NovelToon NovelToon
Lituhayu (Dalam Genggaman Masa Lalu)

Lituhayu (Dalam Genggaman Masa Lalu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Harem / Teman lama bertemu kembali / Pihak Ketiga
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kirana Putri761

Sebuah masa lalu terkadang tidak ingin berhenti mengejar, membuat kehidupan seseorang berhenti sejenak dan tenggelam dalam sebuah luka.

Lituhayu terjebak dalam masa lalu itu. Masa lalu yang dibawa oleh Dewangga Aryasatya, hingga membuat gadis itu tenggelam dalam sebuah luka yang cukup dalam.

Waktu terus bergulir, tapi masa lalu itu tidak pernah hilang, bayangnya terus saja mengiringi setiap langkah hidupnya.

Tapi, hanya waktu juga bisa menyadarkan seseorang jika semua sudah berakhir dan harus ada bagian baru yang harus di tulis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirana Putri761, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Mantannya Dewa

Waktu terus bergulir, hubungan Alana dengan Dewa terlihat baik-baik saja, meskipun terkadang ada sesuatu yang mengganjal dalam hati gadis itu. Tapi Alana tak ingin memaksa untuk membahasnya.

Setiap kali Dewa ditanya tentang cinta masa lalunya, pria itu selalu menjawab ' Jangan suka membahas sesuatu yang sudah berlalu' sepenggal kalimat itu yang selalu membuat Alana kembali bungkam dengan rasa penasaran.

"Sudah hampir setahun tapi kamu belum ngaku juga sih, Al?" ucap Hera saat Alana menginap di apartemen gadis itu. Tentu saja atas izin dari Bude Rini.

"Ngaku apa?" Alana meletakkan ponselnya saat mendengar pertanyaan Hera sahabatnya.

"Hubunganmu sama Pak Dewa."

"Sebentar lagi kita akan lulus, semester enam, kita sibuk dengan studi kita masing-masing. Masak kamu nggak ingin cerita tentang hubunganmu dengan Pak Dewa." kalimat Hera membuat Alana seketika langsung terhenyak kaget dia tak menyangka jika Hera sudah mengetahuinya.

"Kamu sudah tahu?" Alana langsung sigap melontarkan pertanyaan itu pada Hera. Dia pun menegakkan tubuh dengan raut wajahnya yang serius.

"Semua juga sudah tahu, Al. Ya, sebatas rahasia umum saja. Lagi pula banyak anak yang sering mergoki kamu jalan sama Pak Dewa, kok." jelas Hera sambil memoleskan make up di wajahnya. Mereka akan pergi mengunjungi sebuah pameran kesenian.

"Yakin, kamu nggak dandan?" tanya Hera kembali meyakinkan Alana.

"Aku lagi malas saja." jawab Alana. Sebenarnya gadis itu paling malas untuk berdandan.

Mereka pun bersiap untuk pergi. Tapi ponsel Alana kembali berdering dan ternyata telpon dari Dewa.

" Hallo, Mas!" jawab Alana.

" Malam ini, Mas, nggak bisa menemani kamu lihat pameran. Teman Mas yang dari luar kota mengajak bertemu. Jadi nggak enak jika Mas menolaknya." jelas Dewa. Mereka sebenarnya sudah sepakat untuk bertemu dan akan mengantar pulang Alana.

"Ya sudah nggak apa-apa. Paling aku datang sama Hera cuma sebentar. Nggak sampai malam, kok." jawab Alana dengan santai. Alana memang buka tipe orang yang suka menuntut meskipun dia sering dimanja kedua orang tuanya.

Alana memasukkan kembali ponselnya. Terlihat Hera mencebikkan bibir, seolah cemburu dengan hubungan mereka.

" Lest go, kita berangkat!" ajak Alana sambil tertawa saat melihat ekspresi wajah Hera. Mereka sepakat untuk naik taxi saja.

"Enak ya, Al, punya pacar ganteng dan nggak neko-neko kayak Pak Dewa. Mana orangnya dewasa dan mapan pula. Pasti hubungan kalian mulus, bukan yang problematik." Hera kembali membahas hubungan Alana dengan Dewa di dalam mobil.

