"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"
____________________________
Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.
Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!
Aneh. Hampir tak masuk logika.
Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?
Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?
Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamster Lucu
...• Bab 7 •...
...»»——⍟——««...
..."Dunia itu seramai ini untuk menjadi tempat menderita bersama"...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
"Udah kan, mulai sekarang gue bakal gendong terus tiap lu mau naik motor"
"APA-APAN GAK USAH!"
"Terserah gue lah, gue yang bawa motor kan" jawab ketus Dermaga dan memakaian helm baru yang sudah dibawanya untuk Yumi pakai. Kali ini tak lagi kebesaran untuknya.
"Tapi kan ini badan gue!"
"Pegangan, jatuh lu nanti" instruksi Dermaga tanpa mengindahkan perkataan Yumi. Anehnya gadis itu reflek menurut.
Yumi duduk menyamping, tangannya melingkar di pingang Dermaga. Entah kenapa jantungnya agak berkedut-kedut saat mencium aroma parfum maskulin yang segar dan manis dari punggung lelaki ini.
Mereka melesat ditengah kota yang ramai. Dermaga membawanya ke pusat perbelanjaan tradisional. Hiruk pikuk transaksi jual beli langsung menyambut mereka begitu sampai dilokasi parkir.
Mata Yumi berbinar, dia sangat jarang sekali keluar dan berpergian seperti ini. Menyenangkan sekali melihat suasana ramai yang penuh dengan kehidupan.
"Mau cari apa dulu?"
"Hah.. itu.. apa ya"
"Jalan aja dulu yuk, nanti juga nemu yang mau dicari"
Yumi mengangguk, dia menaikan rok nya sedikit untuk mempermudah jalan. Kepalanya menoleh kanan kiri melihat serba-serbi pedagang kecil yang sedang mempromosikannya jualannya. Kadang hatinya ikut pilu, saat melihat lansia yang masih berjualan dipinggiran dengan alat seadanya.
Gadis itu terus memandang ke seluruh penjuru pasar. Dengan pakaian nyentrik seperti itu, dirinya bahkan tak begitu dipandang aneh, apa karena terlalu ramai jadi orang pun tak mau perduli?
Yumi sumringah saat melihat bapak-bapak penjual hewan-hewan lucu dari kelinci, marmut, hingga hamster. Ia berlari kecil menghampiri dan meninggalkan Dermaga.
"Lucunya... "
"Hamster syrian itu neng, bisa lebih gede lagi loh"
"Galak gak pak? nanti gigit"
"Engga neng, hamster syrian mah jinak. Nih ya liat" Si bapak penjual mengambil satu hamster bewarna coklat dan diletakkan ditangan si bapak. Hamster itu hanya mengendus-ngedus dan berjalan pelan. Yumi tersenyum gemas melihatnya.
"Lo mau ini?" ucap Dermaga disamping telinga Yumi
"Astaga kaget gue!"
"Kalo mau beli aja"
"Tuh neng udah mau dibeliin pacarnya tuh, tinggal pilih nih mau yang mana, kalau ambil sepasang lebih murah loh"
Yumi tersenyum kering mendengar kata pacar dari si bapak, merasa aneh dengan kata-kata itu.
"Saya ambil pak sepasang, pilihin aja deh yang mana aja" ujar Dermaga tanpa aba-aba
"Tunggu! Gue mau pilih warna"
"Yauda pilih"
"Eum.. cewek coklat satu, cowok item satu, ada gak pak"
Si bapak tersenyum, "Ada dong neng, tenang aja. Saya punya banyak warna, cari yang belang-belang juga ada"
"Yang saya sebutin tadi aja pak"
"Oke siap neng, mau sekandang nya sekalian gak?"
Dermaga mengangguk, "Boleh pak, yang besar ya"
Yumi menoleh, melihat lelaki itu mau mengeluarkan dompetnya, "Gak usah! ini biar gue aja. Gue yang mau soalnya"
"Apasih. Orang gue juga mau. Gue aja yang bayar"
Yumi menggerutu kesal, lelaki itu benar-benar tak pernah mendengar ucapannya. Dia pasti melakukan semua sesuai kehendaknya.
Gadis itu melengos pergi lebih dulu saat Dermaga mau membayar sepasang hamster yang masih disiapkan si bapak.
Yumi kembali mencibir betapa menyebalkannya Dermaga yang suka memaksa itu. Dia sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuatnya menjauh tapi ternyata pertahanan lelaki itu jauh lebih besar. Dia bisa kalah kalau begini ceritanya.
Saat larut dalam makian nya dalam hati, langkah Yumi tersentak saat melihat diujung jalan terdapat nenek tua yang buta sedang berjualan sayur-sayuran hijau yang kondisinya bahkan sudah layu.
