NovelToon NovelToon
Berjaya Setelah Terluka

Berjaya Setelah Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Demi menikahi wanita yang dicintainya, Arhan Sanjaya mengorbankan segalanya, bahkan rela berhutang banyak dan memenuhi semua keinginan calon mertuanya. Terbelenggu hutang, Arhan nekat bekerja di negeri seberang. Namun, setelah dua tahun pengorbanan, ia justru dikhianati oleh istri dengan pria yang tak pernah dia sangka.

Kenyataan pahit itu membuat Arhan gelap mata. Amarah yang meledak justru membuatnya mendekam di balik jeruji besi, merenggut kebebasannya dan semua yang ia miliki.

Terperangkap dalam kegelapan, akankah Arhan menjadi pecundang yang hanya bisa menangisi nasib? Atau ia akan bangkit dari keterpurukan, membalaskan rasa sakitnya, dan menunjukkan kepada dunia bahwa orang yang terbuang pun bisa menjadi pemenang?

Karya ini berkolaborasi spesial dengan author Moms TZ.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Bebas

.

Fadil dan Nurmala yang berdiri mematung menatap kepergian Arhan dan Larasati dengan tangan terkepal.

Apalagi ketika Nurmala melihat Arhan masuk ke dalam mobil Larasati yang ada di halaman gedung. Mobil Larasati lebih mewah daripada mobilnya yang dibelikan oleh Arhan sebelum pria itu berangkat ke Korea.

“Sekarang kita harus bagaimana, Mas?" tanya Nurmala ketika mobil yang membawa Arhan tak lagi terlihat.

"Aku juga tidak tahu, Nur. Tapi sepertinya ancaman pengacara wanita itu tidak main-main." Fadil menghela nafas kesal.

Fadil menoleh ke arah pengacaranya. “Menurut Bapak bagaimana? Bapak bisa memenangkan kasus kami, kan?"

Pengacara menoleh sambil mengambil nafas berat. "Sepertinya saya memilih mundur," jawabnya.

“Apa? Ya gak bisa gitu dong, Pak. kami sudah mengeluarkan banyak uang untuk membayar Bapak!” Nurmala memekik tidak terima. Enak saja, sebagian perhiasannya sudah ia jual untuk membayar pengacara itu. Dan tiba-tiba saja sekarang pengacara itu mengatakan akan mundur.

"Uang yang kalian berikan adalah untuk sidang sebelumnya, dan kalian sudah menang. Sekarang urusannya lain lagi.” Karena Nurmala berteriak, pengacara itu pun ikut berteriak. “Mana saya tahu kalau musuh kalian akan mengajukan PK!” lanjutnya .

"Saya akan membayar Bapak lebih banyak lagi jika Bapak bisa memenangkan kasus kami,” ucap Fadil dengan pongah. “Yang penting saya mau pecundang itu tetap berada di penjara," tambahnya.

Padahal selama ini ia tak mengeluarkan uang sepeserpun. Semua biaya Nurmala yang menanggung.

Mendengar ucapan Fadil yang begitu merendahkan, pengacara menjadi geram. Harga dirinya seolah sedang diinjak-injak. Dia memang bekerja untuk mencari uang, tapi juga bukan dengan menghalalkan segala cara.

"Saya yang tidak mau," tolaknya tegas. “Karir saya sebagai pengacara sedang dipertaruhkan. Sebelumnya saya bersedia menangani kasus kalian, karena kalian tidak mengatakan bahwa saksi yang kalian datangkan itu palsu?” teriaknya tanpa peduli masih ada orang di sekitar mereka.

“Kalau saya tahu kalian penipu, saya tidak akan mau membela kalian. Bukan Pak Arhan yang pecundang, tapi kalian. Silakan cari pengacara lain yang mau kalian bodohi!” Pengacara itu melangkah pergi dengan kasar setelah meluapkan. Dia sudah menahan rasa malu sejak saat masih berada dalam ruangan tadi.

“Arrrhhh…!” teriak Fadil. Kakinya bergerak menendang udara.

"Jadi, sekarang kita harus bagaimana, Mas?” Nurmala bertanya cemas.

