Semua orang mengira Zayan adalah anak tunggal. Namun nyatanya dia punya saudara kembar bernama Zidan. Saudara yang sengaja disembunyikan dari dunia karena dirinya berbeda.
Sampai suatu hari Zidan mendadak disuruh menjadi pewaris dan menggantikan posisi Zayan!
Perang antar saudara lantas dimulai. Hingga kesepakatan antar Zidan dan Zayan muncul ketika sebuah kejadian tak terduga menimpa mereka. Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 - Sakit Hati Lagi
"Saudara kembar? Aku punya saudara kembar?" ucap Zidan yang merasa kaget. Setelah dibuat syok dengan tawaran Jefri, kini dia harus dikejutkan juga dengan kemunculan saudara kembar.
"Kau bisa lihat dengan mata kepalamu sendiri kan kalau wajah kita sama?" tanggap Zayan.
"Berarti kau anaknya..."
"Jefri Nugroho. Kita berdua anaknya. Tapi kau disembunyikan karena tangan itu," potong Zayan sambil menunjuk tangan kiri Zidan yang buntung.
Zidan menatap tangan kirinya. Raut wajahnya berubah drastis. Dia tiba-tiba merasa sedih.
"Nggak ada yang menginginkan kau kembali selain papah. Kalau kau nekat kembali pada keluarga Nugroho, maka kau hanya akan dapat hinaan," pungkas Zayan.
"Kembali? Bukankah sejak awal aku tak pernah jadi bagian keluarga Nugroho?" balas Zidan. Perasaan sedihnya seketika berubah jadi kesal saat mendengar ucapan Zayan.
Zayan tersenyum miring. "Baguslah kalau kau sadar. Tak ada yang menginginkanmu menjadi bagian keluarga Nugroho. Termasuk aku. Aku harap kau menolak tawaran papah. Aku harap kau tetap berada di persembunyianmu! Aku juga akan berada dalam batasku."
"Persembunyian?!" Zidan semakin dibuat tercengang.
"Ya. Itu karena semua orang tahunya aku anak tunggal. Kau juga begitu kan?"
"Aku rasa kita bukan saudara kembar. Kau lebih pantas disebut sisi jahatku!"
Zayan terkekeh. "Terserah kau mau menyebutku apa. Tapi aku harap kau tak akan jadi bagian keluarga Nugroho. Ya sudah, bye!" ucapnya sembari beranjak masuk ke dalam mobil.
Sementara Zidan memasang tatapan kesal. Tangan kanannya mengepal erat. Ia tak menyangka kalau dirinya punya saudara kembar dengan watak buruk seperti Zayan.
Gara-gara Zayan, Zidan jadi kehilangan minat dengan tawaran Jefri. Tanpa sepengetahuannya, sejak tadi ada Roby yang mengamati dari kejauhan. Lelaki paruh baya itu ada di dalam mobil.
Usai melihat kemunculan Zayan di rumah Zidan, Roby segera memberitahukan informasi itu pada Jefri.
...***...
Di rumah Zidan punya banyak kucing. Semua kucing itu dia ambil dari jalanan. Zidan sering tidak tega melihat kucing yang terlantar dan kelaparan.
Kini Zidan sedang membuatkan makanan untuk semua kucingnya. Ia sengaja mengambil tulang sisa dari restoran ayam dekat Safari untuk dibawa pulang. Orang sekelas Zidan tentu tak mampu membeli makanan khusus kucing.
Setelah memberi makan kucing, Zidan duduk termenung. Ia makan dengan pelan. Menu makannya saat itu hanya tempe dan sambal terasi.
Zidan memikirkan semua perkataan Zayan tadi. Saat mengingat semua ucapan lelaki itu, dia melirik tangan kirinya.
"Apakah jadi cacat itu dosa? Kenapa semua orang selalu mempermasalahkan itu?" gumam Zidan.
Perlahan air mata Zidan menetes. Sekali lagi dia merasa sakit hati dengan ucapan manusia, dan parahnya itu semua dikatakan oleh saudara kembarnya sendiri.
Zidan terisak. Ia sampai tak sadar air matanya berjatuhan ke nasi. Segala hinaan dan pengucilan yang dia alami sejak kecil kembali terlintas. Membuat Zidan merasa semakin terpuruk.
Malam itu, Zidan berusaha melupakan semuanya dengan tidur. Itu cukup berhasil karena rasa lelah membuatnya terlelap dengan cepat.
Keesokan paginya, Zidan bangun pagi-pagi sekali dan pergi bekerja. Ketika pintu dibuka, dia langsung disambut dengan kemunculan Jefri.
Namun tidak ada senyuman dari Zidan karena dirinya sudah terlanjur kesal pada Jefri. Menurutnya lelaki itu sama saja seperti Zayan.
"Kau terlihat marah, aku yakin Zayan mengatakan sesuatu padamu. Katakan padaku apa yang dia katakan," ujar Jefri.
"Dia bilang aku dibuang karena tangan buntungku. Apa itu benar?" tukas Zidan.
"Itu benar. Tapi itu dulu. Sekarang aku mau kau kembali, Zidan. Bagiku Zayan tidak sebanding denganmu. Kau lihat sendiri kan bagaimana wataknya? Aku tidak ingin dia menjadi pewarisku. Aku ingin kau jadi pewarisku!" Jefri memegangi pundak Zidan.
Orang yang menggunakan atau melakukan sesuatu yg direncanakan untuk berbuat keburukan/mencelakai namun mengena kepada dirinya sendiri.
Tidak perlu malu untuk mengakui sebuah kebenaran yg selama ini disembunyikan.
Menyampaikan kebenaran tidak hanya mencakup teguh pada kebenaran anda, tetapi juga membantu orang lain mendengar inti dari apa yang anda katakan.
Menyampaikan kebenaran adalah cara ampuh untuk mengomunikasikan kebutuhan dan nilai-nilai anda kepada orang lain, sekaligus menjaga keterbukaan dan keanggunan.
Mempublikasikan kebenaran penting untuk membendung berkembangnya informasi palsu yang menyesatkan lalu dianggap benar.
Amarah ibarat api, jika terkendali ia bisa menghangatkan dan menerangi. Tapi jika dibiarkan, ia bisa membakar habis segalanya termasuk hubungan, kepercayaan, bahkan masa depan kita sendiri...😡🤬🔥
Kita semua pernah marah. Itu wajar, karena marah adalah bagian dari sifat manusia.
Tapi yang membedakan manusia biasa dengan manusia hebat bukanlah apakah ia pernah marah, melainkan bagaimana ia mengendalikan amarah itu.
Alam semesta memiliki caranya sendiri untuk menyeimbangkan segala hal.
Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai.
Prinsip ini mengajarkan kita bahwa tindakan buruk atau ketidakadilan akan mendapatkan balasannya sendiri, tanpa perlu kita campur tangan dengan rasa dendam..☺️
Meluluhkan hati seseorang yang keras atau sulit diajak berdamai adalah tantangan yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Baik dalam hubungan keluarga, pertemanan, maupun pekerjaan.
Meluluhkan hati seseorang adalah usaha yang harus diiringi dengan kesabaran, doa, dan perbuatan baik. Serahkan segala urusan kepada Allah SWT karena hanya Dia yang mampu membolak-balikkan hati manusia.
Jangan lupa untuk selalu bersikap ikhlas dan terus berbuat baik kepada orang yang bersangkutan.
Karena kebaikan adalah kunci untuk meluluhkan hati manusia.