"Ya gitu, deh. Tapi, tau sendiri sibuknya pacaran sama orang dewasa, apalagi punya banyak kerjaan." jawab Alana dengan tatapan menerawang.

"Aroma-aromanya ada yang jadi calon ibu rumah tangga tanpa mikir ntar kerja dimana setelah lulus." sambut Hera masih terus menggoda Alana.

"Tapi pingin ngerasain kerja juga sih, Her. Kata Mama paling enak masa dimana kita bisa cari duit sendiri dan masih belum ada tanggung jawab dengan rumah tangga." jawab Alana. Dia ingin merasakan seperti.

Hera pun hanya manggut-manggut. Dia sendiri sudah mikir setelah lulus, dia akan melamar kerja di mana.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan gedung yang biasa di gunakan untuk mengadakan pameran.

"Kita lewat samping sana saja, yuk!" ajak Alana dengan menarik lengan Hera.

Suasana di dalam gedung memang sangat ramai, beberapa kali mereka bertemu dengan teman kampus mereka. Tapi yang membuat Alana merasa enggan, karena pengunjung terlalu ramai hingga rasanya mereka tak bisa leluasa untuk menghampiri stand yang sebenarnya menarik perhatian mereka.

"Kita kesana, Al." tunjuk Hera mengajak Alana untuk melihat stand yang di bagian pinggir.

Alana membuntuti langkah Hera. Tapi betapa tersentak kaget gadis itu saat melihat sosok yang sedang mengobrol di sudut ruangan itu.

"Eh-eh, bentar." Alana menarik lengan Hera agar temannya itu berhenti melangkah.

"Ada apa sih, Al?" tanya Heran dengan menunjukkan wajah heran.

"Nggak ada apa-apa. Kita pulang saja, yuk! Atau nyari makan malam." ucap Alana, wajahnya nampak panik. Dan tatapannya terus tertuju pada sosok pria bertubuh tinggi dengan kemeja kerja yang masih melekat di tubuhnya.

Alana benar-benar tak ingin bertemu pria yang pernah dia ganggu saat mesum di mobil. Betapa malunya dia jika pria itu masih mengenalinya.

"Ada siapa sih? Kamu takut dengan cowok ganteng itu?" Hera semakin heran dengan sikap Alana.

" Ayoooo, kita pergi saja!" Alana menarik lengan Hera agar menjauh dari tempat itu.

Sementara Hera masih berusaha mengelak dan masih ingin tetap tinggal. Sedikit keributan dengan cekcok kecil diantar dua gadis itu menarik perhatian pria yang tengah mengobrol itu.

Tatapan tajam Kalandra tertuju pada Alana. Sekilas tatapan keduanya beradu tapi Alana dengan gesit berhasil memaksa Hera untuk keluar dari gedung itu.

Sementara Kalandra masih mencoba mengingat wajah gadis yang tidak asing di ingatannya. Wajah manis khas gadis jawa.

"Sebaiknya kita bertemu di kantor untuk membicarakan proyeknya lebih lanjut, Pak!" ucap pria yang sempat mengobrol dengan Kalandra. Pria itu merasa orang diajak bicara sudah tidak fokus lagi.

"Astaga Alana..." protes Hera saat mereka berjalan keluar dari gedung dan mencari tempat makan yang nyaman.

" Kenapa sih, Al? Apa salahnya jika Om ganteng itu memperhatikan kita. Lumayan, kan. Siapa tahu aku diliriknya." ucap Hera dengan percaya diri. Alana hanya mencebikkan bibir, selanjutnya dia hanya terdiam.

Alana tak banyak bicara, bahkan tanpa sadar mereka sudah berjalan lumayan jauh. Hingga akhirnya, Alana mengajak Hera untuk masuk ke dalam rumah makan yang cukup ramai itu.

"Ramai banget, Al. Sampai bingung kita duduk di mana." ucap Hera sambil mengedarkan pandangannya. Begitupun Alana dia juga sedang mencari tempat duduk yang nyaman.

