NovelToon NovelToon
CupidCore System

CupidCore System

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Sistem / Romansa
Popularitas:693
Nilai: 5
Nama Author: stells

Di masa depan, kota futuristik Neo-Seraya mengandalkan sebuah algoritma canggih bernama CupidCore untuk menentukan pasangan romantis setiap orang. Dengan skor kompatibilitas hampir sempurna, sistem ini dipercaya sebagai solusi akhir bagi kegagalan hubungan.

Rania Elvara, ilmuwan jenius yang ikut mengembangkan CupidCore, selalu percaya bahwa logika dan data bisa memprediksi kebahagiaan. Namun, setelah bertemu Adrian Kael, seorang seniman jalanan yang menolak tunduk pada sistem, keyakinannya mulai goyah. Pertemuan mereka memicu pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh angka: bisakah cinta sejati benar-benar dihitung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon stells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

Di luar apartemen, dua pengintai bayangan tetap memantau. Salah satunya berbicara melalui saluran aman: “Ada empat orang dan satu tambahan baru. Mereka menyalakan hologram besar. Ini bisa dijual ke dewan atau broker lokal.”

Di pusat kontrol CupidCore, Liora menerima sinyal lemah dari salah satu pengintai bayangan—tanda bahwa informasi dari distrik timur mulai bocor. Ia menekan tombol untuk menonaktifkan jalur informasi itu sebelum sampai ke dewan.

“Belum saatnya,” gumamnya.

Di dalam apartemen, Yara menyusun rencana teknis. “Kita akan bergerak sebelum matahari terbit besok. Aku akan bawa drive utama. Milo, kamu bawa pengalih sinyal dan drone. Kai, pastikan peta jalur aman. Rania dan Adrian, kalian jaga perimeter.”

Milo menatap Adrian. “Apa kamu pikir ini jebakan?”

Adrian menjawab tanpa ragu, “Segalanya bisa jadi jebakan. Tapi kalau kita diam saja, mereka akan mendahului kita.”

Kai mematikan lampu hologram untuk mengurangi jejak energi. “Kita tidak boleh tinggal di satu tempat terlalu lama.”

Rania memandang keluar jendela. Jalanan distrik timur tampak lebih gelap dari biasanya. “Aku tidak suka perasaan ini.”

Malam semakin larut. Mereka memutuskan bergantian berjaga. Milo mengambil giliran pertama. Ia duduk di dekat pintu dengan drone kecil siap terbang. Suara jauh lalu lintas kanal terdengar samar.

Beberapa jam kemudian, Milo membangunkan Adrian. “Ada pergerakan di luar. Dua bayangan di atap seberang.”

Adrian melongok perlahan melalui celah jendela. Dua sosok itu masih di sana. “Mereka memantau kita. Tapi belum bergerak.”

Rania ikut bergabung. “Mereka bisa saja broker data. Atau agen bayangan CupidCore.”

Adrian memutuskan, “Kita tidak memancing konfrontasi. Kita tunggu sampai fajar, lalu pindah.”

Di menara pusat CupidCore, Liora duduk sendirian di ruang kontrol tambahan. Ia menatap peta aktivitas kota. Sebagian besar pengawas lain sudah pulang, tapi ia tetap bertahan. Ia membuka folder pribadi dan melihat kembali catatan tentang Proyek Jejak Tersembunyi. Nama-nama orang yang dulu terlibat muncul di layar—beberapa sudah menghilang, beberapa berpihak pada dewan.

Ia bergumam, “Semua ini akan pecah cepat atau lambat.”

Saat fajar mendekat, Adrian memberi instruksi terakhir. “Begitu kita keluar, kita bergerak cepat ke kanal timur. Jangan gunakan komunikasi publik. Milo, luncurkan drone untuk mengalihkan perhatian mereka kalau mereka mengejar.”

Kai mengecek peta. “Ada jalur pembuangan lama di bawah jembatan kanal. Itu bisa memotong waktu.”

Yara menaruh drive ke dalam tas tahan guncangan. “Ayo pergi. Semakin lama kita menunggu, semakin besar peluang mereka menemukan kita.”

Mereka membuka pintu belakang apartemen, keluar ke lorong sempit. Cahaya neon redup perlahan digantikan warna jingga fajar. Mereka bergerak menyusuri gang tanpa bicara. Milo meluncurkan satu drone kecil ke arah berlawanan untuk mengecoh pengintai.

Di atap seberang, kedua pengintai memperhatikan gerakan itu. “Mereka bergerak,” kata salah satunya. Mereka mengikuti dari kejauhan, tidak ingin ketahuan.

Kelompok Adrian bergerak cepat melewati gang-gang distrik timur. Suara mesin tua dan gemericik air kanal terdengar di kejauhan. Milo memantau radar mini di pergelangan tangannya.

“Dua sinyal masih mengikuti kita, jarak 120 meter,” bisiknya.

Rania menoleh ke Kai. “Berapa lama ke kanal timur?”

Kai mengecek peta holografik saku. “Sekitar lima menit kalau kita tetap di jalur ini.”

