Terjebak Gairah Sang Mantan

Setelah perdebatan antara Bryan dan Arsen selesai mereka berdua kembali melanjutkan pekerjaannya, walaupun Arsen jengkel melihat tingkah Bryan yang menantang nya mengenai Naya, tapi dia masih bisa bersikap profesional .

“Bryan apa kau serius dengan apa yang kau perdebatan dengan Arsen tadi?” tanya Hendrik

“Ha ha ha kita lihat aja nanti, yang pasti Arsen sangat marah dan juga cemburu padaku, seru juga kalau jadi bersaing dengan Arsen soal Naya” balas Bryan

“Hahh kau nggak sedang bercandakan Bryan?” tanya Hendrik lagi

“Tapi aku memang tertarik dengan Naya, kau pasti juga tertarik dengan kecantikan naya” ungkap Bryan

“Cari masalah kau Bryan” balas Hendrik 

“Aku hanya kesal aja lihat Arsen yang sangat keras kepala dan tidak mengakui perasaan cintanya pada Naya, dan kau pasti tahu bagaimana sikap mamanya Arsen mengenai calon menantunya”

“Akan sangat berat untuk Naya masuk ke keluarga Arsen, walaupun Arsen mencintai Naya mereka akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, apalgi Arsen, pasti dia akan di suruh memilih antara Naya dan kedua orang tuanya” jelas Bryan

“Iya aku tahu Bryan, Arsen putra pertama tuan Rayendra pewaris pertama kerajaan bisnis keluarga nya, pasti kedua orang tuanya nggak akan sembarangan mencari istri untuk Arsen” balas Hendrik 

“Kau lihat saja bagaimana Arsen akhirnya mengalah menerima perjodohan yang nyonya Rima inginkan, apa kabar dengan Naya apalagi kalau mereka juga tahu peristiwa Arsen dan Naya dulu” imbuh Bryan 

“Kasihan Naya, kalaupun dia sudah melahirkan putra untuk Arsen, belum tentu nyonya Rima dan tuan Rajendra menerima mereka berdua” jelas Hendrik

“Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang Naya, Hendrik?” tanya Bryan penasaran

“belum semuanya Bryan, paling nanti malam sudah dapat semuanya, aku khawatir akan timbul masalah setelah itu, aku akan ke Prancis ditugaskan oleh tuan Rayendra, aku harap kau bisa menjaga Naya” ucap Hendrik

“Apa kau tahu sesuatu Hendrik?” tanya Bryan

“Kita lihat nanti aja Bryan, aku takut salah….” sahut Hendrik 

“Ya sudah kalau kau takut salah memberikan informasi, walaupun aku tahu kau menyimpan sesuatu hal yang sangat rahasia, mengenai Naya” balas Bryan, Hendrik hanya tersenyum tipis mendengar apa yang Bryan katakan barusan.

“Jadi kau sudah siap bersaing dengan Arsen?” seloroh Hendrik 

“Ha ha ha aku yakin Arsen sangat jengkel mendengar apa yang kami perdebatkan tadi, saking cemburu Arsen akan meladenin semua ini, dia tidak akan mau mengalah, dan Naya harus menjadi miliknya” jelas Bryan

“Siap siap aja kau tiap hari akan di ajak berdebat oleh Arsen” imbuh Hendrik, setelah cukup lama bicara mereka berdua melanjutkan pekerjaannya masing masing.

Sedangkan Arsen sudah memutuskan akan menemui Naya di restoran tempat mereka bertemu kemarin.

“semoga Naya dapat shift malam, aku akan bicara dengan Naya, aku tidak sabar menunggu informasi yang sedang di kumpulkan oleh Hendrik”

“Dan Bryan maksudnya apa ya tadi, mengajakku berdebat masalah Naya, apa benar Bryan jatuh hati pada Naya, atau bryan hanya ingin menguji ku saja” gumam Arsen dalam hati.

“Arsen apa kau ingin pulang sekarang? Aku dan Bryan mau pergi makan malam” ucap Hendrik ketika dia masuk keruangan Arsen, karena sudah jam 6 sore.

