NovelToon NovelToon
Accidentally Yours

Accidentally Yours

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Kim

Velora, dokter muda yang mandiri, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya karena satu janji lama keluarga. Arvenzo, CEO arogan yang dingin, tiba-tiba menjadi suaminya karena kakek mereka dulu membuat perjanjian yakni cucu-cucu mereka harus dijodohkan.

Tinggal serumah dengan pria yang sama sekali asing, Velora harus menghadapi ego, aturan, dan ketegangan yang memuncak setiap hari. Tapi semakin lama, perhatian diam-diam dan kelembutan tersembunyi Arvenzo membuat Velora mulai ragu, apakah ini hanya kewajiban, atau hati mereka sebenarnya saling jatuh cinta?

Pernikahan paksa. Janji lama. Ego bertabrakan. Dan cinta? Terselip di antara semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Tokyo City

Pagi itu, udara Tokyo terasa dingin dan menusuk kulit, sehingga Arvenzo dan Velora sama-sama mengenakan pakaian hangat. Velora memakai mantel wol krem, syal melilit lehernya, dan sarung tangan tipis, sementara Arvenzo mengenakan jas tebal dan scarf gelap.

Arvenzo berdiri di depan kamar hotel, menatap istrinya yang sudah siap. “Kita jalan-jalan sekarang?” tanyanya.

Velora mengangguk, senyum tipis di bibirnya. “Iya, aku sudah siap.”

Mereka mulai melangkah keluar dari hotel, tangan mereka sesekali bersentuhan untuk saling menghangatkan. Arvenzo menatap Velora sebentar, senyumnya tipis, merasa hangat meski udara dingin menyelimuti.

“Cuaca cukup dingin hari ini,” ucap Velora, menyesuaikan syal di lehernya.

“Iya. Makanya aku tadi suruh kamu pakai baju lebih hangat,” jawab Arvenzo sambil menatapnya lebih lama. “Mau kita keliling kota dulu lihat-lihat Tokyo?”

Velora tersenyum, matanya berbinar. “Tentu. Aku penasaran semua tempat yang ingin kamu tunjukkan.”

Arvenzo mengangguk, lalu menggenggam tangan Velora lembut saat mereka melangkah ke jalan Shibuya yang ramai. Orang-orang berlalu-lalang, suara kendaraan dan langkah kaki bercampur dengan gemuruh kota, tapi bagi mereka rasanya seperti dunia mereka sendiri.

“Shibuya selalu ramai, ya...” kata Velora sambil menatap sekeliling, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Tapi aku suka keramaiannya.”

Arvenzo menoleh padanya sebentar. “Iya, apalagi kalau kita jalan bareng gini,” ujarnya. Velora menunduk sebentar, pipinya memerah, lalu tersenyum lagi.

Mereka berhenti sejenak di zebra cross terkenal di Shibuya, menunggu lampu hijau menyala. Saat menyeberang, tangan mereka tetap bergandengan, mengikuti aliran orang-orang di sekitar. Rasanya sederhana, tapi hangat.

Setelah menyeberang, Arvenzo menarik Velora ke arah toko pernak-pernik kecil. “Aku pikir kamu bakal suka tempat ini,” katanya sambil menunjuk gantungan kunci dan aksesoris lucu.

Velora tertawa kecil, matanya berbinar melihat gantungan-gantungan itu. “Ar, ini imut banget!” katanya sambil mengambil satu.

Arvenzo tersenyum tipis. “Ambil aja mana yang kamu mau. Aku senang kalau kamu senang,” ucapnya. Velora menaruh gantungan itu di tasnya, hatinya terasa hangat karena suaminya selalu memperhatikan hal-hal kecil seperti itu.

Mereka melanjutkan jalan, sesekali berhenti membeli pakaian atau sekadar menikmati suasana kota. Arvenzo tetap menggenggam tangan Velora.

Di sebuah persimpangan, Arvenzo menatap Velora. “Aku senang bisa jalan-jalan bareng kamu. Rasanya beda kalau cuma kita berdua,” ucapnya pelan.

Velora menoleh, tersenyum tipis. “Aku juga, Ar. Rasanya nyaman banget. Aku ingin nikmati setiap detiknya sama kamu.”

Mereka berjalan lagi, bergandengan tangan, menikmati keramaian Shibuya, lampu-lampu serta reklame yang berkilau, dan kebersamaan yang perlahan terasa semakin dekat.

