Annika, kembali setelah bertahun-tahun di asingkan oleh keluarga nya sendiri karena bisu. Takut menjadi perbincangan publik seorang anak yatim piatu yang mereka angkat malah di perkenalkan sebagai anak mereka.
Sampai saat pesta perayaan keberhasilan si putri palsu, Annika datang dan membuat semua orang bertanya-tanya siapa kah putri yang asli dan yang palsu itu.
Saksikan kelanjutan ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
pertanyaan itu membuat situasi mendadak menjadi canggung. Amanda melemparkan pandangan ke arah Calvin sebagai permintaan bantuan.
Akhirnya Calvin berpikir keras sebelum akhirnya menjawab " Ibumu beberapa bulan ini kesehatan nya terganggu, jadi ayah yang melarang nya. Maafkan kami ya" Calvin bersuara begitu rendah. Alhasil Annika tidak bisa meneruskan kembali.
" oh begitu, maafkan Annika yang tidak bisa berada di sisi ibu saat itu terjadi "
" tidak perlu meminta maaf. Ibu sangat mengerti keadaan mu" balas Amanda.
Di depan semua nya terlihat begitu tulus dan hangat. Tidak tau apa yang sebenarnya ada dalam hati masing-masing. Mereka seperti memiliki sebuah simpul dan beban tersendiri.
Pertemuan malam itu berlangsung singkat, dimana kesimpulan dari perbincangan itu. Bahwa akan di adakan pertemuan penyambutan untuk Annika. Tania sungguh ingin menolak keras, tapi rasa enggannya harus dia telan mentah-mentah demi terlihat baik di depan Calvin dan Amanda.
Sejauh ini tidak ada hal buruk yang menimpa Annika. Tania masih belum bergerak, tetapi Annika tidak lengah. Keputusan nya untuk muncul bukan sekedar demi menikmati kemewahan. Tetapi karena dia ingin menghadapi secara langsung bebek buruk rupa yang selama ini menyamar sengaja angsa putih menawan di keluarga nya
...----------------...
Beberapa hari setelah nya, Annika sudah menjadi penghuni tetap kediaman utama keluarga Masashi. Rumah besar dengan ornamen mahal beserta puluhan pelayan. Annika sampai lupa bagaimana dulu di pernah merasakan hal ini sebelumnya. Saat mendiang kakeknya masih hidup.
Perasaan sedih menyeruak tak kala melihat beberapa sudut rumah yang masih sama seperti dalam ingatan masa kecilnya.
Annika tiba-tiba merindukan sosok tuan besar Masashi. Maka dari itu, Selepas siang hari dia pergi ke makam lelaki dengan nama besar Masashi itu.
Annika pergi sendiri tanpa di temani seorang pun. Meskipun sudah belasan tahun dia tidak pernah mengunjungi makam, tetapi ingatan nya masih kuat dimana letak makam kakeknya berada
Beberapa saat setelahnya, Annika sampai dan. berdiri depan batu nisan kakek Masashi. " hallo kakek.. " suaranya tertahan. Panggilan itu, dia merindukan sosok itu. tidak pernah dia merasa se emosional ini sebelumnya.
" akhirnya aku bisa kembali.. Maafkan aku, maaf karena baru bisa datang sekarang. Annika mengalami kesulitan sebelum nya. Tapi kakek jangan khawatir, Annika sudah menyiapkan diri. Kali ini Annika akan melakukan nya. Annika akan meminta keadilan untuk kakek.." Semua ucapan itu di iringi dengan lelehan air mata yang terus mengalir tanpa henti.
Annika, bukan lagi wanita lugu, bukan wanita bisu yang tidak bisa melakukan apapun lagi. Annika telah berubah menjadi sosok yang kuat.
" .. Annika berjanji, setelah ini kakek bisa tidur dengan tenang. Lihat Annika dari atas ya kek" Pesan Annika sebelum dia mengakhiri moment berkunjung ini.
Tanpa Annika sadari, seseorang telah menyaksikan interaksi itu tak jauh dari sana. Pertama kalinya tugasnya baru bisa selesai setelah belasan tahun lamanya. Seseorang itu segera mengambil beberapa foto lalu menghilang di balik kegelapan.
Malam menyambut nya saat sampai di kediaman, semua pelayan belum terbiasa dengan kehadiran Annika. Jadi beberapa tidak memberikan sanjungan pada Annika. Apalagi kebanyakan dari mereka adalah pelayan baru, dimana berpikir jika Annika bukanlah anggota inti dari keluarga Masashi.
