NovelToon NovelToon
Pembunuh Bayaran Terlahir Kembali Jadi Gadis Desa Yang Bodoh

Pembunuh Bayaran Terlahir Kembali Jadi Gadis Desa Yang Bodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dayucanel

Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.

Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.

Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.

Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Janji dalam Damai

Beberapa bulan berlalu sejak Lin Yue mengirimkan pesan peringatan terakhir kepada organisasi lamanya. Sejak malam itu, desa kembali tenang. Tak ada lagi orang asing yang datang mencurigakan, tak ada bayangan yang mengintai dari kejauhan. Kehidupan mereka perlahan kembali ke jalur yang sederhana dan damai, seperti yang selama ini Lin Yue dambakan.

Di halaman rumah, suara canda Yuhan menggema. Anak itu kini makin besar dan cerdas. Rambutnya mulai panjang, matanya jernih dan penuh rasa ingin tahu. Lin Yue duduk di beranda rumah, menganyam keranjang dari bambu sambil sesekali menatap anaknya bermain

"Bu," tanya Yuhan dengan polos, "Kenapa ibu selalu bawa pisau kecil di pinggang?"

Lin Yue menoleh dan tersenyum lembut. Ia membelai kepala anak itu dan menjawab, "Supaya ibu bisa melindungi mu. Dan juga melindungi Ayah."

Yuhan menatap pisau kecil itu dengan kagum."kalau aku besar, aku juga mau jadi kuat seperti ibu."

Lin Yue tersenyum."Kamu boleh jadi kuat, tapi ibu harap kamu tidak perlu bertarung seperti ibu dulu. Ibu ingin kamu hidup dengan damai."

Di kejauhan, Shen Liuhan yang sedang memperbaiki pagar ikut tersenyum mendengar percakapan itu. Ia mendekat, menyeka keringat di dahinya dan duduk di samping Lin Yue. Tangannya menggenggam tangan istrinya.

"Aku tahu kau masih waspada," katanya pelan. "Tapi kita sudah cukup jauh sekarang. Kau sudah melindungi kita semua."

Lin Yue menatap langit biru yang cerah."Aku tahu masa lalu itu tidak akan pernah benar-benar hilang, tapi sekarang aku sadar... aku sudah menemukan tempatku."

Shen Liuhan menarik Lin Yue ke dalam pelukannya. Yuhan pun ikut memeluk kaki ibunya dengan tawa riang.

"Kau adalah istri seorang tentara sekarang, dan ibu dari anak kita. Itu saja sudah cukup bagiku," bisik Shen Liuhan dengan pelan.

Lin Yue memejamkan mata sejenak, membiarkan dirinya larut dalam ketenangan itu. Tidak ada bunyi ledakan, tidak ada langkah kaki yang mengejar di malam hari, tidak ada darah. Hanya angin yang berhembus pelan, suara daun bergesekan, dan hangatnya cinta keluarga.

Kehidupan yang ia pilih ini mungkin sederhana. Tidak ada kemewahan. Tidak ada misi atau pujian. Tapi di sinilah ia menemukan apa yang tidak pernah ia miliki sebelumnya. Kedamaian.

Ia tidak lagi menjadi Bayangan Merah yang membunuh tanpa suara. Kini ia adalah Lin Yue. Seorang istri, seorang ibu, seorang wanita yang memilih untuk hidup dengan cinta, bukan ketakutan.

Dan di bawah langit biru yang tenang, ia membuat janji. Bukan kepada organisasinya, bukan kepada bayang-bayang masa lalunya, tapi kepada dua orang yang kini menjadi dunianya.

"Aku berjanji," bisik Lin Yue, "aku akan selalu melindungi kalian. Dan aku tidak akan pernah meninggalkan kalian."

Shen Liuhan mengecup keningnya dengan lembut. Yuhan menggenggam tangan ibunya erat-erat.

Di antara bunga liar yang mulai bermekaran dan sinar matahari yang menghangatkan, Lin Yue tahu bahwa perjuangannya tidak sia-sia. Bahwa luka-luka yang ia bawa kini menjadi pelindung bagi keluarganya.

Dan api dalam dirinya, kini menyala bukan untuk membunuh.

Tapi untuk menjaga. Untuk mencintai. Untuk hidup.

Sore itu, Lin Yue berjalan pelan ke ladang kecil di belakang rumah. Bayam, kacang panjang, dan tomat tumbuh subur di bawah sinar matahari lembut. Ia menggulung lengan bajunya dan mulai memanen dengan hati-hati, menyeka peluh dengan punggung tangan.

Setiap helai daun yang ia petik seolah menjadi penawar luka masa lalu. Ia tak lagi berjuang untuk bertahan hidup. Ia merawat tanah karena kini ia punya alasan untuk menetap.

Di balik ladang, suara burung kecil bersahut-sahutan. Yuhan berlari membawa keranjang, tawa riangnya menyatu dengan suara alam. Shen Liuhan menyusul dari arah lain, membawa segelas air untuk istrinya.

"Aku akan bantu," ucapnya. Lin Yue tersenyum. "Tidak seperti pertama kali aku kerja sendiri di ladang ini, ya?"

Shen Liuhan mengangguk pelan, mengingat hari-hari awal ketika Lin Yue menanam penuh ketegangan dan rahasia. Kini semuanya terbuka tanah, hati, dan masa depan.

Malam tiba, angin dingin berembus pelan. Mereka duduk bertiga di depan tungku, makan malam sederhana dengan sup jagung, nasi, dan sayur tumis. Tak ada kata-kata yang muluk-muluk, hanya keheningan yang nyaman.

Yuhan, dengan mulut masih penuh nasi, berkata. "Kalau aku besar nanti, aku mau bikin rumah di sini. Tapi yang besar, ada kolam ikan dan rak buku untuk ibu."

Lin Yue tertawa kecil. "Ibu tidak butuh rumah besar, cukup rumah yang ada kalian di dalamnya."

Setelah makan malam, Lin Yue masuk ke ruang penyimpanan kecil di rumahnya. Ia membuka laci tua dan mengeluarkan selembar surat lama dan surat terakhir dari organisasi yang dulu membesarkannya. Ditatapnya lama, tapi dengan dingin.

Ia mengambil lilin, membakarnya perlahan hingga hanya abu yang tersisa.

"Aku sudah selesai," katanya lirik. "aku tak akan menoleh ke belakang lagi."

Di luar, Shen Liuhan berdiri di bawah pohon, menatap langit malam. Ketika Lin Yue keluar, mereka saling bertatapan sejenak sebelum saling memeluk tanpa kata.

Dan di malam yang tenang itu, Lin Yue tahu. Hidup yang ia bangun kini tak lagi perlu disembunyikan. Ia tidak bersembunyi dari bayang-bayang. Ia berdiri... dalam terang. Untuk cinta. Untuk kedamaian. Untuk dirinya sendiri.

1
Andira Rahmawati
kerennnn👍👍👍
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
kereeeeennnnnn
Widia💙
bukannya dia punya sistem too.. kok ga ada kabarnya sekarang
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!