NovelToon NovelToon
Rantai Kekayaan

Rantai Kekayaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Mengubah Takdir / Tumbal
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Demi harta Dirja rela melakukan pesugihan, pesugihan yang katanya aman. Tak perlu menumbalkan nyawa, hanya perlu menikah lagi saja. Semakin Dirja menikah dengan banyak wanita, maka harta yang dia dapatkan juga akan melimpah.

"Ingat, Dirja! Kamu harus menikah dengan wanita yang memiliki hari spesial, seperti wanita yang lahir pada malam satu suro. Atau, wanita yang lahir pada hari Selasa Kliwon."

"Siap, Ki! Apa pun akan saya lakukan, yang terpenting kehidupan saya akan jadi lebih baik."

Akan seperti apa kehidupan Dirja setelah melakukan pesugihan?

Benarkah pesugihan itu aman tanpa tumbal?

Gas baca, jangan sampai ketinggalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekad Yang Kuat

Dirja menatap ayam cemani yang masih utuh dengan bulu-bulu hitam legam menempel pada dagingnya, darah kental berbau amis masih menetes dari lehernya. Perutnya bergelombang mual, napasnya sesekali terengah. 

Namun, Ki Gundul berusaha meyakinkan Dirja kalau pria itu bisa. Pria itu mampu memakan ayam cemani itu secara utuh, karena ritual pesugihan itu sudah mau selesai. Tak boleh dilewatkan begitu saja. Karena taruhannya adalah nyawa.

Jika Dirja berhenti, itu artinya dia hanya akan pulang dengan jasadnya saja. Nyawanya akan diambil oleh penghuni hutan larangan itu, karena seperti rumor yang selalu beredar di masyarakat, yang masuk ke dalam hutangan larangan itu hanya ada dua pilihan. Mati atau pulang dengan jalan pesugihan.

"Gila, ini harus dimakan semua? Termasuk bulunya gitu?” gumamnya cemas, matanya sulit melewati tekstur mentah dan bau yang menusuk hidung. 

Ki Gundul yang berdiri di sampingnya menghardik dengan suara kasar, karena menurutnya pria yang ada di hadapannya itu benar-benar bodoh.

"Cepat makan, Dirja! Jangan banyak alasan. Ini bukan main-main, taruhannya nyawa!” 

Tangannya menunjuk tajam ke ayam itu. Dirja semakin mual saja melihat ayam itu, darah berbau amis itu semakin menguar. Dirja sekuat tenaga menahan rasa mual agar tak muntah.

"Bulu ayam saja pake dibahas, dasar goblokkk! Bulu ayam mana bisa dimakan! Makan dagingnya saja!”

Namun, bulu-bulu itu masih menempel, menyentuhnya saja membuat Dirja merinding geli dan jijik. Napasnya tercekat, ini sungguh tantangan yang berat bagi dirinya.

"Tapi aku geli, Ki,” ujarnya lirih, jari-jarinya gemetar menahan dorongan muntah.

Ki Gundul menatapnya dengan mata dingin. “Kuatkan tekadmu! Pejamkan mata! Ingat, habis ini kamu dapat uang untuk modal hidup. Jangan sia-siakan kesempatan terakhir ini!”

Dirja menelan ludah, matanya menutup perlahan. Bayangan istri yang sakit dan juga hutang yang banyak berkumpul dalam pikirannya. Jantungnya berdebar, dengan tangan gemetar dia menggenggam ayam itu. 

Dengan susah payah, ia mulai membuka mulut, menelan rasa mual demi harapan baru yang tipis itu. Dengan mata tertutup dia mampu memakan ayam itu, Ki Gundul tertawa senang.

"Bagus, Dirja. Kamu memang patuh," ujar Ki Gundul.

Dirja segera membuka matanya, dia merasa heran karena ayam cemani yang tadi dia pegang sudah tidak ada. Hanya ada bekas darah saja di tangannya, Dirja cepat-cepat mencuci tangannya dengan air yang ada di pojok ruangan itu.

"Sembahlah Dewi Agung, biar kamu mendapatkan modal. Ingat, sembah dengan penuh keyakinan dan juga kepercayaan."

"Ya," jawab Dirja.

Dirja langsung berlutut di hadapan sosok perempuan yang sosoknya tidak jelas itu, lalu dia mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dia juga membungkukkan kepalanya beberapa kali.

"Saya siap jadi budak Dewi Agung, semoga Dewi Agung mau bermurah hati kepada saya."

Sosok yang dia sembah itu menghilang, tak lama kemudian lima gepok uang bertumpuk di hadapannya Dirja. Mata pria itu langsung membulat dengan sempurna.

"Ki! Itu uang untuk saya?" tanya Dirja antusias.

"Ya, bawalah pulang uang itu. Jangan lupa untuk secepatnya mencari istri, agar kehidupan kamu menjadi sugih. Kalau mau menikah, jangan lupa datang kemari untuk melakukan pemujaan."

"Pemujaan? Hanya pemujaan?"

"Ya, bawa ayam cemani sebagai syarat. Terus, kalau sekarang kamu mau pulang, ikuti burung hantu yang akan memberikan jalan petunjuk pulang untuk kamu."

"Siap, Ki. Aku pamit pulang," ujar Dirja.

