NovelToon NovelToon
Falling In Love Again After Divorce

Falling In Love Again After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cerai / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:101k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sean Montgomery Anak tunggal dan pewaris satu-satunya dari pasangan Florence Montgomery dan mendiang James Montgomery yang terpaksa menikahi Ariana atas perintah ayahnya. Tiga tahun membina rumah tangga tidak juga menumbuhkan benih-benih cinta di hati Sean ditambah Florence yang semakin menunjukkan ketidak sukaannya pada Ariana setelah kematian suaminya. Kehadiran sosok Clarissa dalam keluarga Montgomery semakin menguatkan tekat Florence untuk menyingkirkan Ariana yang dianggap tidak setara dan tidak layak menjadi anggota keluarga Montgomery. Bagaimana Ariana akan menemukan dirinya kembali setelah Sean sudah bulat menceraikannya? Di tengah badai itu Ariana menemukan dirinya sedang mengandung, namun bayi dalam kandungannya juga tidak membuat Sean menahannya untuk tidak pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Datang Lagi

Clarissa menuangkan teh ke dalam cangkir porselen berwarna emas milik keluarga Montgomery. Gerakan tangannya tampak terlatih dan anggun. Di hadapannya, Florence Montgomery duduk bersandar dibungkus mantel sutra lembut melirik gerakan tangannya. Sudut bibirnya terangkat ke atas, akhirnya menemukan standar yang pantas.

Clarissa menyesap minumannya sebentar lalu meletakkan cangkirnya kembali ke atas meja. “Memang sulit menilai seseorang yang datang dari latar belakang tidak jelas.”

Florence menoleh dengan mata menyipit. “Kamu tahu sesuatu?”

Clarissa diam sejenak, menatap satu arah cukup lama untuk membuat Florence penasaran.

“Bukan sesuatu yang penting tapi saya tau ini sangat mengganggu Tante. Saya dapat informasi bahwa Ariana sedang hamil.”

Florence menegang.

“Apa?”

Clarissa mengangguk santai “Saya hanya memberitahukan fakta. Mungkin Tante lengah karna berpikir setelah dia pergi maka semuanya aman.”

Florence mengembalikan cangkir miliknya ke posisi semula. Mendadak tehnya terasa hambar.

“Apa Sean tau ini?”

Clarissa menyilangkan kakinya elegan. “Tentu, saya pikir Ariana tidak akan melepaskan kesempatan untuk menggunakannya sebagai jalan untuk kembali.”

Florence menggenggam ujung sapu tangannya dengan mata mengeras.

“Keturunan wanita itu tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini. Sayang sekali bayi itu harus hadir di rahim wanita seperti Ariana. Jangan sampai dia kembali membawa aib dengan mengatasnamakan cucu Montgomery.”

Clarissa menunduk, menyeringai tipis sebelum melanjutkan kalimatnya.

“Saya tidak ingin ikut campur, Tante. Saya hanya ingin menjaga keturunan keluarga ini tetap pada garisnya.”

Florence diam cukup lama. Ia memutar cangkir tehnya dengan perlahan, matanya menyipit menatap taman yang mulai ditumbuhi bunga musim panas. Tapi pikirannya tidak ada di sana. Ia masih memikirkan kata-kata Clarissa barusan tentang Ariana dan… bayi itu. Bayi yang tidak seharusnya hadir.

“Kadang perempuan seperti Ariana bisa saja menyembunyikan banyak hal, bukan?”

Florence tidak menjawab.

Clarissa melanjutkan, nadanya sangat ringan seolah tidak memiliki beban apapun.

“Saya pernah dengar, Ariana cukup lama hidup di jalanan sebelum bertemu keluarga Montgomery. Maaf kalau saya lancang, Tante, tapi… kita tidak pernah benar-benar tahu siapa yang sudah pernah berhubungan dengannya di masa lalu.”

Florence menegakkan punggungnya, menatap ke arah Clarissa menyipit.

“Maksudmu?”

Clarissa tersenyum kecil. “Saya hanya berpikir, kalau pun benar dia sedang mengandung. Apa kita bisa percaya begitu saja bahwa bayi itu… milik Sean?”

Hening… hingga teh di dalam cangkir Florence sudah tak lagi mengepul.

Clarissa menambahkan dengan nada seolah sedang khawatir. “Saya hanya tidak ingin Sean dimanfaatkan oleh rasa bersalah. Atau lebih buruk lagi, terjebak dalam permainan seorang wanita jalanan untuk memutar simpati menjadi senjata. Bukankah wanita seperti Ariana bisa melakukan apa pun untuk tetap hidup mewah?”