Yara membawa tas berisi drive dengan kedua tangannya. Ia berusaha tidak menoleh ke belakang. Adrian memperhatikan setiap persimpangan, memastikan tak ada jebakan.

Mereka mencapai jembatan kanal yang tua. Catnya mengelupas, dan sebagian strukturnya berkarat. Di bawah jembatan, aliran air kanal bergerak lambat. Kai menunjuk ke pintu masuk pembuangan lama.

“Itu jalur pintas kita.”

Milo meluncurkan satu drone pengalih sinyal ke sisi berlawanan. Drone itu memancarkan suara bising palsu agar pengintai mengira mereka mengambil jalur berbeda.

Adrian memimpin masuk ke terowongan pembuangan. Bau lembap dan logam berkarat memenuhi udara. Cahaya redup dari jam tangan Milo menjadi satu-satunya penerangan.

Sementara itu, dua pengintai bayangan tiba di jembatan. Salah satunya memeriksa radar. “Mereka hilang dari jalur utama.”

Yang lain menyipitkan mata ke arah kanal. “Mereka mungkin lewat bawah jembatan. Kita harus berhati-hati. Ada laporan bahwa dewan mengirim unit pengintai tambahan di area ini.”

Di dalam terowongan, Rania berjalan di belakang Yara untuk memastikan teknisi itu aman. “Kamu baik-baik saja?”

Yara mengangguk cepat. “Ya. Aku hanya tidak suka ruang sempit.”

Adrian memeriksa setiap sudut. “Kita keluar di dekat gudang relay. Kalau kita beruntung, tidak ada yang menunggu di sana.”

Kai menatap peta holografik mini. “Gudang relay ada di belakang pabrik tua. Ada jalan pintas melalui lorong servis, tapi bisa jadi berbahaya.”

Adrian memutuskan, “Kita ambil lorong servis. Lebih cepat.”

Di menara CupidCore, Liora menerima notifikasi gangguan sinyal. Ia memperbesar peta kota. Lokasi gangguan bergerak dari distrik timur ke arah kanal. Ia menekan tombol komunikasi internal tetapi berhenti.

“Aku ingin melihat sejauh mana mereka bisa pergi,” gumamnya.

Mereka keluar dari terowongan pembuangan dan tiba di area industri tua. Bangunan pabrik yang ditinggalkan berdiri suram. Yara mengenali jalannya.

“Gudang relay di seberang pabrik besi tua.”

Milo mengirimkan drone kecil ke udara untuk memeriksa area. “Area depan kosong, tapi aku mendeteksi panas tubuh di sisi barat.”

Adrian menoleh. “Kemungkinan pengintai lain. Kita masuk lewat pintu samping.”

Rania menjaga belakang mereka saat mereka berlari melintasi halaman pabrik. Logam berkarat berderit di bawah kaki mereka. Kai membuka pintu samping gudang relay dengan alat pembuka kunci sederhana. Mereka masuk dan menutup pintu perlahan.

Di dalam gudang relay, udara terasa dingin. Kabel-kabel lama tergantung dari langit-langit. Terminal tua dengan layar retak masih berdiri di sudut ruangan. Yara menyalakan terminal dengan generator portabel kecil. Cahaya biru pucat mengisi ruangan.

Ia menancapkan drive dan mulai memindahkan beberapa file ke sistem relay. “Dengan server lama ini, kita bisa memecah enkripsi tanpa memicu alarm utama CupidCore.”

Milo memeriksa pintu belakang. “Aku akan berjaga di sini.”

Adrian berjalan mendekati Yara. “Berapa lama ini butuh?”

Yara mengetik cepat. “Setidaknya satu jam. Tapi kita tidak bisa santai.”

Di luar gudang, dua pengintai bayangan tiba di area industri. Mereka berkomunikasi dengan kode pendek.

“Mereka di gudang relay. Haruskah kita laporkan?”

Yang lain menjawab, “Belum. Lihat dulu apa yang mereka lakukan.”

Terminal relay lama menyala dengan suara mendesis pelan. Garis-garis kode kuno bergulir di layar retak. Yara menatap konsol dengan fokus penuh, jari-jarinya bergerak cepat.

“Aku mulai memecah enkripsi,” ujarnya datar.

“Ini jaringan lama, jadi aku harus hati-hati agar sistem CupidCore tidak menangkap sinyal jejak.”

Adrian berdiri di dekat pintu samping, mengamati area luar melalui celah kecil. “Ada tanda-tanda pengintai?”

Milo yang berjaga di pintu belakang menjawab lirih melalui radio lokal, “Dua sinyal masih di sekitar barat. Mereka belum mendekat.”

Rania berjalan mengelilingi gudang, memeriksa titik lemah pada struktur. Ia berkata, “Bangunan ini tidak akan tahan lama kalau kita terjebak di dalam.”

Kai menatap peta holografik kecilnya. “Jalur keluar darurat ke selatan. Kalau keadaan memburuk, kita harus bergerak ke arah itu.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!