NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilih Kasih

Arthur membuka ponselnya puluhan kali. Bolak-balik membuka kontak yang dia namai ‘gadis sengklek’

Arthur mendesah kesal “Belum ada juga.” Sebelumnya mereka sudah membicarakan akan melihat beberapa sekolah yang cocok untuk Aron tapi sampai sekarang Nesa belum juga menghubunginya.

Arthur mengetik pesan di ponselnya lalu menghapusnya kembali. Ah tidak nanti Nesa kepedean berpikir Arthur tidak sabar untuk pergi dengannya. Alah alah Arthur… kalian hanya melihat sekolah anak bukan mau pergi berkencan. Kamu tidak sadar sedang membicarakan dirimu sendiri sekarang.

Arthur bergerak gelisah, jemarinya bergantian mengetuk-ngetuk meja. Sial gadis itu benar-benar tidak berniat menghubunginya duluan. Arthur menekan tombol call dengan emosi.

Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi. Arthur mencobanya berulang kali akan tetapi suara operator kembali terdengar.

Rasa emosi berubah menjadi khawatir. Apa terjadi sesuatu sehingga Nesa tidak mengangkat teleponnya.

“Halo…’’ Suara yang dia kenali berbicara di seberang sana.

“Kamu dari mana saja sih?” Nesa menjauhkan ponselnya dari telinga. Nadanya sangat tinggi hingga telinganya berdenging.

Nesa melihat layar ponselnya, benar kok telepon dari Arthur. Kenapa nadanya marah begitu.

Dengan nada dingin Nesa menjawab “Dari toilet, anak anda buang air besar.” Dalam pikiran Nesa apa-apan baru menelfon sudah marah-marah tidak jelas.

Arthur terdiam. Dalam hati bertanya kenapa dirinya jadi emosian begini sih?

“Ada yang mau disampaikan? Kalau tidak ada biar saya tutup teleponnya… Baiklah tidak ada, akan saya tutup.”

Tit… Nesa mematikan panggilan. Nesa bukan orang yang main-main dengan kata-katanya. Mampus…

Arthur melongo. Panggilannya dimatikan, sekali lagi ‘dimatikan’. Dia sudah membuang harga dirinya untuk menghubungi duluan. Apa-apaan dia tidak menghargainya sama sekali. Banyak orang di luar sana menunggu panggilannya yang sangat berharga. Apa gadis itu tidak tau satu panggilan saja darinya bisa menghasilkan tender milyaran rupiah.

Arthur menekan tombol call sekali lagi.

“Kamu ini apa-apaan langsung main tutup saja.”

“Masih mau marah atau bicara ada keperluan apa?!” Mendadak Arthur kicep. Suaranya tegas dan sedikit… galak.

Arthur berdehem. “Saya mau membicarakan tentang sekolah untuk Aron.”

“Bukannya waktu itu kita sudah bicarakan ya Pak. Apa ada masalah?”

“Iya memang sudah dibicarakan, makanya sekarang saya menghubungi kamu untuk melihat dulu sekolah cocok untuk Aron.”

“Saya pikir kami tidak perlu ikut Pak. Makanya saya santai saja. Lagipula bukankah ikut atau tidak ikut sama saja? lebih baik saya menunggu di rumah saja Pak.”

Arthur terdiam sebentar mencari alasan yang tepat “Kamu tau kan saya baru pertama kali mengurus hal seperti ini. Saya tidak paham. Nanti kalau saya salah pilih dan Aron ternyata tidak suka bagaimana?”

Benar juga, sebaiknya Aron juga ikut memilih sekolah sendiri untuknya.

“Baiklah Pak, saya akan siapkan Aron untuk ikut dengan Bapak.”

Loh.. loh… kok lain. Arthur kebingungan sendiri respon ini tidak sesuai harapan.

“Lebih baik kamu ikut saja, saya khawatir Aron tidak terlalu nyaman jika hanya berdua dengan saya.” Poor Aron, lagi-lagi bocah itu menjadi kambing hitam dalam cerita palsu Arthur.

