NovelToon NovelToon
Agent Khusus Yang Diceraikan Istrinya

Agent Khusus Yang Diceraikan Istrinya

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyelamat / Tamat
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Yansya diceraikan istrinya karena dia miskin. Setelah menjadi agent khusus, akankah hidupnya berubah menjadi lebih baik? atau menjadi semakin buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketua Tim yang pelitnya minta ampun

Yansya melipat tangan di dada. "Apa? Kalian datang mengacaukan pagi kami, menertawakan kami, dan sekarang minta sarapan?" Suaranya terdengar tidak percaya. "Tidak ada itu sarapan gratis! Kalian pikir ini restoran bintang lima?"

Lisa tersenyum geli. "Sudahlah, Sayang. Mereka kan anak buahmu, dan mereka lapar." Lisa menoleh ke arah tim dengan senyum manis. "Tentu saja boleh. Ayo masuk, aku akan menyiapkan sesuatu." Lisa mengedipkan mata kepada Yansya, seolah mengatakan, "Ini baru permulaan."

Anggota Tim Predator langsung bersorak gembira. "Asyik!" seru Reno, David, dan Alex bersamaan. Mereka buru-buru masuk ke dalam apartemen, meninggalkan Yansya yang masih terpaku di ambang pintu, merasa seperti kena tipu dua kali.

"Apa-apaan ini, Sayang?" bisik Yansya pada Lisa, nadanya masih merajuk. "Mereka yang membuat keributan, kenapa aku yang harus menanggung biaya sarapan?" Yansya merasa dompetnya sudah berteriak minta tolong.

Lisa hanya tertawa kecil. "Anggap saja ini bonus kebahagiaan karena sudah berhasil mengganggu pagi mereka," balas Lisa. Ia menarik tangan Yansya masuk, menutup pintu apartemen.

Di dalam, Tim Predator sudah duduk manis di meja makan, seolah mereka adalah tamu kehormatan. Rio, Delisa, Firmino, Beban, dan Layla dari Tim Rose juga baru saja tiba, karena mereka juga khawatir dan ingin mengecek keadaan Yansya dan Lisa.

"Pagi, Ketua Yansya! Pagi, Ketua Lisa!" sapa Rio dengan senyum lebar. "Kami dengar ada sarapan gratis di sini, ya?" Delisa langsung menyikutnya, tetapi matanya ikut berbinar penuh harap.

Yansya menatap Lisa dengan pandangan memelas, seolah meminta pertolongan terakhir. "Sayang, ini sudah terlalu banyak," bisiknya. "Aku bisa bangkrut kalau begini terus."

Lisa hanya menggelengkan kepala, geli. "Sudah, jangan banyak mengeluh. Anggap saja ini sesi bonding tim yang unik." Ia kemudian berjalan ke dapur, mulai mengeluarkan bahan makanan dari kulkas.

Maya membantu Lisa menyiapkan piring dan gelas, sementara Clara sudah siap dengan kamera ponselnya, siap mengabadikan momen-momen lucu Yansya yang sedang diinterogasi para rentenir. "Ini akan jadi kenangan yang tak terlupakan," bisik Clara pada Alex.

Alex tertawa pelan. "Pasti. Apalagi kalau Ketua sampai harus membayar semua tagihan sarapan ini." Ia melirik Yansya yang sedang memijat pelipisnya, ekspresinya terlihat sangat menderita.

David mendekati Yansya, menepuk bahunya. "Jangan khawatir, Ketua. Kami juga akan bantu mencari Fabian kok, supaya bonusnya cepat cair," godanya. "Tapi sekarang, boleh minta kopi hitam, Ketua?"

Yansya melotot ke arah David. "Kopi hitam? Aku saja belum sarapan, David!" Ia menghela napas pasrah. "Baiklah, baiklah. Tapi ini yang terakhir, ya! Tidak ada lagi drama pagi-pagi begini."

Lisa yang mendengar perdebatan itu hanya tersenyum. "Semua akan dapat sarapan," ucap Lisa, suaranya ceria. "Tapi Yansya, kamu harus bantu aku di dapur."

Yansya terdiam, menatap Lisa. "Aku? Membantu di dapur? Sayang, aku ini ahli strategi, bukan koki." Ia mencoba memprotes, tetapi Lisa sudah menatapnya dengan tatapan "tidak ada bantahan."

"Ketua Tim Predator yang hebat, yang berhasil mengalahkan banyak penjahat, pasti bisa mengatasi wajan dan spatula," goda Lisa. "Ayo, cepat!"

