tiba-tiba saja, sebuah suara lembut terdengar dari samping.

"Dev?"

Dev terdiam. Tubuhnya menegang. Hingga suara itu kembali terdengar.

"Sedang apa kamu disini? dan.. siapa yang sakit?"

Perlahan Dev mendongak, matanya langsung membelalak saat menatap sepasang sepatu wanita berdiri di sampingnya. Pandangannya naik, menyusuri perut besar yang terlindungi tas kecil berwarna putih… lalu sampai ke wajah yang begitu dirindukannya.

"Delia…" suaranya pecah, nyaris tak terdengar.

Wanita itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Wajah lembut yang selalu Dev impikan, suara yang dulu ia sia-siakan, kini nyata di hadapannya.

"Delia," bisiknya lirih, suaranya bergetar.

Namun ada yang berbeda tubuh pria tak berdaya dihadapannya saat ini. Tubuh atletis Dev kini tampak kurus, jauh dari sosok gagah terakhir kali Delia melihatnya. Hatinya teriris.

'Kenapa sampai seperti ini? Apa Giselle tidak bisa menjaganya?' pikiran Delia mulai berkecamuk.

Tapi semua pertanyaan dalam kepala Delia luluh begitu saja ketika Dev, dengan gemetar, meraih tubuhnya. Ia memeluk Delia erat, begitu erat seolah takut wanita itu akan lenyap lagi.

Tangis Dev pecah di bahu Delia. "Delia… maaf… maafkan aku…" suaranya bergetar, penuh luka dan penyesalan.

Delia terdiam, tubuhnya kaku sesaat. Tapi kemudian, tanpa sadar, tangannya ikut mengusap punggung Dev. Air matanya ikut jatuh.

Lorong rumah sakit itu dipenuhi keheningan yang berat, hanya suara tangis Dev yang pecah dalam pelukan hangat yang sudah lama hilang.

Bahkan hingga beberapa menit Dev masih memeluk Delia erat, seakan tak rela melepaskan lagi. Isak tangisnya belum reda ketika ia mengangkat wajahnya, menatap Delia dengan mata sembab.

"Pulanglah bersamaku, Delia…" suaranya parau, penuh harap. "Kita perbaiki semuanya dari awal. Aku janji tak akan mengulang kesalahanku lagi. Aku janji akan menjagamu… dan anak kita."

Delia menatap mata itu sesaat. Ada rasa perih sekaligus rindu didalamnya, tapi seolah ada tembok yang menghalangi mereka. Akhirnya tubuh Delia perlahan mundur, membuat pelukan itu terlepas. Ia menggeleng pelan, bibirnya bergetar.

"Tidak bisa, Dev…" suaranya lirih, namun tegas.

Dev menatapnya tak percaya. "Kenapa? Apa kamu masih marah padaku? Kalau memang begitu… ayo kita pulang! Hukum aku, sakiti aku, terserah! Asal jangan jauhi aku lagi, Delia… jangan…"

Ia kembali mendekat, namun Delia menahan dengan tangannya. "Jangan, Dev."

Air mata jatuh di pipi Delia. Hatinya nyeri, sangat nyeri, melihat Dev yang hancur di depannya. Tapi ia tahu, tak bisa membiarkan dirinya terjebak masa lalu lagi.

Hening sejenak. Hingga suara bariton yang tenang terdengar dari belakang mereka.

"Delia…" panggil seorang pria.

Dev menoleh, begitu juga Delia. Di ujung lorong, berdiri seorang pria tegap dengan raut wajah khawatir.. Bima. Sorot matanya hangat, penuh kepedulian.

Dev terdiam, tubuhnya membeku.

Delia menelan ludah, lalu menatap Dev lagi. Suaranya bergetar, namun tegas. "Aku sudah menikah, Dev. Lelaki di belakangku… dia suamiku."

Kata-kata itu seperti petir yang menyambar telinga Dev. Nafasnya tercekat, pandangannya kosong.

Delia mengusap lembut perutnya, sebelum melanjutkan dengan kalimat yang merobek seluruh harapan Dev. "Anak di dalam kandunganku… bukan anakmu. Dia anakku dengan suamiku yang baru."

Dev tak bergeming. Dunia seakan berhenti berputar. Suara di sekitarnya menghilang, hanya satu kata yang bergema di kepalanya bukan anakku.

"Maaf…" hanya itu yang keluar dari bibir Delia, dengan air mata yang tak terbendung.

Ia berbalik, melangkah pergi menghampiri Bima yang sudah menunggunya dengan tangan terbuka. Delia menggenggam tangan pria yang baru saja ia akui sebagai suaminya dengan.erat, lalu berjalan meninggalkan Dev yang terpuruk di lantai rumah sakit.

Dev kembali jatuh bersimpuh. Tangannya mengepal, dadanya terasa diremas-remas. Air matanya jatuh deras, kepalanya menunduk dalam keputusasaan.

“Delia…” suaranya pecah, seolah seluruh isi hatinya ikut runtuh.

Lorong rumah sakit kembali hening. Liam hanya bisa berdiri di sampingnya, menahan napas berat, menyaksikan Dev kembali hancur untuk kedua kalinya.

***

Di luar ruang ICU, langkah Delia terasa berat. Seakan setiap hentakan kakinya meninggalkan serpihan luka baru.