"Aku juga tidak tahu!" jawab Fadil ketus. “Sudahlah, lebih baik kita pulang dulu." Sambil berkata demikian, Fadil berjalan menuju mobil tanpa menunggu Nurmala. Sesampai di mobil pria itu segera duduk di kursi kemudi, seolah mobil itu adalah miliknya.

Nurmala yang ditinggal begitu saja merasa aneh sekaligus kesal. Tidak biasanya Fadil bersikap seperti itu. “Ahh, sudahlah. Mungkin dia hanya sedang stress karena hasil sidang yang tidak sesuai harapan," gumamnya lalu segera berlari menuju mobil karena Fadil sudah menunggunya.

.

Satu jam perjalanan, mobil yang dikendarai oleh Fadil telah tiba di rumah. Rumah milik Arhan yang oleh Nurmala telah diklaim sebagai miliknya. Rumah yang telah mereka tempati berdua bahkan sejak Arhan masih berada di Korea.

Sampai di dalam rumah, Fadil menghempaskan bobot tubuhnya di atas sofa panjang. “Nur, buatin aku minum! Yang dingin ya?" serunya pada Nurmala yang baru saja akan duduk.

Nurmala mengerutkan kening, tidak biasanya Fadil memerintah dirinya dengan nada seperti itu. Bahkan sudah beberapa kali Nurmala mendengar Fadil memanggil dirinya hanya dengan nama saja. Padahal biasanya Fadil memanggilnya dengan sebutan ‘sayang’.

“Ah, mungkin Mas Fadil hanya sedang suntuk saja." Lagi lagi Nurmala mencari pemakluman. Wanita itu pun urung menempelkan pinggulnya di sofa. Kembali berdiri dan melangkah menuju dapur.

“Pasti ia sedang bingung karena ancaman pengacara Mas Arhan. Lagian ngapain sih Mas Arhan pakai naik banding segala?” gerutu Nurmala kesal.

*

*

Sementara itu di tempat Arhan, pria itu tengah dikerumuni oleh teman-temannya sesama narapidana. “Bagaimana sidang mu hari ini?" tanya Pak Broto.

"Belum ada putusan, Pak,” jawab Arhan. "Masih menunggu sidang lanjutan minggu depan,” lanjutnya.

“Tidak apa, sabar saja. Aku yakin kamu pasti akan bebas," Jatmiko yang kebetulan sedang berada di sana, mengutarakan keyakinannya.

Arhan mengangguk. “Semoga saja begitu. Terima kasih atas dukungan kalian semua," ucapnya.

*

*

*

Ruang sidang terasa penuh sesak. Arhan duduk di kursi terdakwa dengan jantung berdebar kencang.

Di sampingnya, Larasati duduk tenang. Wajahnya terlihat tegang namun penuh keyakinan. Matanya melirik ke tempat di mana Nurmala duduk bersama dengan Fadil. Pengacara mereka tidak terlihat, membuat Larasati tersenyum tipis. Ia sudah mendapatkan informasi, bahwa pengacara yang disewa Fadil menyerah.

*

Ketua Majelis Hakim mulai membacakan putusan dengan suaranya yang lantang bergema di ruangan yang tertutup.

"Setelah mempertimbangkan dengan seksama semua bukti dan keterangan yang diajukan oleh kedua belah pihak, serta memperhatikan adanya bukti baru yang signifikan yang dapat mempengaruhi putusan pengadilan sebelumnya..."

Arhan menahan napas. Kata-kata hakim terasa menggantung di udara.

"Majelis Hakim memutuskan untuk mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh terdakwa, Arhan Sanjaya."

Arhan memejamkan mata sejenak. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Dengan ini, putusan pengadilan sebelumnya yang menyatakan terdakwa bersalah, dibatalkan. Terdakwa, Arhan Sanjaya, dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari segala tuntutan hukum!"

"Alhamdulillah…!” Arhan langsung melorot dari kursinya dan melakukan sujud syukur.

Ruangan sidang riuh dengan gumaman. Larasati memandang apa yang dilakukan Arhan dan tersenyum lebar.

"Selamat, Pak Arhan. Anda bebas!" ucapnya setelah Arhan kembali ke tempat duduknya

Arhan meraup wajahnya dengan dua telapak tangan, lalu menatap Larasati dengan tatapan tidak percaya. Air mata mulai mengalir di pipinya.

