 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tergantung Hati
"Kalau ada cewek lain yang berterus terang ngaku suka sama kamu?" Salma malah tanya balik dengan tatapan menyelidik.
Seketika kamal mengangguk pelan dengan perasan cukup gelisah menanti jawaban dari lawan bicaranya.
"Ya ngak, apa-apa," Salma malah menjawabnya dengan santai tapi sukses membuat Kamal sampai terperangah.
"Nggak apa-apa?" Kamal langsung menuntut kepastian karena menurut kamal jawaban Salma itu sangat penting untuk kedepannya. "Nggak apa-apa bagaimana maksudnya, Mbak?"
Bukannya langsung menjawab, Salma malah tersenyum dan dia terlebih dulu memasukan potongan bakso urat ke dalam mulutnya. "Ya nggak ada maksud apa-apa, Sayang," jawab Salma masih dengan sikap santai. "Kamu tuh ganteng, jadi wajar jika banyak cewek yang suka sama kamu."
Seketika Kamal kembali tertegun. Bukan ini jawaban yang kamal inginkan. "Terus, kalau mereka terang-teragan ngomong suka sama aku, gimana?" kamal pun kkembali mencoba memberi umpan.
"Ya tergantung hati kamu, Mal," balas Salma dengan entengnya tapi kembali membuat Kamal penasaran.
"Kok tergantung hati aku sih?"
"Ya benar kan? Semua tergantung hati kamu," balas Salma. "Kalau hati kamu sukanya sama aku, bisa saja kamu cuek dan nggak peduli pada cewek lain yang suka sama kamu. Tapi kalau kamu mengambil sikap yang seakan-akan ngasih harapan sama tu cewek, yang ada nanti kamu yang bingung sendiri. Dikiranya kamu juga suka sama cewek itu. Padahal tanpa sadar, sikapmu lah yang membuat cewek itu yakin kalau kamu juga menyukai dia."
Kali ini Kamal langsung tercenung dan terdiam, mencerna ucapan wanita yang duduk di seberang meja. Jika dipikirkan secara dalam, apa yang dikatakan Salma memang benar, sikap Kamal yang terlalu polos, membuat dua wanita lainnya dengan mudah menunjukan rasa suka kepadanya.
"Kenapa?" Salma kembali bersuara kala dia menyadari, lawan bicaranya sedang terdiam dan nampak tengah berpikir keras. "Apa ada cewek lain, yang sudah menyatakan perasaannya sama kamu?"
Kamal agak salah tingkah. "Belum sih," jawabnya terpaksa berbohong.
"Kalau memang sudah ada cewek lain ya nggak apa-apa," diluar dugaan, Salma dengan santainya menanggapi sikap Kamal.
"Nggak apa-apa gimana maksudnya, Mbak?" lagi-lagi kamal menuntut penjelasan.
Salma menghela nafas sejenak karena baru saja dia menghabiskan semangkok bakso, lalu tangannya meraih gelas es teh dan menyeruput isinya.
"Jika memang ada cewek yang terus terang suka sama aku dan menyatakan perasaanya, ittu kan hak mereka," terang salma. "Dibalas atau tidaknya, itu tergantung kamu."
Kening Kamal langsung berkerut. "Emang Mbak Salma nggak keberatan, jika aku menerima perasan cewek lain?"
Kali ini Salma yang melempar tatapan heran dengan ucapan Kamal sampai menatap anak itu. "Kamu takut aku marah apa gimana?" wanita itu malah bertanya balik.
"Ya iya," Kamal agak tergagap. "Aku takutnya nanti malah dituduh selingkuh."
"Hahaha...." Salma sontak tertawa. "Kamu kenapa polos banget sih?" wanita itu jadi gemas sendiri. "Begini ya, sayang, kalaupun aku memang menyukai kamu, bukan berarti aku harus mengekang kamu. Kamu tahu sendiri hubungan kita saat ini masih samar karena statusku yang masih menjadi istri orang. Terus perbedaan usia kita juga cukup mencolok. Kalau ada yang suka sama kamu dan wanita itu lebih muda dari kamu, bisa saja kan kamu memilih yang lebih muda daripada yang lebih tua?"
Kamal langsung tercenung dan pikirannya seketika mencerna ucapan lawan bicaranya.
