Lindi si anak kaya raya, yang mempunyai segalah nya,
harus menuruti perintah ayah nya, yang ingin ia menjadi mandiri,
akan kah Lindi menuruti perintah dari sang ayah?
(plis yang mau baca, baca sampe habis yah)
#sorry klo kebanyakan typo
#soalny pemula
silakan baca cerita Lindi si tompel........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pocynelv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Di sini bi Lila nya lagi ngak ada yah jdi di ganti kan dengan bi Lili terlebih dahulu, di karenakan bi Lila nya sedang pulang kampung, dia pulang di karenakan anak salah satu bi Lila sedang sakit..
Maaf ngak ada pemberitahuan, soalnya nama pembantunya ngak ingat jadi malah ku tulis jadi bi Lili bukan bi Lila, tapi tak mengapa, bi Lili ini akan jadi pembantu ke dua di keluarga DERTIAWAN.
Bi Lili ini umurnya 30 tahun dan dia baru dua bulan mengabdi ke keluarga DERTIAWAN, bi lili sendri masih mempunyai suami dan tanpa anak.
Kembali ke Lindi~
Lindi sekarang tengah mempersiapkan diri nya di karenakan sebentar lagi dia akan ke kampusnya, dan 1 minggu lagi ternyata Lindi akan lulus dari kuliah S1 nya.
Setelah bersiap-siap Lindi kemudian turun sarapan dan kembali di temani oleh pembantu yang bernama lili tersebut.
Selesai makan Lindi kemudian mengambil tisu di atas meja dan mengelap mulut dan tangan nya kemudian berdiri dari tempat duduk, dan bersiap untuk ke kampus.
"bi, Lindi pamit ke kampus dulu yah, bibi di rumah baik baik" ucap Lindi sambil tersenyum.
"ngih non, hati-hati di jalan, dan terimakasih untuk semuanya non, non Lindi sangat baik kepada bibi, makasih banyak non" ucap bi Lili sambil meneteskan air matanya.
"iih.. bibi mah, bibi jangan sedih, nanti Lindi ikut sedih juga" ucap Lindi kemudian menghampiri bi Lili dan memeluk nya.
"maaf non, bibi malah sedih" ucap bi Lili sambil menguap pipi nya yang basah karena air mata.
"tidak apa-apa bi, justru Lindi yang bersyukur karena bibi nemenin Lindi di sini" ucap Lindi.
"bibi juga terimakasih kasih non" ucap bi Lili sekali lagi berterima kasih.
"sama-sama bi, oh Iyah bi Lila kapan kembalinya bi" tanya Lindi.
"wah bibi juga kurang tahu non, mungkin anak bi Lila masih sakit kali non, semoga saja anak bi Lila cempat sembuh yah non ya" ucap bi Lili.
"amin bi, kalo gtu, Lindi berangkat ke kampus dulu bi takut telat" pamit Lindi.
"Iyah non, sekali lagi hati-hati di jalan non"
"Iyah bi"
Lindi kemudian berangkat ke kampus nya dengan memakai mobil berwana biru miliknya.
Setelah memarkirkan mobil Lindi kemudian berjalan memasuki kelas nya.
"eh Lin" panggil Cika kepada Lindi.
"yah" ucap Lindi sambil mengangkat satu alisnya.
"lama ngk ketemu Lin" ucap Cika sambil memeluk lengan Lindi.
Lindi hanya memutar bola matanya malas.
"perasaan, gw ke kampus terus deh, ngak pernah bolos padahal" ucap Lindi, sambil menatap malas ke arah sahabat nya tersebut.
"aelah Lin, bercanda doang gw Lin, serius amat jadi orang perasaan" ucap Cika.
"hmm.."
"yah udah yok ke kelas bareng" ucap Cika sambil menarik tangan Lindi.
Lindi hanya mengikuti sahabat nya itu dengan pasrah.
Setiba nya di kelas Lindi dan Cika langsung duduk di bangku masing-masing di karenakan sebentar lagi dosen akan segera masuk.
Tak berselang lama dosen yang bernama Bu Rina itu pun masuk, dengan membawa buku di tangan nya, dan kemudian memberi kan soal untuk anak-anak muridnya.