“Ar, lihat itu,” kata Velora sambil menunjuk ke arah gerobak takoyaki, jajanan khas Jepang favoritnya. “Aroma takoyaki-nya bikin aku lapar.”

Arvenzo tersenyum tipis, menarik Velora mendekat. “Aku tahu kamu bakal tertarik sama ini. Ayo kita coba.”

Mereka mulai menyusuri deretan gerobak street food. Dari takoyaki hangat, okonomiyaki yang baru matang, hingga dango manis berwarna-warni.

Arvenzo membeli seporsi takoyaki, kemudian menyuapkan satu untuk Velora. Ia menunduk sebentar, memastikan Velora bisa menggigit tanpa kepanasan.

“Hmm... enak,” ucap Velora sambil tersenyum dan menatap Arvenzo. “Kamu selalu tahu apa yang aku suka, ya?”

“Bukan rahasia,” jawab Arvenzo sambil tersenyum tipis, matanya menatap Velora penuh perhatian. “Apa pun tentangmu, aku pasti tahu.”

Velora tersenyum, merasa hangat dengan perhatian suaminya.

Setelah menyantap takoyaki, mereka melanjutkan berjalan menyusuri deretan gerobak street food. Aroma okonomiyaki dan dango manis mengundang mereka berhenti sebentar.

Arvenzo membeli seporsi okonomiyaki untuk Velora, sementara dirinya memilih yakitori. “Coba ini, Vel,” katanya sambil menyerahkan piring kertas yang berisi yakitori.

Velora tersenyum, menerima dengan hangat. “Yang ini enak juga,” ucapnya setelah mengambil gigitan pertama.

Beberapa menit kemudian, mata Velora tertumbuk pada sebuah kios es krim. Warna-warni cerah es krim itu langsung menarik perhatiannya.

"Ar, aku mau es krim," pinta Velora. Arvenzo mengangguk, mengajak istrinya ke kios es krim.

"Mau rasa apa?"

“Aku mau yang matcha,” kata Velora sambil menunjuk es krim rasa matcha.

Arvenzo membeli dua cone, matcha untuk Velora, vanilla untuk dirinya sendiri. Mereka berjalan pelan sambil menikmati es krim masing-masing.

Saat Velora menggigit es krimnya, tak sengaja sedikit menempel di ujung bibirnya. Arvenzo mencondongkan tubuh, tangannya lembut menyeka sisa es itu. “Hati-hati makannya, tenang saja, nggak ada yang bakal ambil,” ucapnya dengan nada hangat, sedikit tersenyum.

Velora menatapnya, pipinya memerah, dan tersenyum malu. “Terima kasih, Ven,” bisiknya.

Setelah menikmati berbagai makanan street food, Arvenzo menggandeng Velora menuju patung Hachiko yang ikonik di Shibuya. Keramaian pagi masih terasa, tapi mereka tampak nyaman, seolah hanya ada mereka berdua di dunia sendiri.

Velora menatap Arvenzo sambil tersenyum. “Ar, ayo kita foto di sini. Buat jadi kenang-kenangan.”

Arvenzo tersenyum tipis, lalu menoleh ke seorang turis Jepang yang sedang lewat. Dengan lancar ia berbicara menggunakan bahasa Jepang, “Sumimasen, onegaishimasu, watashi-tachi no shashin o totte moraemasu ka?” (Permisi, tolong, bisakah Anda mengambilkan foto kami berdua?)

Velora tentu tidak terkejut, saat mendengar Arvenzo bisa berbahasa Jepang. Kemarin selama perjalanan dari bandara sampai ke hotel, Arvenzo sesekali mengajak ngobrol entah itu supir atau pegawai hotel menggunakan bahasa Jepang.

Velora sempat bertanya-tanya ke Arvenzo, darimana Arvenzo belajar bahasa Jepang?

Ternyata Arvenzo sudah dibekali bahasa Jepang sejak masih kecil karena mendiang nenek Arvenzo atau istri dari Wardhana merupakan warga Jepang asli tepatnya di kota Osaka dan tentunya Arvenzo harus menguasai bahasa tersebut karena satu tahun sekali Arvenzo ke Jepang bersama keluarganya.

Velora masih ingat betapa ia kagum mendengarnya dan mungkin 3 hari ke depan ia akan diajak berkunjung ke rumah keluarga nenek dari Arvenzo.

Orang Jepang itu tersenyum dan mengangguk. Arvenzo kemudian meraih pinggang Velora dengan lembut agar lebih dekat dengannya. Saat ponsel siap untuk memotret, Arvenzo tanpa sengaja atau memang sengaja menyentuh pipi Velora dengan bibirnya, menciumnya sebentar.