Dirja memasukkan uang itu ke dalam kantong plastik hitam yang diberikan oleh Ki Gundul, lalu dia segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. Walaupun malam ini begitu gelap, tetapi dia terus melangkahkan kakinya menuju rumah sederhana miliknya.

Saat dia sampai di rumahnya, hari sudah hampir pagi. Dia cepat-cepat menemui istrinya, keadaan wanita itu sudah sangat lemah. Bibirnya kering dan pecah-pecah, matanya hanya bisa berkedip-kedip.

"Sayang, maaf karena Mas pergi terlalu lama."

Dirja menangis, lalu dia mengusap kepala istrinya dengan begitu lembut. Rasa bersalah langsung merayap ke dalam hatinya, dia yakin pasti tidak akan ada orang yang datang untuk mengurus istrinya tersebut.

"Mas buatin kamu bubur, kamu tunggu ya. Oiya, minum dulu. Kamu pasti haus," ujar Dirja.

Dirja cepat-cepat pergi ke dokter mengambil air, lalu memberikan istrinya itu minum dengan menggunakan sendok. Bibir istrinya mulai basah, Dirja tersenyum.

"Kamu tunggu di sini, Mas akan beli beras sama semua makanan enak."

Darmi mengoceh tak jelas, dia seperti sedang bertanya kepada suaminya, dari mana pria itu mendapatkan uang. Dirja yang paham langsung tersenyum, lalu pria itu berkata.

"Ada orang baik yang menolong kita, dia memberikan pinjaman kepada Mas. Kita bisa membeli bahan makanan, kamu tunggu di sini. Mas akan ke pasar," ujar Dirja.

Darmi tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya, tak lama kemudian dia kembali berbicara dengan tidak jelas. Dirja paham dengan pertanyaan istrinya, dia kembali menjawab.

"Pak lurah, Sayang. Pak lurah yang ngasih modal, mungkin dia kasihan sama kita. Mas juga kemarin kerja di rumah dia, makanya gak pulang," bohong Dirja.

Pria itu sebisa mungkin berkata dengan natural, agar istrinya tidak tahu kalau dirinya sedang berbohong. Darmi yang tidak pernah dibohongi oleh suaminya tentu saja merasa percaya.

"Jangan tahan Mas buat pergi, kamu pasti seharian kemarin tidak makan. Mas bakal buatkan makanan enak buat kamu," ujar Dirja.

Darmi menganggukan kepalanya, Dirja tersenyum getir, kemudian dia mengecup kening istrinya dan segera pergi ke pasar. Dia mengambil sepeda tua di belakang rumah, lalu pergi ke pasar.

Tentunya sebelum pergi dia sudah menyembunyikan uangnya yang banyak itu, dia hanya membawa uang untuk membayar hutang dan juga untuk membeli keperluan dapur.

"Tumben beli bahan makanan banyak banget, Le?" tanya Pak Kamto ketika dia pulang dari pasar.

Pria paruh baya itu merasa kaget karena melihat Dirja menurunkan beras dan juga bahan pangan lainnya dari sepeda, bukan dalam jumlah sedikit, tetapi lumayan banyak.

"Alhamdulillah, Pak. Ada yang kasih pinjem uang, jadinya bisa belanja banyak."

"Memangnya siapa yang meminjamkan kamu uang dalam jumlah banyak sampai-sampai kamu bisa belajar dengan begitu banyak?"

1
neni nuraeni
awas Susi iblis edan
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
awas setan
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
pasti dirja jadi. jadian ,dia tidak terima di cerai susi jadi terakhir minta jatah dan membawa janin susi .
Ahh susi kau terbaik dan pengertian,orang lain pasti tantrum kalau mau di cerai, tapi ya bagus begitu berpisah daripada merana karena ketidakadilan.
manusia biasa tidak bakal bisa adil terhadap istri istrinya
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
ih tutup pintu nya darmi😡😡😡
neni nuraeni
waduh...
Reni
eeee berani nyusul ke pesantren????? nggak panas kah denger orang ngaji
Reni
hayo pilih mana kau
Reni
akhirnya ketahuan Darmi
Reni
kuapokkkk kena tipu Nina 😅😂🤣 siap2 jadi tumbal berikut nya kau
Reni
Susi kecurigaan e semakin besar
Reni
kannnn bener anak Dirja imbalannya 😬😬😬 kasian susi
Reni
imbalannya hal paling berharga dan susah didapat apa anak Dirja yg jadi imbalan kesembuhan Darmi
Reni
yahhhh ternyata sembuh karena campur tangan iblis hutan larangan pasti ada imbalan yg mengerikan ini
Reni
suka sama karakter Susi biar lebih tua dia tetep menghormati Darmi
Reni
eee jadi yg dimakan Dirja pas dihutan larangan itu bagian tubuh iblis dong Thor 😬😬😬
Reni
Susi berpendidikan jadi g gampang dikibuli mudahan wae g cinta buta sama Dirja biar g iya iya aja
Reni
nambah lagi keburukan 😬😬😬
Reni
Nahhhh Susi kenal Nina juga
hayoooo lhooooo alasan apa kau
Siti Yatmi
penasaran Thor ....up yuuuuu
Reni
puas banget Dirja sekali tepuk Dea terbungkam dapat duit banyak lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!