Setelah kelas selesai Lindi dan Cika pergi ke area kantin, di karenakan perut keduanya sudah berbunyi sedari tadi.
"duduk Lin, biar gw yang pesan" ucap Cika kembali berjalan ke arah mbak kantin yang menjual spaghetti.
"oke" jawab Lindi sekenanya.
"mbak spaghetti dua porsi dan minuman nya es teh lemon" ucap Cika kepada mbak-mbak kantin di sana.
"sebentar yah" ucap mbak kantin tersebut.
"aku tunggu di meja sana yah mbak, tolong di bawa kan pesanan aku ke sana" ucap Cika sambil menyuruh mbak tersebut untuk membawanya kan pesanan nya.
"siap" ucap mbak kantin tersebut.
Setelah itu pun Cika kembali ke tempat duduk di mana Lindi berada.
"huh rame banget penghuninya yah di sini, bikin sesak nafas" ucap Cika, sambil mengibas ngibas kan tangan, kemudian duduk di depan Lindi.
"matamu" ucap Lindi kembali memutar bola matanya.
"aelah lu mah gitu, oh Iyah pesanan nya bentar lagi kayak nya datang Lin" ucap Cika.
"hmm, yah"
Tak berselang lama pesanan ke duanya pun tiba, kemudian mereka pun dengan santai menghabiskan nya.
Tak perlu terburu-buru, seperti si dia yang telah mempunyai orang baru.
~Lanjut~
Setelah berapa lama, kedua nya selesai makan mereka pun kembali ke kelas dan mulai mengerjakan soal-soal yang di beri kan dosen pak Biman.
Tak berselang lama, dari arah lapangan terdengar nyaring suara.
Pengumuman di karenakan 1 minggu lagi kalian akan lulus, semuanya murid-murid harus datang mengunakan baju kebaya masing-masing, dan sekian pengumuman nya.
"aelah cepat amat pengumuman nya, setiap orang lulus juga pasti mereka memakai kebaya kali" ucap Cika.
"eh mulut mu Cik, ngak bisa apa di rem dulu, kan siapa tau murid yang lain tidak ingat untuk memakai kebaya, jadi yah di beri tahu aja langsung di pengumuman itu, supaya mereka ingat" ucap Lindi menjelaskan kan dengan panjang kali lebar, kali senti.
"iyeh, iyeh, Cika tau" ucap Cika memanyunkan bibirnya sepanjang lima senti.(canda)
Setelah selesai dengan kelas nya Lindi dan Cika pun berpisah di area parkiran, di karenakan rumah mereka beda tujuan.
Kali ini Lindi pulang sore jam lima, di karenakan banyak soal-soal yang di berikan oleh dosen tadi.
..
Sesampainya Lindi di rumah, Lindi langsung naik ke atas kamar nya, kemudian berganti baju dan merebah kan dirinya di atas kasur kingsize miliknya.
Lindi terlelap dengan begitu lama, ia pun ter bangun, karena perutnya mulai berbunyi, dan ternyata sudah malam yang menunjukkan pukul sebelas malam.
Sambil bangun dari tidurnya Lindi berjalan kearah kamar mandi kemudian mulai membasuh wajah nya dengan air mengalir, setelah selesai Lindi kembali berganti baju, dengan memakai celana pendek dan baju kaos biru muda miliknya.
Setelah selesai Lindi turun kelantai bawah dan mulai memasak nasi goreng di karenakan ternyata bi lili sudah tertidur.
Selesai memasak Lindi berjalan ke arah meja makan dan mulai menyantap nasi goreng yang di buat nya.
"yah lumayan lah rasanya" gumam Lindi.
Selesai sarapan Lindi kemudian berjalan pergi ke keruang keluarga dan mulai menyalakan televisi, kemudian menonton kartun Upin Ipin yang menjadi favorit nya itu.
"kenapa Upin Ipin nya tuh tetap kecil yah, tak pernah pun besar, mungkin kalau Upin Ipin nya besar pasti tumbuh tuh rambut nya si Upin dan Ipin" gumam Lindi.
Tak berselang lama Lindi pun perlahan menguap, dan kemudian memposisikan dirinya agar bisa tidur di sofa dengan lebih nyaman.
**Selamat membaca🙏**
**Abai kan typo🙏**