Nesa berpikir lebih baik menanyakannya langsung pada yang bersangkutan. Sejak pagi tadi Arav flu, Nesa tidak tega harus membawanya keluar rumah.

“Sebentar Pak, tidak perlu dimatikan biar saya tanyakan langsung ke anaknya…”

Kenapa harus bertanya dengan Aron lagi, kata Arthur di dalam hati. “Kak… sini deh!” Arthur mendengar suara Nesa memanggil Aron.

“Daddy mau membawa Kakak lihat sekolah. Mau tidak?”

Katakan padanya untuk ikut, please Son! Arthur menunggu dengan harap-harap cemas.

“Berdua saja?”

“Ya, Sus Nesa akan di rumah saja bersama Arav.

Aron merengut, dalam diam pergi dan telungkup di sofa. Pundak Nesa lemas, kalau sudah bertingkah seperti ini berarti anak itu sedang ngambek.

“Saya akan hubungi lagi nanti Pak.” Tit…. Nesa mematikan ponselnya. Sementara di seberang sana tangan Arthur menggenggam ponselnya erat. Dimatikan lagi… segitu tidak inginnya kah dia pergi bersama denganku? Batinnya.

Nesa memasukkan ponselnya ke dalam kantong. Pertama urus anaknya dulu, bapaknya terserah.

Nesa menghampiri Aron “What’s wrong with you hmm?”

Aron menenggelamkan kepalanya di sofa. Anak itu tidak mau melihat kearahnya.

“Baiklah tidak apa-apa, sepertinya Kak Aron tidak nyaman dengan kehadiran Sus Nesa disini. Lebih baik Sus pergi saja.”

“Sus Nesa jahat..” Aron berteriak penuh emosi. Nesa sampai tersentak kaget. Wajah anak itu dipenuhi dengan air mata.

Nesa berjongkok di depan Aron. Menghapus air matanya walau anak itu menepis tangannya berulang kali.

Nesa bertanya dengan nada lembut, “Apa Sus Nesa berbuat salah hmm?” Aron memalingkan wajahnhya.

“Oke take your time, kalau sudah tenang nanti boleh cerita pada Sus.” Nesa memberikan Aron waktu untuk berpikir.

“Kamu tidak menyayangiku, kamu hanya sayang pada Arav saja!” Aron tidak bisa menahan, akhirnya tangisnya pecah juga.

Nesa menarik Arthur untuk duduk di sebelahnya. “Kenapa Kak Aron berpikir begitu? Sus Nesa menyayangi kalian berdua sama besarnya.”

“Sus bohong, waktu itu di restoran Sus Nesa selalu mendahulukan Arav dibanding aku. Tadi juga Sus lebih memilih bersama Arav dibanding menemaniku melihat sekolah. Sus juga lebih sering memeluk Arav dibandingkan aku.” Ujar Aron tersedu-sedu.

Tangisan Aron membuat hati Nesa ikut merasakan sakit, gadis itu menghapus setetes air mata yang turun tanpa disadari. Spontan langsung mengingat kembali kejadian yang Aron maksud. Sungguh, Nesa tidak berniat sedikitpun berlaku pilih kasih kepada  mereka berdua. Arav masih bayi, tentu Nesa akan mengutamakan memberinya makan terlebih dahulu karna memang dia belum bisa makan sendiri. Dan tadi, Nesa memintanya pergi bersama Arthur saja karna memang Arav sedang flu. Tidak disangka Aron justru berpikir dia lebih menyayangi Arav dibanding dirinya.

Nesa mencoba tetap tenang dan tersenyum dengan lembut. “Sini…” Nesa menunjuk pahanya.

Walau terlihat ogah-ogahan Aron tetap menurut naik ke pangkuan Nesa. Nesa mengelus kepala Aron bak bayi koala. Melihat wajahnya, Nesa tersentuh. Tanpa disadari Nesa selalu berpikir Aron tidak akan memiliki perasaan iri pada adiknya karna yang dia tau Aron sangat menyayangi Arav. Nesa sadar, kedua anak ini masih butuh peran seorang ibu. Mungkin Aron mencari itu darinya, Nesa belajar menjadi sosok ibu tidak cukup belajar teori pola didik, tumbuh kembang dan tips parenting masa kini. Faktanya setiap anak berbeda-beda. Nesa harus belajar dari pengalaman setiap harinya. Sama seperti saat ini.