Yumi mengepalkan tanganya. Ia berjalan mendekati nenek itu. "Halo nek, ini daun ubi nya berapa seiket"
"Dua ribu aja nak, ambil dua iket nenek kasih tiga ribu deh"
"Wah dapet diskon nih, udah laris emang nek?"
"Hehe....belum ada sama sekali malah nak"
Mata Yumi berkaca-kaca, ia menelan ludahnya berat. Bayangkan dialas karung ini hanya ada 6 ikat daun ubi, dihargai dua ribu, kalau laku semua pun, nenek cuma dapat 12ribu. Jaman sekarang uang segitu bagaimana bisa membuat perut kenyang?
"Kebetulan sih nek, mama saya suka banget sama sayur daun ubi yang di santen, bisa nambah-nambah kalau ada itu. Saya beli semua ya"
Nenek itu tersenyum, "Boleh nak, bentar nenek bungkusin dulu" tangan nenek meraba tas rajut di sampingnya. Mencari plastik besar dengan indera perabanya. Yumi memperhatikan dengan sabar, bukan tidak mau menolong hanya saja pasti nenek lebih merasa dihargai jika bisa melayani pelanggan nya sendiri.
"Ini nak, sepuluh ribu aja karena udah borong semua"
"Jangan dong nek, tetep saya bayar dua belas ribu ya. Ini uangnya pas ya, sepuluh ribu satu, dua ribu satu. Makasi ya nek"
Yumi menyodorkan uang limapuluh ribuan dua lembar pada nenek, si nenek meraba uang yang baru saja diberikan Yumi.
Gadis itu bangkit sembari membawa seplastik besar daun ubi. Tepat sebelum gadis itu berbalik si nenek kembali membuka mulut.
"Makasih ya nak, besar kecilnya rezeki yang kamu titipkan pasti akan kembali ke kamu meski dalam bentuk lain yang gak pernah kamu kira" nenek itu tersenyum hangat. Seakan tau, apa yang terjadi. Seakan mengerti kebohongan yang Yumi lakukan. Gadis itu mengabaikan yang ada di pikiranya dan pamit pergi.
Begitu membalik badan sempurna disana sudah ada Dermaga yang menanti. Di tangan kanannya sudah ada kandang hamster berukuran sedang, beserta dua penghuni lucu yang berjalan ke sana kemari. Sedangkan tangan kirinya menggantung plastik hitam yang entah apa isinya. Yumi juga tidak ingin tau.
"Udah selesai belanjanya?"
Yumi mengangguk, ia merasa habis energi untuk melanjutkan rencananya. Mungkin dia bisa melanjutkannya esok hari.
"Mau pulang sekarang?"
"Iya pulang aja, gue capek"
Dermaga mengangguk dan berjalan kembali ke arah parkir. Yumi mendesah berat melihatnya, lelaki itu selalu berjalan lebih dulu. Dia pasti berjalan di depan nya, lihat kan? mana ada pacaran seperti ini. Harusnya kan ia menggandeng tanganya dan berjalan pelan menyeimbangi langkah Yumi.
Yumi mendecak sebal, semakin kesal karena langkah nya susah akibat rok span yang melilit tubuhnya. Kakinya pun sudah pegal karena memakai flatshoes yang memiliki hak meski tipis, rasanya badan Yumi mau copot satu persatu.
Dan..
Brukk!! Srakk!!
Yumi tersandung kakinya sendiri, setengah badanya menimpa daun ubi yang baru saja dibelinya. Ia meringis merasakan perih di lutut dan telapak tangannya yang mencium aspal.
"Kan apa gue bilang, lo yakin mau belanja pake baju gini? Bener, bikin ribet kan" ketus Dermaga yang berjalan balik menghampiri begitu mendengar suara jatuh yang cukup keras.
Yumi melengkungkan bibirnya kebawah, matanya memerah. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis. Dermaga yang melihat itu jadi kebingungan sendiri, ia meletakkan kandang hamster yang dipegangnya.
"Maafin gue. Gue gak ada maksud marah. Mi.. udah nangis nya ya.. maaf"
Yumi menggeleng, ia melepas tangan yang menutup wajahnya, air matanya sudah menjalar keseluruhan wajah polos nya. Tanganya menunjuk plastik merah yang tadi ditimpanya.
"Itu... sayuran gue jadi penyet.. padahal.. padahal pasti sayur nya udah disiapin susah-susah sama nenek tadi.. dan sekarang jadi penyet gara gara gue, gepeng semuanya..." ujar Yumi sesegukan, air matanya masih mengalir disaat dia berceloteh pilu.
Tanpa Yumi sadari, lelaki dihadapannya itu mengukir senyum tipis, perlahan ia kembali membentuk jemari nya menjadi huruf V dan mendorong pelan kening Yumi. Membuat tangis gadis itu terhenti.
"Lo bener-bener selalu diluar dugaan gue ya, Mi"
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
...• TBC •...