Begitu masuk ke dalam mobil, ia tak mampu lagi menahan semuanya. Bahunya bergetar, tangisnya pecah tanpa bisa dihentikan.

'Kenapa harus seperti ini…?' bisiknya dalam hati, sambil menutup wajah dengan kedua tangan. Air matanya jatuh, membasahi pipi dan perut besarnya.

Delia menggigit bibir, mencoba menahan suara isakan. Tapi semakin ia mencoba, semakin keras tangisnya terdengar. Dada terasa sesak, jantungnya perih.

Bima yang duduk di samping hanya menatapnya dengan sorot mata cemas. Tangannya ingin menyentuh bahu Delia, tapi ia tahu, saat ini perempuan itu butuh meluapkan segalanya terlebih dahulu.

'Maaf, Dev…' Delia merintih dalam hati. 'Aku terpaksa berbohong. Harusnya kamu tidak disini. Harusnya sekarang kamu menikmati kebahagiaanmu bersama Giselle,'

Tangannya perlahan mengusap perutnya yang membuncit, seakan mencoba menenangkan bayi yang ada di dalam kandungan. 'Maafkan mommy sayang..Mommy janji akan mempertahankanmu, menjagamu dengan seluruh hidupku,' batinnya lirih, suaranya pecah oleh tangis.

Bima akhirnya bersuara pelan, "Jika ada yang ingin kamu ceritakan. Aku ada di sini."

Delia menoleh sekilas dengan mata yang sembab, lalu kembali menunduk dan menghapus air matanya. "Tidak kak, aku hanya lelah,"

Bima tersenyum tipis, mungkin Delia masih butuh waktu untuk semua ini. Akhirnya setelah Delia lebih tenang, bima melajukan mobilnya keluar dari area rumah sakit.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah sakit, membawa Delia menjauh dari sosok yang tadi hampir membuat pertahanannya runtuh. Tapi jauh di lubuk hati, luka itu tetap ada dan Delia tahu, kebohongan yang baru saja ia ucapkan akan menjadi beban yang paling berat dalam hidupnya.

1
ArchaBeryl
Semakin seru ne🤭
Dev jangan jadi di paksa Delia nya
di bujuk secara halus dunk🤭
Nadia_Ava02: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
tia
jngn di gantung thor
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
tia
ditunggu updatenya lg thor
Nadia_Ava02: terimakasih Kaka.. masih setia membaca..🤗🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Semangat ya Dev
kasih maaf aja Del tapi jangan cepat² balikan lagi ma Dev
hukumnya masih kurang 🤣
Nadia_Ava02: astaga../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ArchaBeryl
Kenapa mesti bohong Del
Akui aja toh kalian kan sudah bercerai
biar Dev berjuang samapi titik darah penghabisan 🤭
semangat ya Dev awal perjuangan baru di mulai
Nadia_Ava02: biar Dev makin penasaran kak../Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Pixie Quill
Luar Biasa
ArchaBeryl
Lanjut kak
kak sekali² cazy up dunk kak🤭🤭
ArchaBeryl: Makasih kak🤗🤗🤗
total 2 replies
ArchaBeryl
Sehat² ya kakek Arthur
Biar bisa lihat cicit nya
ArchaBeryl: pasti kak 🤗
total 2 replies
tia
nikmatii saja penyesalan u Dev
Nadia_Ava02: nikmati sambil minum kopi lebih enak itu...🤣🤣🤣
total 1 replies
ArchaBeryl
sabar ya Dev
semua butuh waktu dan perjuangan 🤭🤭
Nadia_Ava02: tetap semangat...💪🏻🤣🤣🤣
total 1 replies
tia
lanjut thor
Nadia_Ava02: Siap Kaka...🥰🥰
total 1 replies
ArchaBeryl
Bagus Del...
Siksa terus Dev dengan penyesalan 🤗🤗🤗
Nadia_Ava02: /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
tia
sukurin ,,kalo udah gk ada baru nyesel
Nadia_Ava02: siap Kaka...🥰🥰
total 3 replies
ArchaBeryl
Dasar wanita 🐍😏😏
Makan to rencana mu yg berantakan 😏😏
Ayo Dev Nikmati penyesalan mu yg tak seberapa 😄😄
Nadia_Ava02: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
ArchaBeryl
Sebentar lagi dev pembalasan baru di mulai🤭🤭🤭
jangan pakai acara nangis Bombay ya Dev 🤣🤣🤣
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
tia
thanks you udah dobel up thor
Nadia_Ava02: sama-sama Kaka.../Kiss/
total 1 replies
tia
dobel up thor
Nadia_Ava02: sudah bisa dibaca Kaka... silahkan...🥰🥰
total 3 replies
tia
kafok dev laki laki pecundang
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ArchaBeryl
Kak Delia nanti di buat pergi aja dari Dev sementara waktu
biar nyesel to Dev
bila perlu ortu Dev tau kalau mereka sudah cerai dan bantu Delia buat sembunyi
soalnya mereka pasti senang kalau tau bakalan punya cicit sama cucu🤭🤭
ArchaBeryl: sama² kaka🤗🤗
total 2 replies
ArchaBeryl
Sedihnya lihat Delia 🥹🥹
tunggu karma buatmu ya Dev 😏😏
Nadia_Ava02: biar tenggelam se'anu-anunya.. /Joyful//Joyful/ehh/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!