"Saya,,, saya bebas, Bu?" tanyanya dengan suara bergetar.

Larasati mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Pak Arhan bebas. Sekarang Bapak bisa keluar dari sini."

Arhan berdiri dari kursinya dan menghampiri Larasati dan menjabat tangannya erat.

"Terima kasih, Bu. Terima kasih banyak. Saya tidak akan pernah lupa dengan perjuangan Ibu," ucapnya dengan suara tercekat.

Larasati menepuk pundak Arhan. "Jangan terlalu dipikirkan. Sekarang saatnya Bapak tunjukkan ke semua orang kalau Bapak tidak bersalah."

Arhan melepaskan jabat tangan mereka dan mengangguk. Ia menghapus air matanya dan menatap ke arah Nurmala dan Fadil. Mereka berdua menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Arhan hanya membalasnya dengan senyuman sinis.

*

*

*

Pintu gerbang penjara terbuka lebar. Arhan melangkah keluar setelah beberapa saat lalu berpamitan dengan Pak Broto, Pak Jatmiko, dan teman-temannya yang lain. Pria itu menatap ke depan dengan semangat baru. Merentangkan tangan, udara segar langsung menyambutnya. Ia menarik napas dalam-dalam dan memandang langit biru yang luas.

“Aku bebas.”

Ia tidak lagi terkurung di balik jeruji besi. Ia bisa kembali menjalani hidupnya. Tapi, ada satu hal yang tidak bisa ia lupakan. Pengkhianatan Nurmala dan Fadil. Ia bersumpah akan membuat mereka berdua menyesal telah mengkhianatinya.

Arhan melangkah maju, menuju masa depan yang penuh dengan tantangan dan harapan. Dengan tekad dan keyakinan yang kuat.

Dunia, bersiaplah. Arhan telah kembali.

1
〈⎳ FT. Zira
pikiran orang yg gak mau usaha ya gini🤧
Hasanah Purwokerto
Bagus bgt filosofinya mam...👍👍👍👍
Hasanah Purwokerto
Kasiaaaannnn...Fadil...umpanmu tdak termakan...hahahahaaaaa
Hasanah Purwokerto
Sudah benar apa yg kamu lakukan Arhan,,tidak ada gunanya mempertahankan wanita seperti Nurmala...
Hasanah Purwokerto
skak mat...
Hasanah Purwokerto
Cinta yg membabi buta,,jika terluka bs menjadi benci yg membabi buta juga..
Hasanah Purwokerto
Smg kelak.kalian bs bekerja sama,,saling menguntungkan,,tunjukkan pd dunia kalian bisa..
Sunaryati
Wah dengan adanya ibu dan adik kamu mungkin menambah lariis warungmu, karena masakan ibumu
Hasanah Purwokerto
Betul kata pak tua..yuk bangkit yuk..kamu bisa Ar...💪💪💪💪
Hasanah Purwokerto
Ini orang berdua ya,.bukannya sadar diri malah menjadi jadi..
Hasanah Purwokerto
Smg karma segera datang pd kalian..
Hasanah Purwokerto
Ga akan pernah..justru kamu yg akan menangis dan memgemis di bawah kaki nya Arhan...
Hasanah Purwokerto
Yang sabar,,yg kuat ya Ar...
Gusti mboten sare...
Hasanah Purwokerto
Kok ky penjahat kelas kakap aja,,cm diinterogasi masa tangannya diborgol kebelakang begitu..
Hasanah Purwokerto
Cn Arhan punya bukti perselingkuhan mereka ya,,minimal sblm dihajar udah di poto dl...
Hasanah Purwokerto
Bener" uedaaaannn....
orang tua macam apa seperti itu...
Hasanah Purwokerto
Oalah...wong tuo kucluk...
membiarkan anaknya melakukan dosa...🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Hasanah Purwokerto
Arhan patah hati sepatah patahnyaaaaa
Hasanah Purwokerto
Kli memang wanita terhormat,,apapun yg terjadi,,selama ditinggal suami ya akan menjaga kehormatannya...
bukan malah menyalahkan org lain..
Hasanah Purwokerto
Lha kok malah bela selingkuhan...
wah..minta dipecat dg tidak hormat nih istri...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!