Calvin dan Amanda sedang ada tugas ke luar negeri, jadi situasi kediaman Masashi ini terbilang cukup sepi. Annika berjalan menuju ke kamarnya dengan langkah tenang.
Setelah membersihkan diri, Annika mengecek beberapa pesan di ponselnya. Sekaligus dia berselancar di dunia Maya. Tentu saja, untuk memantau bagaimana perkembangan berita selepas dia menghadiri pesta ulang tahun Tania dan membuat kemeriahan disana.
' aku yakin dialah yang asli'
' bagaimana mungkin dia baru muncul sekarang? Tidak mungkinkan dia di kurung selama ini'
' lihat, gaun itu sama persis! '
' tapi bisa saja dia hanya memalsukan nya, bukankah sekertaris tuan Masashi menghilang sampai sekarang?'
' astaga, ini membuatku penasaran. Kenapa mereka mengambil seorang anak saat sudah memiliki Annika?'
Annika membuka dengan sudut bibir yang tertarik tipis, semuanya berjalan seperti yang dia harapkan.
Meskipun ayah dan ibunya bisa menutupi fakta siapa anak kandung nya, tapi mereka tidak bisa melupakan fakta bahwa cucu Masashi hanya satu orang.
Dirinya atau Tania, hanya ada satu yang terpilih. Annika yakin, selama dia terus berusaha dia pasti bisa menyingkirkan bebek buruk rupa itu.
Setelah langkah pertamanya berhasil, Annika kini berlanjut ke rencana kedua. Dia menghubungi seseorang yang dia percayai untuk memantau keadaan perusahaan, butik dan beberapa pelanggan setia Masashi.
Semangat nya sangat tinggi, sama dengan rasa benci Tania. Sejak melihat komentar di beranda berita gaun Annika, Tania rasanya tidak bisa tenang sama sekali.
Gaun Rembulan merah yang sudah belasan tahun tidak pernah terlihat, tentu menjadi topik hangat dalam dunia fashion.
Mereka masih ingat, bagaimana perusahaan Masashi menolak permintaan pembuatan gaun untuk anggota pemerintahan setempat.
Alasan utama nya karena mendiang tuan besar Masashi telah wafat sehingga semua karya eksklusif buatan tangan langsung tidak bisa di produksi lagi.
Dan kini, dengan hadirnya Annika, mereka bisa menilai bahwa Annika bukanlah orang sembarang di keluarga itu. Tanpa kesulitan sedikit pun, Annika membawa gaun itu dengan penuh percaya diri.
Tania tentu saja tidak terima. wanita itu terus menerus, memantau apakah namanya benar -benar hancur. Dia harus segera membuat rencana.
Keesokan harinya, Tania menemui Annika. Sebelum sarapan di mulai. Tania meminta Annika membuat makanan ringan, karena dia ingin mencicipi masakan Annika sengaja kado kedua untuk nya.
" kakak, ingin sekali merasakannya. Bukankah di desa banyak sekali makanan enak?" Tania terus meminta dengan berbagai alasan.
Sehingga mau tidak mau, Annika berjalan menuju dapur dan membuat sebuah hidangan kecil untuk Tania.
Setelah berjibaku di dapur, Annika akhirnya bisa menyelesaikan. Setelah dia membawa ke ruang makan. Tania yang sudah menunggu di meja makan tampak sangat antusias.
Dalam hati Annika merasa ada yang tidak beres. Tapi dia belum bisa memastikan apa itu.
" apa ini?" tanya Tania sambil menatap sepiring makanan.
" ini adalah makanan kesukaan ku di desa. Kue pie berry yang enak"
" ini untuk kakak?"
" tentu, silahkan mencobanya " Annika memberikan sajian itu.
Satu suapan masuk ke mulut Tania. Tidak ada hal janggal, Annika pun pergi menuju ke dapur untuk membereskan beberapa barang.
Pyarrr
suara piring jatuh dan pecah membuat Annika berbalik.
" Nona Tania...! " teriak salah seorang pelayan.
Tania terjatuh dengan wajah memerah dan kesulitan bernapas.
Annika segera ikut mendekat, " Kakak apa yang terjadi?"
pelayan berkumpul semakin banyak. Situasi menjadi semakin panik.
" Nona Annika, kenapa anda memberikan berry pada nona Tania? Nona Tania alergi buah Berry" salah seorang pelayan menatap Annika dengan wajah sedih. kini semua pelayan menatap nya dengan pandangan sinis dan menuduh.
Bahkan sampai Tania di bawa ke rumah sakit, pelayan sama sekali tidak menaruh hormat pada Annika.
semangat kak💪