Velora terkejut, pipinya memerah, dan suaranya hampir tercekat, “Astaga, Arven!”

Arvenzo hanya tersenyum tipis, menatapnya dengan mata hangat. “Senyum ya, Vel,” ucapnya lembut, seakan mengabaikan rasa malu istrinya.

Orang yang memotret mereka ikut tersenyum melihat keromantisan pasangan itu.

CEKREK!

kamera menangkap momen mereka, Velora yang malu tapi tersenyum, dan Arvenzo yang menatapnya penuh perhatian.

Setelah Arvenzo memfoto dirinya bersama Velora, ia tersenyum ramah kepada orang Jepang itu. “Arigatou gozaimasu,” ucapnya sopan. Orang itu membalas dengan senyum dan anggukan, lalu melanjutkan aktivitasnya.

Velora menoleh ke Arvenzo, pipinya masih merona karena ciuman sebentar tadi. “Ar, kamu benar-benar bikin aku malu,” gumamnya pelan.

Arvenzo tersenyum tipis, menatapnya hangat. “Santai saja, Vel. Mereka sudah terbiasa melihat adegan seperti itu bahkan ada yang lebih ekstrim lagi.” Ia mengulurkan ponselnya ke Velora. “Lebih baik sekarang kita selfie juga."

Velora mengangguk, mencondongkan tubuhnya ke arah Arvenzo, sedikit tersenyum malu. Mereka menyatukan kepala sebentar dan menatap kamera, lalu mereka menangkap momen tersebut.

“Bagus, kan?” kata Arvenzo sambil menurunkan ponselnya, matanya masih menatap Velora dengan lembut.

Velora menggenggam tangannya, tersenyum tipis. “Iya."

Mereka kemudian melanjutkan berjalan menyusuri Shibuya, sesekali berhenti melihat hal-hal menarik, sambil tetap bergandengan tangan.

1
Rahma Rain
coba Arvenzo tersenyum sedikit ke arah Velo pasti suasana nya tidak akan secanggung ini.
Rahma Rain
puji dengan kata2 yg manis dong Arvenzo. biar kehidupan rumah tangga mu nggak kaku
Nurika Hikmawati
lebih tepatnya mencoba fokus ya Vel... takut pikiranmu traveling 😂😂
Nurika Hikmawati
walopun Velora dokter di situ, tp emang boleh masuk ke dapur RS trus masak sendiri
Nurika Hikmawati
keluarga arvenzo serem juga ya, tapi Leona juga yg salah. berani bermain api, skg jadinya terbakar sendiri
mama Al
Alhamdulillah velora di terima keluarga Arvenzo
Dewi Ink
velora juga gak bakal ngebolehin, makanya dia turun tangan
Dewi Ink
hemm sepertinya lezat..kasian kalo sakit, gak doyan makanan RS
Istri Zhiguang!
Tapi setiap aku ngeliat sifat dingin Arvenzo, aku selalu keinget dia yang dulu selalu make mantan pacarnya buat nganu/Shy/ ini Arvenzo emang beneran baik dan cinta ke Velora atau cuma bermuka dua aja ya?
Istri Zhiguang!
Semoga Mama Mela gak kayak mertua lainnya yang bakal merintah menantunya sesuka hati
Istri Zhiguang!
Manggilnya langsung ayah/Facepalm/
Rosse Roo
Kiss yg kedua, tp rasanya lebih berbeda eaaa dr yg prtma🤭🤭
Rosse Roo
Aaaaa Lanjut Ar, lanjut di rumah aja. masih di RS soalnya/Facepalm/
Drezzlle
Arvenzo masih malu2 kucing /Facepalm//Facepalm/
Drezzlle
Maunya di suapin ya Ar
Drezzlle
enak ya punya teman yang solid gini
🌹Widianingsih,💐♥️
Deg-degan dong pastinya jantung 💓💓 Velora, sekalinya memandikan lap suaminya sendiri yang selama ini belum tau dalamnya🤪
🌹Widianingsih,💐♥️
Velora jadi nambah gelar baru nih.
Seorang dokter iya profesinya, istri statusnya sekarang jadi perawat dengan pasien suaminya sendiri🤭🤭
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
sepertinya Leona bakal hancur di tangan arvenzo. syukurin deh.
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
arvenzo kl udah marah, nyeremin juga ya Thor. untung aja dia langsung balas perbuatannya si Leona.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!