"Evans memikul beban yang sangat berat. Tak hanya harus mengurus segalanya, ia juga terpaksa menanggung hutang yang dibuat oleh orang tuanya—orang yang sama yang menjadi penyebab penderitaannya.
Di tengah perjalanan hidupnya, pemilik pinjaman menagih kembali uangnya dengan jumlah yang terlalu besar untuk dibayar.
Dalam alur cerita ini, akan terjalin perasaan, trauma, konflik, dan sebuah perjalanan yang harus Evans tempuh untuk meraih kebahagiaannya kembali. Buku ini menjanjikan banyak adegan panas 18+.
Dosa ditanggung sendiri, dan sadari bahwa akan ada bab-bab yang berat secara emosional."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TRC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Ricardo
Evans memiliki semangat perlawanan yang tinggi, bahkan mengetahui bahwa tidak mungkin untuk melarikan diri setelah tertangkap. Gugup dan mudah marah, cara yang sempurna untuk dididik.
Aku mengamati betapa dia membenci, mencoba melepaskan diri sambil duduk di sampingku dekat pintu lain. Seharusnya aku berada di mobil lain, tetapi aku lebih suka mengawasi dari dekat setiap gerakan yang akan dilakukan orang gelisah ini. Aku punya perasaan tertentu bahwa itu akan menyenangkan
Awalnya, dia merasa sedikit terintimidasi. Itu bisa dilihat dari tatapannya bahwa meskipun tampak tegas, jauh di lubuk hatinya dia merasa sedikit takut. Itu adalah kesan yang sama yang aku timbulkan pada orang lain. Mereka yang mencoba menantangku, pada akhirnya akan menyesal.
Beberapa bahkan sudah mengenal aku dalam bentuk 10 kali lebih buruk dari diriku, aku berharap kelinci percobaan terbaruku tidak salah langkah sama sekali.
— Tuan — Sopir melihat melalui kaca spion — Kita diikuti.
Aku membentuk senyum di sudut bibirku, aku ingin tahu siapa orang kurang ajar yang punya keberanian untuk mengikutiku begitu terang-terangan.
Sebuah tembakan mengenai bagian belakang mobil, Evans terkejut dan menoleh ke belakang.
— Apa yang terjadi?!
Ketakutan dalam suaranya transparan.
— Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Diam saja.
Aku memposisikan diri di dekat jendela membuka kaca.
— Sanches, kau tahu apa yang harus dilakukan.
Sopirku mengonfirmasi dengan menginjak pedal gas dalam-dalam. Aku mengambil pistol yang terisi penuh di bawah kursi mobil, yang mengejutkan Evans membelalakkan matanya seolah-olah dia belum pernah melihatnya dari dekat.
— Siapa kau sebenarnya?
Aku ingin tertawa dengan pertanyaan tertentu.
— Sebentar lagi kau akan tahu.
Aku mengerutkan bibirku ke arahnya dan sedikit mencondongkan tubuh ke luar jendela di mana aku mulai menembak, dua peluru langsung mengenai kaca depan, dan yang lainnya mengenai ban. Aku tidak pernah buruk dalam membidik sama sekali. Alasan lain mengapa musuh-musuhku akhirnya takut bertemu denganku. Salah satu hal terpenting yang membuatku menjadi diriku, adalah aku tidak memiliki titik lemah.
Pengejaran mendadak itu dihentikan, siapa pun bajingan itu, suatu hari aku akan bertemu dengannya dan membunuhnya dengan tanganku sendiri karena kelancangannya.
Aku kembali ke tempatku, aku melihat ke samping dan melihat Evans meringkuk di kursi. Salah satu ideologiku tentang apa yang ada di benaknya, adalah mengapa dia harus berakhir dalam situasi ini.
Aku tidak punya apa pun untuk dikhawatirkan, dia akan berusaha keras untuk harus mematuhiku. Jika dia nakal, aku menyesal memberitahukan bahwa aku tidak akan bersikap lunak dalam hal apa pun. Sulit untuk membedakan waktu yang akan dia butuhkan untuk melunasi semua yang dia hutangkan padaku, selain itu tidak akan menjadi masalah ketika semuanya sudah disiapkan. Termasuk tempat di mana dia akan tinggal.
Miguel memberi tahu bahwa malam ini akan ada pesta di rumah Hakuza, untuk menyambut putra bungsu yang kembali dari Spanyol selama masa ini. Undangan itu dengan jelas mengatakan bahwa aku tidak boleh absen untuk apa pun, karena putra sialan mereka memiliki fetish tertentu padaku. Aku adalah sekutu keluarga ini untuk sementara waktu, akan tidak sopan untuk absen ketika aku tidak memiliki komitmen lain.
Mobil perlahan-lahan parkir di depan rumahku. Aku menyuruh Evans untuk turun, karena kami sudah tiba. Aku harus menjaganya di bawah pengawasan, dan tempat terbaik adalah tepat di dekatku.
Aku memberinya kesempatan untuk keluar, tetapi ditolak. Sanches membuka pintu, dalam beberapa detik Evans keluar dengan cepat dalam upaya untuk melarikan diri. Sangat berani dari pihaknya, ketika kami sudah berada di dalam properti dan ada penjaga di gerbang.
Aku mengejarnya dan meraih rambutnya membuat dia berteriak kesakitan.
— Lepaskan aku, brengsek.
Aku menjatuhkannya ke tanah masih memegang rambut gelapnya. Aku mempertahankan dominasi memiliki kendali atasnya dan kepala yang bisa dengan mudah dibenturkan dengan kuat ke tanah yang kasar.
— Aku masih baik ketika aku memintamu untuk turun, dan apa yang kau lakukan? Mencoba melarikan diri.
Dia menggeram.
— Siapa yang tidak akan melarikan diri dari orang asing yang membawa pistol di mobil?!
Dia berbicara dengan berteriak.
Menarik dia menyebutku orang asing, ketika sebagian besar orang di sini tahu siapa aku dari kepribadian dan apa yang aku lakukan ketika mereka menghalangi jalanku.
— Ha, jangan bercanda — aku berbicara dengan nada kasar — maka lebih baik diam dan lakukan apa yang aku perintahkan. Akan baik untukmu dan mengurangi masalah bagiku. Kita mengerti. Jangan katakan bahwa aku tidak memperingatkanmu.
— Tidak bisakah kau mengatakan siapa kau, brengsek? Setidaknya itu?!
Dia benar-benar mudah marah.
— Aku seorang mafia, Evans, orang yang memerintah dengan pukulan. Jika kau ingin tetap hidup dan sehat, mulailah patuh. Atau segalanya akan menjadi sangat buruk dan kotor.
Aku menggeser tanganku di punggungnya yang merinding.
— Jangan sentuh aku!
Itu adalah benih untuk menentangnya, aku tidak begitu sengsara sehingga melakukan pelecehan seksual atau semacamnya. Tetapi penyiksaan dan kekerasan adalah fokusku untuk orang-orang nakal.