Wajah Florence mengeras, matanya menyorot semakin tajam.

“Kalau itu benar… maka Ariana lebih busuk dari yang kuduga.”

Clarissa menatap ke taman dengan anggun. “Saya percaya Sean terlalu cerdas untuk ditipu. Tapi kadang rasa bersalah bisa membuatnya jadi bodoh.”

Florence bangkit dari duduknya. “Aku akan menemui wanita itu secara langsung. Ini tidak bisa ditunda.”

Clarissa menunduk. “Tentu, Tante. Saya berkenan ikut untuk memastikan anda tidak apa-apa.”

Florence mengangguk kecil. Mereka melangkahkan kaki menuju tempat yang sama.

***

Ariana baru saja selesai mengangkat jemuran kainnya di halaman. Matahari sudah pergi, mendung mulai datang perlahan. Ia takut jika dibiarkan maka hujan akan membasahi pakaian yang sudah susah payah ia cuci.

Baru saja Ariana ingin melipat kain pertama, terdengar ketukan dari balik pintu. Cepat dan tidak sabaran.

Ketika pintu dibuka, Ariana terpaku sejenak. Florence Montgomery dan Clarissa, keduanya berdiri tegak di depan pintu rumah kecil itu dengan tatapan… yang pasti bukan senyum dan keramahan. Florence mengenakan jas panjang berwarna putih gading. Clarissa seperti biasa, tampil elegan dan mencolok dengan makeup-nya tajam.

“Boleh kami masuk?” tanya Florence, tanpa basa-basi.

Ariana menatap mereka sejenak, lalu mempersilakan masuk tanpa bersuara. Kursi sofanya terasa makin sempit dengan kehadiran dua perempuan yang tidak pernah benar-benar menganggap rumah ini layak diinjak.

Florence duduk tanpa menunggu dipersilakan disusul oleh Clarissa. Ariana berdiri dengan tenang, kedua tangannya bertumpu di depan perutnya yang mulai membulat. Tidak berniat untuk duduk berdempetan dengan dua manusia yang tidak diharapkan memasuki rumah ini.

“Saya tidak menyangka akan melihat kalian berdua di sini.”

Florence menatap Ariana tajam.

“Kau tinggal terlalu dekat dari apa yang seharusnya sudah kau lepaskan.”

Clarissa menyelipkan senyum. Florence bekerja sesuai dengan kemauannya tanpa harus diperintah lebih dulu.

Ariana tak menjawab. Hanya menatap balik tanpa sedikit pun perasaan gentar.

Florence bersandar ke belakang, nadanya datar namun penuh tekanan. “Jika benar anak itu adalah milik Sean, maka satu-satunya yang harus kau lakukan adalah membesarkannya jauh dari keluarga saya… Kami tidak bisa menerima keturunan dari seorang perempuan yang tidak jelas asal-usulnya. Bayimu akan merusak keturunan Montgomery.”

Clarissa menyambung, suara manisnya menjengkelkan. “Siapa pun bisa mengklaim… bayi itu milik siapa.”

Ariana menatap keduanya. “Kalian datang hanya untuk itu?”

“Kami datang untuk memperingatkan,” kata Florence. “Sean sedang dibentuk untuk masa depan Montgomery. Dan kau… sampai kapanpun tidak pernah termasuk di dalamnya meskipun bayi itu anak Sean… Anggap saja begitu walau saya tidak yakin.”

Ariana mengangguk pelan lalu menatap Florence langsung.

“Kalian tidak perlu buang-buang waktu. Saya juga tidak akan menyeret anak saya ke dunia yang bahkan dirinya tidak diterima.”

Clarissa hendak membuka mulut, tapi Ariana melanjutkan.

“Tapi kalian juga tidak berhak mengatur langkah saya. Saya tidak pernah minta Sean datang, tidak juga meminta dia menatap saya diam-diam dari jauh.”

Florence mengepal tangannya di atas rok. Clarissa menggigit bibir.

Ariana tersenyum tipis, tegas dan tenang. “Jika kalian ingin saya menjauh, saya sudah jauh. Lebih dari yang kalian kira. Sekarang giliran kalian untuk bekerja, bawa Sean menjauh dari kehidupan saya.”

Florence mendekati Ariana.

Clarissa berdiri di belakang, tak ikut campur. Tersenyum tipis, menikmati percikan kecil yang mulai menyala.

“Jangan sok merasa diinginkan Ariana. Kamu sampah dibuang dari keluarga Montgomery, termasuk oleh Sean.”

Ariana terkekeh pelan. “Lalu kenapa Nyonya Montgomery ini bersusah payah datang ke rumah sampah buangan ini?”

