Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.
"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.
"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.
Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Angin neraka
"Lepaskan!"
Gia langsung menatap tajam pria yang mencekal tangannya tersebut, apa pria itu tidak tahu jika ia seorang nona muda yang tak bisa sembarangan disentuh oleh tangan yang kurang higienis?
"Ayolah nona kita bersenang-senang malam ini," bujuk pria itu lagi yang langsung diangguki oleh yang lainnya dengan wajah girang bak mendapatkan harta karun.
"Apa?" Gia langsung menatap aneh mereka, apa keempat pria itu tidak berkaca dahulu sebelum mengajaknya bersenang-senang? kita sekufu bang?
"Lepaskan atau kalian akan tahu akibatnya!" ancamnya kemudian namun itu justru membuat mereka semua langsung tertawa mengejek seakan ada hal lucu, benar-benar terdengar sumbang di telinga Gia.
"Tidak usah banyak bicara nona, ayo ikut kami saja!" ucap salah satu dari mereka sembari melangkah mendekat untuk membantu memegang tangannya.
Sial, sebenarnya ini kota apa? masa tempat umum seperti ini tak ada pengamanan batin Gia lalu gadis itu nampak tersenyum miring ketika ide gila tercetus dipikirannya.
Tiba-tiba sebuah suara panggilan alam terdengar begitu nyaring karena dorongan dari rongga perut hingga membuat ke empat pria itu langsung menutup hidungnya.
"Apa kamu kentut?" ucapnya menatap gadis itu yang masih berusaha mengeluarkan sisa-sisa angin dalam perutnya.
Sial, ia juga hampir muntah karena mencium baunya dan itu semua pasti gara-gara bermacam-macam makanan jalanan yang ia makan semalam.
"Sepertinya aku mencret," ucapnya dengan wajah kecut seakan sedang menahan buang air besar yang sudah tak tertahan lagi.
"Sialan, cantik-cantik tapi jorok." ucap mereka lantas memutuskan pergi karena sungguh baunya membuat mereka mual dan tidak bernapsu lagi mending kembali menggoda Siti penjual kue dibelakang pasar pikirnya.
Melihat mereka pergi Gia nampak terkekeh. "Syukurin memang enak kena angin neraka," gumamnya seraya berlalu pergi namun tanpa ia sadari ke empat pria itu kembali mengawasinya.
"Apa dia sedang mengerjai kita dengan berpura-pura mencret?" ucap salah satu dari mereka, rasanya tak rela melepaskan mangsa premium yang mungkin tak akan pernah mereka dapatkan lagi nanti.
"Lihatlah jalannya saja seperti orang normal bukan orang yang sedang sakit perut," timpal yang lainnya.
"Tapi kentutnya ngeri bro seperti septic tank," tambah yang lainnya lagi.
"Halah itu aman kita mandikan saja di sumur nanti juga bersih, kapan lagi kita bisa mendapatkan gadis sepertinya, sudah cantik, putih dan body nya uhuy." ucap temannya memuji gadis tersebut.
Akhirnya mereka pun sepakat untuk kembali mengejar Gia yang sudah mulai keluar dari area bandara hingga membuat gadis itu nampak terkejut ketika keempat pria tadi tiba-tiba mencekal kedua tangannya dari belakang.
"Lepaskan!" teriaknya sembari meronta namun mereka terus menyeretnya ke tempat sepi mengingat area bandara jauh dari pemukiman.
Astaga bagaimana jika ia akan di perkosa oleh keempat pria itu? membayangkan hal itu pun Gia langsung menggeleng cepat, sabar bang adek masih pemula.
"Lepaskan dia!"
Tiba-tiba seseorang bak pahlawan datang dan Gia yang mendengarnya pun langsung mengulas senyumnya, apa itu pangeran yang di kirim Tuhan sebagai jodohnya? ah abang neng akan datang.
Mereka semua pun langsung menoleh ke sumber suara dan Gia sontak menelan ludahnya, ia pikir pangeran berkuda putih yang datang namun justru pria kampungan yang enggan ia temui lagi.
"Tu-tuan Gio?" ucap mereka bersamaan dengan wajah terkejut menatap kedatangan Gio yang tiba-tiba itu.
"Lepaskan istriku sebelum ku patahkan kaki kalian semua!" perintah Gio dengan wajah dinginnya menatap mereka semua dan ke empat pria itupun langsung melepaskan gadis tersebut dengan wajah ketakutan.