Yansya akhirnya menghela napas, mengikuti Lisa ke dapur dengan langkah lesu. Ia tahu, liburan dadakan ini tidak akan semudah yang ia bayangkan.

Di dapur, Yansya berdiri canggung, menatap Lisa yang dengan cekatan memotong sayuran. "Jadi, aku harus melakukan apa, Sayang?" tanyanya, suaranya terdengar pasrah, seolah sedang pasrah menghadapi takdirnya sebagai koki dadakan.

Lisa tertawa kecil. "Kamu bisa membantu memotong roti, atau setidaknya, jangan menghalangi jalanku," goda Lisa, sambil menunjuk sebongkah roti tawar. "Hati-hati, jangan sampai jarimu ikut terpotong, itu aset berharga."

Yansya mendengus, tetapi ada senyum tipis di bibirnya. Ia mengambil pisau roti dengan hati-hati, lalu mulai memotong roti tawar, meskipun gerakannya terlihat kaku dan sedikit tidak yakin. Beberapa potongan roti bahkan jadi tidak simetris.

"Lihat ini, Sayang," Yansya berkata, mengangkat sepotong roti yang bentuknya aneh. "Ini namanya seni abstrak. Tidak semua orang bisa menghargai keindahannya." Lisa hanya menggelengkan kepala, menahan tawa yang siap meledak.

Sementara itu, di ruang makan, tim sudah mulai ribut. "David, jangan habiskan selai kacangnya sendirian!" seru Reno, berusaha merebut toples selai. David hanya menjulurkan lidah, seolah sengaja memprovokasi.

Layla dan Delisa sibuk mengambil foto-foto candid Yansya di dapur, lalu mengirimkannya ke grup chat tim, yang langsung disambut dengan emoji tertawa terbahak-bahak dari anggota lain. "Ketua kita berbakat juga jadi asisten koki," tulis Delisa.

Beban, yang biasanya pemalu, kini terlihat lebih santai. Ia tersenyum tipis, menikmati suasana hangat itu. Firmino hanya mengamati dengan tenang, sesekali melontarkan komentar jenaka yang disambut tawa oleh yang lain.

Lisa melirik Yansya yang masih berjuang dengan roti. "Sudah, Sayang, biar aku saja yang lanjutkan. Kamu bisa menyiapkan minuman," ucap Lisa, mencoba menyelamatkan roti tawar dari "seni abstrak" Yansya.

Yansya langsung bernapas lega. "Siap, Sayang! Kalau urusan minum, itu keahlianku!" Ia segera bergerak menuju kulkas, mengeluarkan jus jeruk dan susu, lalu mulai menuangkannya ke dalam gelas-gelas.

Ketika sarapan sudah siap, semua tim berkumpul di meja makan. Apartemen Lisa yang tadinya hening, kini penuh dengan canda tawa dan obrolan. Yansya, meskipun awalnya mengeluh, kini terlihat menikmati kebersamaan itu.

"Ini baru sarapan tim yang sesungguhnya!" seru Alex, mulutnya penuh dengan roti panggang buatan Lisa. "Beda jauh sama sarapan di markas yang rasanya hambar."

Yansya hanya mendengus. "Jangan bandingkan dengan masakan Lisa, dong. Dia kan koki pribadi Ketua Tim yang hebat," ucap Yansya, lalu ia mencuri pandang ke arah Lisa, yang hanya tersenyum malu-malu.

Di tengah obrolan dan tawa, Lisa tiba-tiba merasakan kehangatan yang mendalam. Ia memandang semua orang yang ada di sana, timnya, kekasihnya, semua berkumpul, tertawa, dan saling mendukung.

Meskipun pekerjaan mereka penuh bahaya, momen-momen seperti ini adalah pengingat bahwa mereka memiliki ikatan yang kuat. Sebuah keluarga yang tidak terikat darah, tetapi terikat oleh misi dan persahabatan.

Yansya, yang merasakan Lisa sedikit melamun, menyentuh tangannya di bawah meja. "Kenapa, Sayang?" tanyanya lembut, menatap Lisa dengan penuh perhatian.

Lisa tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca. "Tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya merasa... bahagia." Kata-kata itu keluar tulus dari hatinya. Ia menggenggam tangan Yansya erat.

Yansya mengerti. Ia tahu apa yang Lisa rasakan. Ia juga merasakan hal yang sama. Kehadiran mereka semua, tawa mereka, kehangatan itu, adalah hal yang berharga di tengah kekacauan dunia mereka.