Florence mengepalkan tangan, “Wanita sampah, sialan.” Desisnya maju satu langkah cepat dan mendorong Ariana. Tidak terlalu keras, tapi cukup untuk membuat Ariana tersentak mundur.

Kaki Ariana tersandung kaki meja,

Brak!

“Argh… bayiku…” Ariana jatuh ke lantai, satu tangan melindungi perutnya, napasnya tercekat. Wajahnya pucat, mata terpejam menahan sakit.

Clarissa menutup mulut.

“Tante…!”

Florence membeku, tangannya masih sedikit terangkat. Clarissa bergerak cepat menarik lengannya.

“Ayo Tante, kita harus segera pergi dari sini sebelum orang-orang melihat. Reputasi kita dipertaruhkan”

Tubuh Florence kaku, namun langkahnya tetap mengikuti Clarissa.

1
Agustin Indah Setiyaningsih
Wess..Mulai sadar,udah waras khan sean!!
ayo gegas,cak cek sat set..Kejar apa yg pengen km dapatkan.
Jadilah pinter biar Ariana Luluh.
Agustin Indah Setiyaningsih
Berusahalah Sean..Jika kau mencintainya usahakan dengan hati dan tenaga mu.
Ada Ethan yg akan menjadi penghubung,rendahkan egomu.
Isma Nayla
rasakan kau sean.
nikmati penyesalanmu 😁
Isma Nayla
jangan mudah luluh ariana.
biarkan sean merasakan sakit seperti apa yg kau rasakan dulu.😏
Tarwiyah Nasa
keknya Ariana hamil
angel
OMGGGGGG NOVEL SEBAGUS INI YANG BACA SEDIKIT ASTAGAA NAGA, UPDATE LAGI IYAHHH THORRRR CINTAH DEHHHHH
Sunaryati
Nah ,perjuangkan jika benar menginginkannya Ariana kembali jadi istrimu Sean, minta bantuan pada Ethan
Sunaryati
Kau ibu yang bijaksana Ariana, Ethan akan tumbuh dengan memiliki kecerdasan seperti Sean namun memiliki kepribadian lembut dan tegas
Ratih Tupperware Denpasar
ceritanya makin seru mks sdh double up kak.. BTW hari ini cerita oliver dan laras ga up ya kak? kutunggu up nya disana....pokoknya semua ceita kakqk kutunghu selalu
NAYLA DWI
.
Ais
ngak ngerti sm pikiran sean ketika ariana pergi kabur membawa ethan dlm kandungannya bersama bryan dianggap suatu hal yg menyakitkan bagi sean seolah olah ariana adalah pengkhianat cinta dlm rumah tangganya pdhl penjahat sesungguhnya adalah kamu sean seharusnya kamu ngak perlu kecewa karena status ariana sdh janda cerai dr kamu emang manipulatuf banget sean ini kelakuannya
Ais: bnr kak😂😂😂😂
total 3 replies
Adinda
semoga Ariana dan Sean bersatu kasihan juga Ethan kalau Orang tuanya berpisah
Khansa Sutresno
contoh org kaya tp gk berakhlak gk berilmu... kamu kok nguji mental org miskin... wahhh ngimpi
Khansa Sutresno
slama jdi istrinya aj km ttp org asing aplg skg yg gk pya hub ap2...fokus dgn kehidupan kamu sendiri, lama2 jga akn lupa dan akn terasa aneh klo dya tiba2 dtg...
Khansa Sutresno
tlg ariana jgn di jadiin second chois kyk novel2 yg laen, dmn lakinya ninggal eh di ambil lagi di kejar lagi karna cwek pilihannya selingkuh ato pengkhianat, gk bgt
Sunaryati
Untuk meluluhkan hati perempuan yang terlanjur mati butuh kesabaran dan kelembutan, serta bukti agar nyaman, bukan dengan pemaksaan dan kekerasan.
Ais
lanjut thor
Siti Sa'diah
ariana ayo jangan klah tuk melawan florench
Sunaryati
Jangan marah stau cemburu Ariana jika Sean meladeni Aurel biarkan, bravo aku salut sikap mu saat lihat interaksi Sean dan perempuan lain. kau jangan tunjukkan kelemahan kamu pada siapapun. Sean ada fi pihakmu namun kamu jangan mudah luluh oleh perhatian Sean. Tetap lindungi Ethan aku tahu Ethan cerdas dan cerdik bisa membaca dengan cepat situasi sekitar, apalagi banyak bodyguard yang menjaganya.
Sunaryati
Baru merasakan ketenangan di Pulau Kalimantan ini kembali ke mansion Montgomery sudah mulai terusik. Kapan Ariana hidup damai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!