Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PELAKU
"Apa Kamu baik-baik saja? " tanya Tuan Pratama setelah makan. Farhana yang sedang melamun tidak mendengarnya. Hal itu membuat Tuan Pratama dan kedua putranya bisa menebak jika Farhana sedang mengalami masalah yang serius. Itu menunjukkan jika apa yang diucapkan Dzaki pada Bang Reza tadi memang benar.
"Han, " panggil Tuan Pratama sambil menepuk telapak tangannya. Farhana langsung kaget dibuatnya.
"Ha? ada apa Pa? "
"Kamu baik-baik saja? " tanya Tuan Pratama dengan lembut. Awalnya Farhana tidak ingin bercerita. Namun melihat tatapan Tuan Pratama yang nampak perhatian dan terlihat mengkhawatirkannya, Farhana pun memutuskan untuk bercerita.
"Aku mendapatkan kabar jika rumah Kami yang ada di kota bunga telah terbakar. "
Farhana mengatakannya dengan getir dan mata yang berkaca-kaca. Beberapa kenangan semasa tinggal disana seolah berputar dipelupuk matanya.
"Apa! " Tuan Pratama dan Kedua putranya langsung kaget mendengarnya. Tidak heran jika Farhana sampai bersedih seperti itu. Namun itu juga membuat mereka agak cemburu.
"Bagaimana kondisinya sekarang? " Farhana menggelengkan kepalanya. Meski Gani sudah menjelaskan semuanya, namun ia masih belum melihat secara langsung.
"Apa Kamu ingin kesana? "
"Ujian sekolah masih berlangsung. Jadi belum bisa kesana. "
"Bagaimana kalau ijin dulu? "
"Nanggung.Ujian hanya tinggal dua hari lagi. "
"Bagaimana kalau besok Kamu sekalian meminta guru untuk memberikan soal lusa sekalian. Jadi setelah pulang dari ujian, Kamu bisa langsung berangkat. Nanti Abang yang akan berbicara langsung pada Kepala sekolah, " kata Bang Atta yang membuat kedua mata Farhana berberbinar.
Farhana merasa ide abangnya sangat bagus. Ia yakin Kepala Sekolah tidak akan mempersulitnya.
Farhana berterima kasih dengan tulus. Setelah itu mereka pun pulang. Farhana tetap pergi ke Asrama, sedangkan Tuan Pratama dan kedua putranya pulang kerumah.
Keesokan harinya Bang Atta menepati janjinya untuk meminta izin agar Farhana bisa mengerjakan ujian yang tersisa di hari ini.
Kepala sekolah langsung menyetujuinya saat mendengar alasannya. Namun Farhana harus mengerjakan ulangan itu di dalam ruangan Kepala sekolah.
Hasilnya ternyata sungguh menakjubkan. Farhana berhasil menyelesaikan semua ujian hanya dalam waktu dua jam. Jadi setiap mata pelajaran hanya membutuhkan waktu selama tiga puluh menit.
Hal itu membuat Kepala Sekolah hampir saja marah. Namun begitu melihat jawabannya, amarah itu berubah jadi pujian. Ia sangat bersyukur Farhana bisa sekolah ditempatnya. Ia yakin Farhana akan mengharumkan nama sekolahnya.
Sepulangnya dari sekolah ia sudah disambut oleh Tuan Pratama dan kedua putranya yang ternyata menunggu di gerbang sekolah. Mereka hanya pergi ke kantor sebentar sebelum pergi ke sekolah Farhana.
Tuan Pratama berniat mengantar Farhana pulang. Kedua kakaknya juga tidak mau ketinggalan. Mereka ingin mengetahui rumah yang sudah menjadi tempat tinggal sang adik sebelum kembali ke keluarga mereka.
Farhana tidak menolak niat baik mereka sama sekali. Setelah berganti baju dan membawa beberapa barang pribadinya, Farhana dan keluarganya langsung berangkat ke bandara.
Karena Tuan Pratama memiliki pesawat pribadi jadi perjalanan mereka terbilang sangat lancar.
Setibanya di rumah Farhana tidak bisa lagi membendung tangisnya. Hampir saja ia limbung ke tanah jika Tuan Pratama tidak bergegas menopang tubuhnya.
"Ayah... Ibu... " isaknya dengan pelan. Tuan Pratama merasakan sakit dihatinya. Bang Atta dan Bang Reza juga tidak bisa menahan tangisnya saat melihat Farhana seperti itu.
Tak lama kemudian beberapa orang datang mendekat. Slah satu dari mereka masih berusia yang sama dengannya.
"Akhirnya Kamu pulang juga. Maaf... Aku tidak menjaganya dengan baik. "
Farhana yang awalnya bersandar dalam pelukan Tuan Pratama langsung berdiri dengan tegak. Air matanya ia hapus sampai kering.
"Apa sudah hasilnya? " tanya Farhana dengan serius. Ia memintanya untuk memeriksa penyebab terjadinya kebakaran. Apa memang tidak sengaja terbakar atau memang ada yang sengaja membakarnya.
"Aku sudah memeriksa semua yang Kamu katakan. Hasilnya seperti yang sudah Kamu duga sebelumnya."
"Kita bicara ditempat yang aman," kata Farhana dengan tegas. Ketiga orang yang baru datang itu langsung menganggukan kepalanya. Mereka membawa Farhana ke rumah yang terdekat dari rumah Farhana.
"Sepertinya orang itu sedang mengincar sesuatu. Namun karena tidak bisa mendapatkannya, maka ia memilih untuk menghancurkannya. "
"Ini buktinya. "
Gani tidak asal berbicara. Buktinya sudah ia kumpulkan. Hanya saja pelakunya belum bisa ia tangkap. Mereka berhasil melarikan diri.
Farhana memeriksa semuanya dengan sangat teliti. Tak lama kemudian ia bisa menebak apa yang sebenarnya dicari oleh mereka.
Candra merupakan seorang peneliti dalam bidang kesehatan. Terakhir kali sebelum kecelakaan merenggut nyawanya. Candra pernah bercerita jika ia sedang melakukan penelitian untuk mendapatkan obat yang bisa menyembuhkan penyakit kanker.
Penelitiannya akhirnya menghasilkan hasil yang memuaskan.Meski belum terbukti namun Farhana bisa melihat jika sang Ayah merasakan keyakinan. Jadi ia menebak jika pelaku utama dari kebakaran ini adalah orang dari penelitian.
mga hana bsa mnolong,mskpn bnyak orng yg mragukn...
sprti biasa....orng jht yg iri,trs mlkukn brbgai cra biar tjuannya trcpai....tp syangnya dia ga bsa mnemukn apa yg dia cari....kl pelakunya udh kthuan sm hana,kira2 bkln d apain y????
jd pgn ikutan jg sm hana....😁😁😁
🤭🤭