"Kita akan selalu punya satu sama lain, Sayang," bisik Yansya, lalu ia mencium kening Lisa. Sebuah janji yang tulus, diucapkan di tengah hiruk pikuk pagi yang penuh tawa.

Semua anggota tim yang melihat interaksi Yansya dan Lisa hanya tersenyum. Mereka tahu betapa pentingnya kedua pemimpin itu bagi satu sama lain, dan bagi mereka semua.

Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk menghabiskan liburan dadakan itu dengan bermain game dan menonton film bersama. Apartemen Lisa berubah menjadi markas hiburan, penuh dengan bantal, selimut, dan cemilan.

David bahkan berhasil meretas sistem TV Lisa agar bisa menonton semua film secara gratis, yang tentu saja disambut sorakan gembira dari Yansya. "Nah, ini baru namanya liburan yang efisien!" seru Yansya.

Malam harinya, setelah seharian penuh tawa dan kebersamaan, semua tim akhirnya pamit pulang. Yansya dan Lisa berdiri di depan pintu, melambaikan tangan kepada mereka.

"Hati-hati di jalan, ya!" seru Lisa. "Terima kasih sudah datang dan membuat apartemenku jadi berantakan." Ia tertawa, dan Yansya ikut tertawa.

Setelah pintu tertutup, keheningan kembali menyelimuti apartemen. Yansya memeluk Lisa dari belakang, dagunya bertumpu di bahu kekasihnya. "Jadi, bagaimana dengan 'kerugian' hari ini?" goda Yansya.

Lisa hanya tersenyum. "Tidak ada kerugian, Sayang," balas Lisa, nadanya lembut. "Hanya kebahagiaan. Dan itu tidak ternilai." Ia menoleh, mencium pipi Yansya, lalu mereka berdua menikmati sisa malam itu dengan tenang, penuh kebahagiaan.

1
Was pray
kemenangan yang menyakitkan, kenangan yang tidak seharum bunga kenanga itulah yansya dan maria
Khusus Game: Makasih k. udh baca sampe tamat.
total 1 replies
Was pray
berakhir sudah agen yg katanya khusus tetapi terpuruk dlm kekalahan demi kekalahan
Was pray
nasi sudah jadi bubur, menyesal tetap udah hancur
Glastor Roy
yg bayak la tor up ya
Was pray
semoga semakin berkualitas kedepannya thor
Glastor Roy
npa mkin dikit tor up ya
Was pray: othornya udah puyeng ngelola agen yg dapat gelar istimewa "agen khusus-" tetap selalu selangkah lebih lambat dari musuh2 nya kak.....
total 1 replies
Was pray
kalah lagi dan lagi sebutan agen khusus tapi khusus untuk selalu kalah....agen khusus yg mengecewakan..../Casual//Casual/
Was pray
agen khusus masih terlalu lemah untuk peringkat khusus
Was pray
udah bertarung sampai napas mau habis masih berkata ini baru awal pertarungan, emang tadi kamu tidur waktu bertarung? kata ini baru awal dan ini baru permulaan udah hafal Krn sering sekali digunakan dipertengahan konflik/pertarungan
Was pray
yansya masih kalah jauh sama jouneli dlm strategi dan kemampuan bertarung
Was pray
yansya masih terlalu lemah sebagai ketua tim, yg Gedhe cuma omongan sama mata duitan doang
Was pray
"kalimat ini baru permulaan" terlalu sering digunakan, cari kosa kata lain thor
Khusus Game: ok. makasih sarannya.
total 1 replies
Was pray
yansya terlalu PD dengan kemampuan yg dimilikinya, kesannya jadi sombong dan egois , jadi kurang sreg ma tabiat yansya, kurang cocok jadi seorang pemimpin
Eskael Evol
keren thor
good 👍👍👍👍❤❤❤❤
Khusus Game: wkwk. tencyu
total 1 replies
Khusus Game
wkwkwk. emng gblk dia
Was pray
yansya payah dan parah, tidak bisa lihat situasi dan kondisi dimana saat bercanda dan serius
Eskael Evol
tim kompak dan keren 👍👍👍👍
Eskael Evol
ceritanya bagus singkat ringkas padat
menegangkan ❤❤❤❤❤
Eskael Evol
waduh tegang!
good thor👍👍👍👍👍
Eskael Evol
keren thor ceritanya
good job👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!