“Maafkan Sus ya… sudah membuat hati Kak Aron sakit. Sus Nesa sama sekali tidak berniat melakukannya. Sus menyayangi kalian berdua sama besarnya. Yang perlu Kak Aron pahami adalah, adil bukan berarti Kakak dan Adik harus mendapatkan pemberian yang sama. Contohnya saat makan, Kak Aron sudah bisa makan sendiri sementara adik belum makanya Sus menyuapi adik terlebih dahulu. Untuk masalah sekolah, sebenarnya Sus ingin sekali menemani tapi Arav sedang flu. Membawanya keluar rumah bukanlah pilihan yang tepat. Sementara Kak Aron bisa pergi bersama Daddy dulu. Tapi kalau memang Kak Aron ingin Sus ikut tidak apa-apa Sus akan ikut, Sus Nesa akan katakan pada Daddy… “

1
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus, seruu dan menarik👍👍👍👍👍
Demar: Hai, terimakasih Rina
total 1 replies
Septyana Kartika
ada yg kebakaran tuh
Demar: Hai Septyana. Ikutin terus cerita Nesa ya.
total 1 replies
nurul hidayah
suka bngt dng cerita nya👍
Demar: Hai, terimakasih Nurul
Demar: Hai, terimakasih nurul. Ikutin terus cerita Nesa ya
total 2 replies
Ratih Tupperware Denpasar
aron sdh seperti dianter mommy & dadynya aja
imah imut
ceritanya menrik
Demar: Hai, terimakasih Imah. Ikutin terus cerita Nesa ya
total 1 replies
imah imut
thor msh ada ke lanjutan nya qa, sih soalnya ceritanya bagus bnget
Demar: Hai, terimakasih Imah. Ikutin terus cerita Nesa ya.
total 1 replies
darsih
nesa nesa ada aja kelakuan perawat ini SM bos nya
Afsa
Hemm..mau ngapain ITU Pak Artur,pingin peluk Nessa ya .. wkwkwk
Ratih Tupperware Denpasar
dasar arthur duda kanebo kering manfaatin anaknya yg lugu dan polos unt menggaet sus nesa
Alline. T🍀☘️🍀🌸🌼🌻🍁🎋
lanjutin kak ceritanyaa
pliss
bagus banget
Demar: Hai Alline terimakasih sudah mengikuti ceritaku ya. Jangan lupa bantu like dan komen setiap episode yaaa.
total 1 replies
Ratih Tupperware Denpasar
semangat nesa iatirahat aja dulu mumpung pak bos lagi baik
Siti Kholifah
up lagi thorrr kami menunggu mu
Demar: Hai Siti terimakasih sudah mengikuti ceritaku ya. Jangan lupa bantu like dan komen setiap episode yaaa.
total 1 replies
Ratih Tupperware Denpasar
cerita yang bagus mengingatkan kita pentingnya komunikasi dng anak, kasih sayang tdk meluku hanya dng memberikan uang dan materi yg berlimpah
Dita manurung
ku mohon Thor buat cerita desa dan pak duda anak 2 bahagia Thor
Demar: hai dita, terimakasih sudah mengikuti ceritaku. jangan lupa like dan komen terus supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Afsa
Tenang Oma,kalau anak nakal Oma udh pulang dan ketemu sus Nessa,pasti dia akan betah di rumah
Afsa
Sus Nessa calon Ibu idaman pokoknya
Afsa
Semoga saja bajunya bebas Nessa,GK perlu seragam²an,Kan kamu di hired bukan dari Ya²san inih
Afsa
suka watak Nessa,happy go lucky vibesnya
Afsa: Thanks kak, semangat lanjutkn kisahnya ya..💪
Demar: Hai Afsa. So happy kamu ikutin perjalanan Nesa.
total 2 replies
Afsa
wehh..cari kerja lagi sulit Sus,trima saja🥰
Afsa
Bi Embing Gaul👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!