NovelToon NovelToon
Azur Lane The New World

Azur Lane The New World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anime
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tirpitz von Eugene

Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi ilmiah berdasarkan serial anime dan game Azur Lane dengan sedikit taburan sejarah sesuai yang kita semua ketahui.

Semua yang terkandung didalam cerita ini sepenuhnya hasil karya imajinasi saya pribadi. Jadi, selamat menikmati dunia imajinasi saya😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirpitz von Eugene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Pertempuran malam itu menjadi semakin intens, Tirpitz memutuskan untuk maju sendirian meninggalkan para gadis dibelakang. Bukan karna ia memiliki kekuatan dua kubus pada tubuhnya, tapi ia memang tidak menyukai jika ada orang terdekatnya yang terluka akibat pertempuran itu.

Madjapahit memberi perintah kepada grup serang nya untuk memberi dukungan tembakan bagi Tirpitz, bahkan ia Shoukaku sendiri mengerahkan seluruh pesawat yang ia miliki untuk melindungi Tirpitz.

Peluru demi peluru berhasil dihindari oleh Tirpitz, ia memutuskan untuk melakukan serangan dengan cara sebelumnya. Kapal bermeriam yang ia gunakan kebetulan dilengkapi dengan dua tabung torpedo di setiap sisi, ditambah dengan empat buah ranjau laut di buritan.

"Hei gadis-gadis jelek!" teriak Tirpitz melontarkan serangan psikologi terhadap para Seiren.

Para Seiren segera memprioritaskan untuk menyingkirkan Tirpitz terlebih dahulu, mereka dengan serempak menghujani Tirpitz dengan tembakan presisi dari persenjataan sekunder. Tetapi manuver Tirpitz terlalu lincah, sehingga hanya satu peluru kaliber tiga inci yang berhasil mengenai perisai lambung kapal Tirpitz.

"Apa kalian kira itu akan menghentikan ku? Tentu tidak!"

Tirpitz segera membalas tembakan dengan meriam otomatis tiga puluh milimeter dan dua senapan mesin Bren yang terpasang di pinggangnya. Puluhan timah panas segera menghujani keenam Seiren itu, tetapi hanya menyebabkan armor mereka lecet-lecet.

Saat jaraknya sudah mencapai seratus lima puluh meter, Tirpitz segera melepaskan dua torpedo kanannya lalu berbelok tajam ke kiri tanpa menghentikan tembakannya. Dua torpedo itu melesat menuju Peace Breaker, tapi entah bagaimana Seiren itu berhasil menghindarinya!

"Loh?" ujar Tirpitz terkejut, "kok miss? RIP aim kah?"

Disaat Tirpitz masih dilanda kebingungan, suara Marina tiba-tiba terdengar di radio nya.

"Eugene-san, aku lupa memberitahu bahwa setiap Seiren memiliki ingatan yang sama, jadi kau tak bisa menggunakan taktik serangan yang sama dengan sebelumnya."

"Kenapa baru sekarang?!!"

Sebuah peluru yang ditembakkan oleh Peace Breaker jatuh tepat satu meter di samping kirinya, membuat struktur kapalnya mengalami kerusakan berat. Karena Tirpitz adalah manusia biasa, jadi ia tidak akan merasakan rasa sakit akibat kerusakan kapalnya itu, tidak seperti para gadis yang akan menjerit atau merintih kesakitan saat terkena serangan.

"Walah, I'm done!" pekik Tirpitz saat memeriksa kerusakan kapalnya.

Ia menoleh dan menatap para Seiren yang saat ini bergerak maju untuk menyerangnya dari jarak dekat. Kengerian segera menjalar di sekujur tubuh Tirpitz, ia tahu bahwa kali ini ia akan kembali bertemu dengan van Der Decken.

"Hei, apa kalian lupa kalau kapal ku memiliki alat pelontar ranjau?"

Setelah meneriaki peringatan itu, dua ledakan terlihat tepat di haluan Oceana dan samping kanan Peace Breaker, kedua gadis Seiren itu kehilangan keseimbangan dan terhempas ke laut.

"Jika kalian masih nekat mendekat, aku tak segan-segan melaporkannya kepada Zero!"

Mendengar nama pemimpin mereka disebut, seketika keenam Seiren itu berhenti di tempatnya. Mereka menatap Tirpitz dengan tatapan yang berbeda, seolah kebingungan bercampur dengan keraguan muncul di pikiran mereka.