“Kau duluan pulang aja Hendrik aku ada perlu sebentar” balas Arsen

“Apa kau akan pergi bersama Rania?” tanya Hendrik 

“Kepo amat sih, udah kayak mak mak di kontrakan, ingin tahu aja” balas Arsen

“Emosi amat sih tuan Arsen, ada apa? masih kesal ya sama Bryan” seloroh Hendrik 

Mendengar nama Bryan, Arsen langsung mendengus sinis,” ya aku lagi kesal sama dia” sahut Arsen 

“Loh kok bisa kesal sama dia?” tanya Hendrik lagi pura pura nggak ngerti masalah mereka berdua tadi.

“Nggak usah pura pura, kau pulang duluan sana” usir Arsen

“Ha ha ha, aku sama Bryan mau makan malam di restoran tempat Naya kerja, kan memang sudah biasa kita kesana untuk makan malam” jelas Hendrik

Arsen langsung berdiri dari duduk nya dan berkacak pinggang menatap tajam ke arah Hendrik.

“Kalian ngapain kesana?” tanya Arsen dengan wajah kaget dan juga marah

“Mau makan malam sama Bryan, syukur syukur ketemu sama Naya” jelas Hendrik 

“Apa nggak ada tempat lain untuk kalian pergi makan malam?” tanya Arsen

“Nggak ada Arsen, itu tempat yang paling pas dan cocok untuk memulai misiku, untuk mengambil hati Naya, apa kau mau ikut dengan kami”

“Kalau kau ikut kan nanti bisa panggil Naya dan memperkenalkan pada kami berdua” sahut Bryan yang baru datang ke ruangan Arsen.

“Kau benar benar mau melakukan niat mu itu Bryan?” tantang Arsen

“Iya Arsen sepertinya aku harus mulai secepatnya, aku juga pusing tiap hari ditanya terus oleh mama soal pernikahan, sedangkan aku belum ada yang serius sama wanita” jawab Bryan

“Tapi kenapa harus Naya, Bryan?” tanya Arsen

“Pertama aku menyukainya, kedua saat ini Naya masih sendiri, ketiga kau pasti tahu kalau Naya akan sulit masuk ke dalam keluarga besarmu Arsen, kasihan Naya kau nggak akan bisa membela Naya di depan kedua orang tuamu” jelas Bryan

“Tapi aku….” Arsen tidak melanjutkan ucapannya, lalu dia kembali duduk di kursi nya

“Tapi apa Arsen, apa kau juga punya rencana untuk mendatangi Naya malam ini?” tanya Bryan dengan wajah penasaran.

Arsen menarik nafas panjang tanpa menjawab pertanyaan Bryan tadi,” kalian kalau mau kesana silahkan aja, aku ada perlu ke tempat lain” ucap Arsen

“Aku sangat berharap kau mau mengenalkan ku pada Naya, Arsen…” ucap Bryan dengan wajah serius 

“Tapi aku nggak mau Bryan, kau usaha aja sendiri” tegas Arsen

“Oh ya sudah kalau kau nggak mau ikut dengan kami, aku mau bilang apa Arsen, kami berangkat pulang dulu, doakan aku agar bisa bertemu dan berkenalan dengan Naya” balas Bryan

Ditengah perdebatan mereka ponsel Arsen berbunyi kembali, Arsen mengetatkan rahangnya dengan keras ketika melihat siapa yang menghubungi nya saat ini.

“Hallo Rania, aku masih di kantor mungkin pulangnya malam ada pekerjaan yang mesti aku kerjakan” sapa Arsen dia memberikan alasan agar Rania tidak mendesaknya untuk bertemu hari, dia sangat malas saat ini.

[Oke Arsen, aku temani kamu lembur ya,  aku lagi menuju ke kantor kamu sayang] jelas Rania

“Rania, aku mau lembur kerjaan ku banyak sekali, kalau kamu disini aku bisa nggak fokus kerjanya, aku harap kamu mengerti Rania, kalau kerjaan ku cepat selesai, nanti aku akan hubungi kamu” jelas Arsen

[Tapi aku kangen Arsen, kita sudah dua hari nggak ketemu, karena kamu sangat sibuk sekali, sampai aku hubungin lewat handphone aja kamu sudah untuk di ajak bicara”] protes Rania

“Aku minta maaf Rania” balas Arsen dengan cepat.

[Terus kamu kapan ada waktunya untuk aku?”] tanya Rania 

“Nanti aku kabarin ya, aku mau selesaikan pekerjaanku dulu, semoga nggak lama dan cepat selesainya” sahut Arsen

Bryan dan Hendrik diam selama Arsen bicara dengan Rania, kekasih Arsen saat ini.