" Al, itu Pak Dewa, kan?" tanya Hera dengan ragu. Tapi Alana langsung mengikuti tatapan mata sahabatnya. Dan ternyata benar di sana ada Dewa sedang duduk bersama tiga orang temannya, dua wanita dan satu pria yang pernah Alana lihat di rumah Dewa.

"Gimana jadi makan di sini? Satu-satunya bangku cuma di sebelah meja itu." tanya Hera.

"Nggak masalah, Her. Mas Dewa juga tadi sudah bilang kok jika akan bertemu dengan temannya yang dari luar kota." ucap Alana, berusaha menenangkan perasaannya. Dia tahu diantara gadis itu wajahnya tidak asing. Bella, dia yakin itu Bella, apalagi saat melihat tahu lalat dibawah bibir wanita itu.

Alana melangkah menuju satu-satunya meja yang masih kosong. Dia berusaha bersikap biasa saja, hingga akhirnya Dewa menghampirinya.

"Sayang, mau kenalan dengan temanku?" tanya Dewa sambil membungkukkan tubuh di belakang punggung Alana.

" Tapi nggak enak aku, Mas!" jawab Alana setengah berbisik.

" Nggak apa-apa, ayo sama, Mas!" ajak Dewa membuat Alana menatap Hera yang masih memilih menu.

Saat Hera mengangguk Alana pun berdiri. Dia mengikuti langkah Dewa yang masih menggenggam tangan kirinya.

" Kenalkan, dia Alana pacarku yang sekarang." ucap Dewa kemudian Alana mengulurkan tangan pada gadis di sebelahnya.

" Bella." ucap Bella dengan suara tercekat. Tatapannya masih mengisyaratkan rasa cemburu pada gadis berwajah manis itu.

" Indira." sambut gadis yang ada disebelah Bella.

" Dia, Acher!" ucap Dewa mewakili. Pria itu langsung menarik lengan Alana agar tidak bersalaman dengan Acher yang dikenal mata keranjang.

" Aku balik, bareng Hera, ya! Nggak enak sama Hera." bisik Alana yang dijawab dengan anggukan Dewa.

Awalnya semua terlihat canggung. Tapi, lama-kelamaan, mereka fokus dengan meja masing-masing.

1
Dewi Purnomo
Si Kai blm buka puasa toh .,....tenang Kai aman .....pasti nanti Alana kasih kok .....hehe.....lanjut up mb.
Ickhaa PartTwo
Ikhlasin aja alana dewa kemarin2 loh kemna ajaa ngk perjuangin hbungan loh sma alana
Anis Saidah
bagus al abaikan dewa, fokus ke keluarga barumu
Triee Cimoed
AWS blm juga lama jd pasutri udh bucin poll aja kai🤣🤣🤣dlu aja d jdohin sma ken ogah2an wkwkwk
lnjt kak..
Triee Cimoed
keren kak...
mom farhan
lanjut kak
Mutia Agustin
yg pertama komen,
Dewi Purnomo
Assssiiiikkkk Zayn kedua nih......hehehe....lanjut up mb
Dewi Purnomo
selamat menempuh hidup baru ya Kai dan Al.....samawa yaaa
Anis Saidah
ayo al kamu pasti bisa menggilangkan dewa dalam hidupmu
Anis Saidah
selamat menempuh hidup baru kai al
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt mba
mom farhan
ahirnya kalandra bucin jugq sama alana di tunggu kelanjutanya kak
RSDP💖
lanjutkan kakak
mom farhan
klu jodoh emang èngga kemana,cinta nya sama dewa nikah nya sama kalandra lanjut kak
Ickhaa PartTwo
Main nyosor aja tuh si kalandraa, semangat up thor
RSDP💖
kayaknga kai dah mulai jatuh hati ama nay
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt, semangat up mba
Dewi Purnomo
Nisa dah lah ngapain km jatuhin harga diri km....Kalandra dah mau nikah.....kayak gak ada cowok lain aja.....jangan terpengaruh Kai....lanjut up mb.
mom farhan
si nisa engga tau malu masa mau jd simpenan,kaya yg lagi viral 😁😁 yah jd sodaran alana sana si bela
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!