"Apa yang kau lakukan terhadapnya?!" tanya Oceana dengan sedikit berdesis.

"Dia aman bersamaku, tapi aku bisa saja mengeksekusinya jika kalian tidak segera mundur!" ancam Tirpitz sambil mengacungkan meriam tiga puluh milimeter nya ke arah Marina, yang saat ini berada di samping Madjapahit.

Gadis itu seolah mengerti maksud Tirpitz, ia segera menjauhi Madjapahit lalu merentangkan kedua tangannya. Para gadis Seiren yang melihat pemimpin mereka diancam tidak bisa berbuat banyak, mereka bahkan tidak berani bergerak sedikitpun.

"Jika kau berani melukainya, maka Tester dan Compiler akan meratakan faksi mu!" ujar Peace Breaker balas mengancam.

"Oh ya?"

Kali ini Tirpitz menembakkan sebuah peluru yang sengaja ia targetkan ke ombak di depan Marina, cipratan air nya membasahi wajah gadis itu.

"Dan jika Compiler atau si buruk rupa berani melakukan itu," Tirpitz memasang senyuman haus darahnya, "maka kekuatan kubus kebijakan dan kubus pengetahuan akan berpindah ke Code G, aku sendiri yang akan menyerahkannya!"

Peace Breaker menoleh menatap mata pemimpinnya di kejauhan, Marina membalas dengan tatapan tajam, seolah sedang berkomunikasi lewat telepati dengan bawahannya itu.

"Baiklah, kau selamat kali ini," ujar Peace Breaker dingin, "tapi lain kali, aku sendiri yang akan mengirim mu ke dasar lautan!"

Setelah itu sebuah portal terbuka di belakang mereka, dan satu persatu dari mereka mulai kembali ke dimensi tempat mereka tinggal lewat portal itu.

"Nah, sekarang apa lagi?" gumam Tirpitz sambil menurunkan kewaspadaannya.

...****************...

Sekembalinya Tirpitz dan para gadis, mereka disuguhkan pemandangan mengerikan dari pangkalan mereka yang hampir enam puluh persennya hancur, bahkan sebuah desa yang letaknya bersebelahan dengan pangkalan nampak dilalap si jago merah.

"Haduh! Berapa biaya perbaikannya ini?!" ujar Tirpitz mengeluhkan kerusakan itu, "anggaran lagi anggaran lagi, kasihan warga sipil yang harus menanggung beban pajak."

Farel yang menyambutnya di dermaga hanya bisa tersenyum masam, wajahnya penuh dengan debu akibat puing-puing bunker selama pertempuran itu.

"Setidaknya bisa diselipkan barang seribu atau dua ribu rupiah." ujar pemuda itu sambil mengedipkan mata sebelah matanya.

"Selap selip, ndas mu! Itu amanat, uang panas!"

"Tinggal di siram air, nanti juga dingin hehehe."

Madjapahit menghampiri pemuda itu lalu menarik telinganya hingga Farel mengaduh kesakitan.

"Jika kau masih berani melawan shikikan-san," ucap Madjapahit mengancam, "siapa pun kamu di hidupnya, aku akan memberi makan para hiu dengan tubuh mu sendiri!"

"Aduh duh duh! Bercanda mbak, bercanda!"

"Apa ada korban jiwa di pihak sipil?" tanya Tirpitz saat Madjapahit melepaskan tangannya dari telinga Farel.

"Semua penduduk aman di bunker bawah tanah, hanya beberapa personel pertahanan pantai yang tewas tertimpa reruntuhan." jawab Farel sambil mengusap-usap telinganya yang memerah.

"Evakuasi jenazah mereka, beri mereka pemakaman yang layak di sisi barat pulau."

Farel segera mengangguk lalu pergi meninggalkan Tirpitz dan para gadis bersama beberapa personel pertahanan pantai.

"Semoga jiwa-jiwa mereka diberikan ketenangan di Isekai." gumam Tirpitz lirih.

1
azkia putri
Menarik
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kakak
Mohon dukungannya ya😉👍🏻
total 1 replies
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Cerita ini bikin ketagihan, thor. Cepetan update lagi ya! 🤤
Heinz Blitzkrieg: Otw brader wkwkwk
Kebetulan lgi rancang next episode sambil nyari referensi kapal nih😉
total 1 replies
Alexander
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kak, semoga cerita karya saya dapat menghibur😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!