NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anime / Reinkarnasi
Popularitas:643
Nilai: 5
Nama Author: Lidelse

Reni adalah pemuda pekerja keras yang merantau ke kota, dia mengalami insiden pencopetan, saat dia mengejar pencopetan, dia tertabrak truk. Saat dia membuka mata ia melihat dua orang asing dan dia menyadari, dia Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidelse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gilgamesh

Badai Es Valerius menghantam Dinding Darah Gilga. Mana Darah Gilga yang Primal adalah pertahanan yang luar biasa, tetapi Mana Air Valerius, yang sudah dikuasai dan dingin menusuk, jauh lebih superior dalam efisiensi serangan.

Dinding Darah Gilga hancur berkeping-keping.

Valerius menyeringai penuh kemenangan. Dia melihat Gilga yang terengah-engah, Mana-nya terkuras.

"Kau bodoh, Rabiot,"

cibir Valerius.

"Kau datang dengan kekuatan mentah, padahal yang kau butuhkan adalah strategi!"

Valerius tidak memberi Gilga waktu untuk memulihkan diri. Dia mengayunkan tangannya, dan puluhan Proyektil Es Tajam sepanjang lengan, diresapi dengan Mana Air yang mematikan, tercipta di udara. Proyektil itu berputar dan meluncur ke arah Gilga.

Gilga, yang Mana-nya hampir habis setelah pertahanan terakhir, tidak bisa merapal perisai lagi. Dia hanya bisa mengangkat kedua lengannya di depan dadanya, mencoba menggunakan fisiknya sebagai benteng.

SHING! SHING! SHING!

Proyektil es Valerius menembus pertahanan fisik Gilga. Puluhan proyektil menembus tubuh Gilga—satu menembus bahu kanannya, beberapa menembus paha kirinya, dan satu menembus perut bagian bawah Gilga. Darah merah tua Gilga menyembur ke udara.

Gilga jatuh ke lantai dengan bunyi yang memuakkan, darahnya membanjiri lantai gudang. Matanya yang merah kini redup, fokusnya hanya pada Gulungan Sihir Jiwa yang terhampar.

Valerius berjalan santai ke arah Gilga, menendang Sabit Merah Gilga yang jatuh.

"Kau Archmage Darah yang merepotkan, Rabiot,"

kata Valerius, suaranya dingin.

"Tapi kau hanya anjing yang bodoh. Terima kasih atas darahmu. Sekarang, kau akan membawakan aku tuanmu."

Valerius berdiri di atas tubuh Gilga yang dingin, Mana Air di sekitarnya masih bergetar.

Dia tersenyum penuh kepuasan saat mengaktifkan rune terakhir pada Gulungan Sihir Jiwa. Gulungan itu bersinar merah gelap, memancarkan aura Mana yang menjijikkan dan mengikat.

Gulungan itu kini menyerap Mana Darah Gilga yang tumpah, menyalurkannya kembali ke dalam tubuh Gilga, tetapi dengan twist yang mengerikan. Gulungan itu tidak menyembuhkan; ia mengkorupsi dan mengikat.

Saat Mana Darah yang terikat mengalir kembali ke Gilga, mata merah Gilga yang redup terbuka lebar. Namun, tatapan itu bukan lagi tatapan cinta yang lembut atau amarah yang protektif—itu adalah tatapan kosong, dikosongkan dari semua kemanusiaan dan kehendak bebasnya.

Gilga mulai bergerak.

Bukannya kesakitan, ia justru bangkit dengan gerakan yang kaku dan tidak wajar.

Proyektil es yang menembus tubuhnya ditarik keluar oleh Mana Darah yang dikendalikan gulungan, meninggalkan luka yang segera ditutup oleh lapisan tipis darah beku.

Gilga tidak disembuhkan, tetapi diperbaiki menjadi alat yang sempurna.

Aura di sekitar Gilga berubah drastis.

Mana Darah Primal yang tadinya liar dan terikat pada Lyra, kini terasa teratur, dingin, dan mutlak—sepenuhnya berada di bawah kendali gulungan. Seringai arogansi di wajah Valerius semakin lebar.

Gilga berdiri tegak di depan Valerius. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang baru, berbeda dari Archmage Darah yang dikenal Lyra.

"Sekarang. Siapa kau?" tanya Valerius, suaranya dipenuhi otoritas yang dipaksakan.

Gilga membuka mulutnya. Suaranya adalah bariton yang dalam dan tanpa emosi, sebuah resonansi Mana Darah yang dimanipulasi.

"Gilgamesh,"

jawabnya, memberikan nama yang lebih besar dan lebih menakutkan, yang menunjukkan peran barunya sebagai senjata pamungkas.

Valerius tertawa, suara tawa yang bergema di

gudang.

"Bagus. Gilgamesh."

Valerius menunjuk ke arahnya.

"Gulungan Sihir Jiwa kini memegang kendali atas ingatanmu, Archmage. Kehendakmu adalah kehendakku. Siapa yang harus kau layani, Gilgamesh?"

Gilgamesh membungkuk dengan postur yang sempurna—bukan postur dari House Rabiot, tetapi postur seorang bawahan militer yang terikat sihir.

"Aku melayani tuanku, Count Valerius,"

jawab Gilgamesh.

"Dan Archmage Ruang-Waktu itu. Lyra Elara Von Astrea,"

tanya Valerius.

"Apa posisinya bagimu sekarang?"

Mata merah Gilgamesh yang dingin menatap Gulungan Sihir Jiwa, lalu kembali ke Valerius. Dia berbicara tanpa keraguan:

"Lyra Elara Von Astrea adalah target prioritas. Sebuah kelemahan yang harus dimanfaatkan, dan aset yang harus ditangkap untuk Tuanku."

Semua cinta, semua janji, semua pengakuan di kantin beberapa jam yang lalu, kini telah dihapus. Gilga, sang benteng, kini menjadi Gilgamesh, senjata musuh yang diarahkan langsung ke Lyra.

Valerius tersenyum puas. Dia telah memenangkan duel itu, dan sekarang dia memiliki senjata paling mematikan di Elemendorf.

"Bagus. Sekarang, Gilgamesh,"

perintah Valerius, matanya berkilat licik.

"Kau akan kembali ke Akademi Elorick. Kau akan menjadi mataku dan telingaku. Dan saat aku memberi perintah, kau akan membawa Lyra Elara Von Astrea kepadaku, dengan hidup-hidup."

Gilgamesh mengangguk, tanpa emosi, Mana Darahnya kini mematuhi tuannya yang baru. Archmage Darah yang terkorupsi itu kini kembali ke Akademi, menjadi ancaman terbesar dan tersembunyi di sisi Lyra.

1
Anonymous
ceritanya wahhh, sih. cuma kayaknya penulisan nya bisa lebih emosional lagi
Anonymous
gila plot twist nya
Moge
episode 4 udah mulai seru jir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!