"Sudah, janagn terlalu dipikirkan," ujar Salma. "Yang ada malah nambah pusing. Jalani aja dulu hubungan yang ada, nanti kalau udah saatnya pasti kamu akan menemukan keputusan yang terbaik."
Kamal menghembuskan nafasnya secara kasar dan dia terpaksa setuju dengan kalimat terakhir yang diucapkan Salma.
Dalam hati Kamal memiliki niat, akan menjalani semuanya termasuk hubungannya dengan tiga istri orang. Kamal sebisa mungkin akan menjalankan hubungan itu selama dia masih sanggup.
Sebenarnya, Kamal bisa saja mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan para istri orang secepatnya. Namun, entah kenapa, Kamal jutsru enggan melakukannya.
Mungkin karena dia sudah terlanjur nyaman dengan perlakuan tiga wanita kepadanya, jadi Kamal tidak ingin melepaskan tiga wanita begitu saja meski Kamal tahu kalau mereka istri orang semua.
Kamal dan Salma memutuskan untuk pulang. Tepat pukul dua belas malam, mereka baru sampai di rumah Salma.
Namun untuk malam ini, Salma tidak meminta Kamal untuk bermain di dalam kamar. Wanita itu merasaa lelah karema masalah yang sedang dia hadapi.
Kamal pun mengerti. Dia memlih pulang ketika Salma sudah bersiap untuk istirahat.
Setidaknya Kamal merasa lega karena isi kolornya malam ini tidak bekerja keras, setelah beberapa malam sebelumnya, isi color kamal dibuat sibuk demi menyenangkan tiga istri orang.
Kamal melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ketika melintas di depan KUA, Kamal melihat lapak milik dua temannya sudah tidak ada. Kemungkinan mereka sudah selesai jualan.
Namun saat motor Kamal hendak memasuki gang, dia dibuat terkejut dengan munculnya sosok dari arah berlawanan.
"Eh, kamu," ucap sosok itu. "Kamu baru pulang?"
Seketika perasan kamal tidak enak begitu tahu siapa sosok yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Kebetulan ada kamu, aku mau beli rokok di warung Mbak Gita, bisa?" ucap sosok yang tak lain adalah suami dari Mbak Tiwi.
"Waduh, maaf, nggak bisa, Mas," jawab Kamal tanpa basa basi menolaknya. "Aku tidak pegang kunci toko," ucapnya terpaksa berbohong.
"Yah,, ya udah deh," sosok suami Tiwi itu nampak kecewa.
Kamal pikir sosok itu akan melintas untuk mencari rokok di tempat lain. Namun diluar dugaan sosok itu malah berbalik berdiri di tepi setapak dan mempersilahkan Kamal untuk lewat lalu sosok itu mengikutinya.
Persasan Kamal semakin tak enak dan saat matanya melirik rumah Tiwi, di dalam sana sudah kelihatan gelap.
"Masnya sih mau kemana?" tanya Kamal begitu menyadari saumi Tiwi mengikutinya sampai Kamal hendak memasukkan motor melalui pintu belakang rumah Tiwi.
Suami Tiwi yang akrab dipanggil Julian sontak sontak salah tingkah. "Nggak kemana-mana kok," jawabnya sambil cengengesan lalu melangkah pergi.
Kamal hanya bisa menggeleng samar lalu segera memasukan motornya. Setelah menaruh motor dan menutup pintu belakang, lagi-lagi Kamal dibuat kaget ketika matanya menangkap suami Tiwi duduk di teras rumah Mbak Gita.
Kamal pun memilih tidak menyapanya. Namun diluar dugaan justru Julian yang mengeluarkan suara. "Aku boleh minta rokok kamu nggak?" ucapnya penuh basa-basi. "Tadi aku lihat kamu pegang bungkus rokok."
Kamal yang kebetulan sedang memegang rokok langsung tidak bisa berkutik dan dengan terpaksa dia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan bungkus rokok miliknya.
"Makasih," Julian nampak kegirangan. Kamal hanya tersenyum tipis. "Eh, aku mau tanya sama kamu?"
"Tanya apa, Mas?"
"Kamu pernah lihat tidak, ada laki-laki masuk ke rumahku? entah kenapa, aku merasa istriku selingkuh kayanya."
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