"Tolong maafkan kami tuan Gio," ucap mereka bersamaan lantas segera berlari pergi dari hadapan pria itu dengan tergesa.
Sebelumnya Gio yang baru selesai fitnes nampak tak melihat sang istri di kamarnya padahal saat ia pergi gadis itu masih terlelap, ia yakin jika istrinya itu mencoba untuk kabur dan bandara adalah satu-satunya tempat yang di datanginya mengingat tak ada saudara maupun kenalannya di kota ini.
Setelah mengecek CCTV bandara ia menemukan istrinya telah meninggalkan bandara melalui akses jalan khusus untuk pejalan kaki dan disinilah ia berada dengan melihat gadis itu diganggu oleh beberapa preman jalanan.
Gia langsung mengernyit menatap pria itu, bagaimana bisa para preman itu mengenal suaminya tersebut? Apa jangan-jangan mereka sengaja bersekongkol atau memang suaminya adalah bosnya mereka? Gia sontak bergidik ngeri, apa pria itu juga diam-diam sering menculik wanita untuk di tiduri bersama anak buahnya tersebut?
"Ayo pulang!" ajak Gio kemudian namun Gia langsung menggeleng cepat.
"Tidak mau, aku ingin kembali ke ibu kota." sahutnya menolak ajakannya mentah-mentah.
"Ya sudah jika itu maumu," tukas pria itu lantas berlalu pergi tanpa perasaan hingga membuat Gia langsung melotot menatapnya? dasar tidak peka jika ia punya uang juga pasti sudah pergi sejak tadi.
Kemudian gadis itu pun juga langsung pergi mengambil jalan yang berlawanan arah dengan sang suami, pantang baginya untuk mengemis meskipun saat ini perutnya sangat lapar mengingat hari telah beranjak siang dan ia belum makan sejak pagi. Sepertinya tinggal di bandara untuk sementara waktu jauh lebih baik siapa tahu ada orang baik yang mau membantunya untuk kembali ke ibu kota mengingat tempat ini adalah daerah wisata yang pasti banyak orang kotanya datang untuk berlibur.
Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya melayang di udara ketika seseorang mengangkatnya dari belakang dan meletakkannya di bahu bak karung beras.
"Lepaskan!" ucapnya ketika Gio membawanya pergi dari sana, pukulan demi pukulan pun gadis itu layangkan di punggung pria itu namun tetap saja tak bisa berkutik.
Kini sesampainya di mobilnya pria itu langsung mendudukkannya diatas kursi lalu dipasangnya safety beltnya dengan cekatan sebelum kembali memberontak dan pergi.
"Pokoknya aku tidak mau kembali ke kampung itu, aku seorang nona muda tidak pantas tinggal disana, aku tidak mau diperalat oleh keluargamu untuk jadi pembantu mereka lagi." ucap Gia setelah mobil yang dikendarai oleh sang suami melaju meninggalkan bandara tersebut.
"Aku tidak mau memasak karena aku tidak tahu bagaimana caranya dan aku juga tidak mau menyikat semua pakaian keluargamu karena itu membuat tanganku sakit, aku juga tidak suka dengan para tetanggamu yang selalu membicarakan keburukan ku lagipula memang kenapa jika aku tidak bisa memasak apa itu sebuah aib?" imbuh gadis itu lagi namun lagi-lagi suaminya tak menghiraukannya, ia seperti dianggap angin lalu saja yang tidak penting.
Awas saja jika sudah pulang ke kota ia akan membuat perhitungan kepada pria itu gumamnya seraya membuang muka ke jendela sampingnya dengan kesal.
kakek, bolehkah gia & gio tinggal terpisah? bolehkah gia selalu ikut kemana pun gio pergi? bahkan mungkin bekerja di kantor kalian?
ini bisa di ambil pelajarannya....
barang yg sudah di pakai memang layak di rawat,daripada di kembalikan👍👍
ternyata ada unsur perjodohan to.....
semua sudah tertata rapi....
semoga kalian bahagia...
kamu seharusnya berusaha lebih keras lg untuk membuat gia berada disisimu
gio tataplah masa depan dan lupakan masa lalu buang sejauh mungkin
hanya 2G yg berjodoh😃🫶
coba saja kau jauh dr Gia .aku yakin gak gila untung kamu ....
tapi tergantung othor sih 😪.