"Jika kau mau membantuku, Aku akan memberikan tubuhku padamu!" Liu Xian
Yin Hei Long yang sudah terkurung selama ribuan tahun merasa tertarik.
Berjumpa dengan berbagai macam orang hingga bertemu dengan Bai Caishen, pemimpin suku dewa dari dunia atas.
Iblis berdarah dingin yang kini menempati tubuh manusia mulai memiliki pandangan yang berbeda tentang seluruh dunia.
Mulai dari sini, kehidupannya akan berbalik arah sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BaoshanSanren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. SINYAL KELOPAK BUNGA
29
.
Angin berhembus saat panas terik.
Liu Xian bersandar pada kursi malas di bawah pohon biwa di halaman rumahnya.
Panas matahari masih terik.
Liu Xian baru saja mengantar jendral muda Shi Yuan yang harus kembali ke kediaman Shi.
Meja di sampingnya penuh dengan buah yang di siapkan para pelayannya.
Liu Xian sesekali mencomot potongan buah semangka yang terlihat sangat menggoda.
Berair dengan warna merah segarnya membuat Liu Xian terus saja mengunyah.
Kehidupan seperti ini benar benar sangat bagus.
Ada makanan dan tempat tinggal yang nyaman.
Setelah waktu yang ia jalani sebagai manusia, Liu Xian dapat merasakan betapa baiknya perlakuan orang di sekitarnya.
Pengawalan dari sahabatnya, jendral muda Shi Yuan yang sangat ketat untuk menjaganya.
Juga para pelayan yang merawatnya dengan sangat baik.
Ia hanya perlu tidur, bangun pagi sesukanya lalu makan hidangan yang sudah di siapkan kemudian menghabiskan seharian penuh bermalas malasan di bawah pohon seperti sekarang.
Hidupnya sangat bagus kan.
Namun berbeda saat malam sudah tiba.
Sepanjang malam di kediamannya itu selalu saja ada penyusup yang masuk.
Saat hari hari pertama datang menggantikan Liu Xian yang asli, ia harus membereskan sekitar empat belas penyusup yang masuk ke kediamannya.
Tiga dari mereka memiliki token dari majikan yang berbeda.
Jelas sekali itu bukan hanya sekedar pembunuh bayaran biasa.
Pembunuh yang menyusup ke kediaman pangeran ke empat itu lebih seperti prajurit elit yang di latih sedemikian rupa.
Mungkin ini juga yang membuat Liu Xian yang asli tidak tenang.
Ia menyadari bahwa meski tidak begitu mencolok, Liu Xian ini sudah di target kan dari berbagai pihak.
Selain menjadi putra resmi kaisar Liu dan menyandang gelar pengeran ke empat kekaisaran.
Ibu kandungnya adalah Li Bai Li , selir Li juga memiliki kontribusi yang besar atas perkembangan pengobatan tabib di seluruh kekaisaran.
Kakeknya merupakan salah satu dari pilar kokoh yang menjadi pondasi kekaisaran. penasehat kekaisaran yang di cintai oleh rakyat, penasehat Li Yi.
Di tambah adik dari jendral muda Shi Yuan, nona muda Shi Yian yang terang terangan mengatakan bahwa ia menyukai pangeran ke empat Liu Xian.
Jika pangeran Liu Xian menikah dengan nona muda Shi Yian, jelas saja dukungan keluarga jendral besar Shi yang juga merupakan pilar kekaisaran selama ratusan tahun akan mampu membawanya menuju kursi tahta kekaisaran.
Hal seperti ini justru akan membuat nyawanya makin terancam.
Tidak bisa bela diri juga tak memiliki ilmu spiritual yang tinggi.
Jelas saja Liu Xian akan menjadi pihak pertama yang harus di singkirkan terlebih dulu saat perebutan tahta berlangsung.
Pantas saja bocah bodoh itu berlari memohon padaku.
Gumam Liu Xian pelan, bagaimana pun ia harus menepati janjinya.
Membawa pergi ibunya dari istana lalu melindungi seluruh keluarganya.
Cara apa pun yang ia gunakan seharusnya tidak Msalah kan?
Saat sedang tenggelam dalam pikirannya, Liu Xian di kagetkan dengan kelopak bunga berwarna merah yang sangat familiar.
Dari kejauhan kelopak itu tampak melesat cepat lalu menancap pada batang pohon biwa di atasnya.
Saat Liu Xian hendak mengambilnya, dari arah yang sama tiba tiba melesat banyak sekali kelopak bunga secara bersamaan.
Ini dari hei Hua?.
Liu Xian sedikit berpikir.
Jika mengirim sinyal sebanyak ini, apa dia dalam bahaya?
Tanpa menunggu lama, Liu Xian segera bergegas berlari secepat yang ia bisa.
Ia melesat begitu cepat, naik ke atap bangunan lalu melompat ke bangunan yang lain.
Jantungnya berdetak sangat cepat, ada rasa tidak nyaman yang mengganggunya.
Hei Hua itu punya nyali yang besar, apa yang membuatnya begitu frustasi hingga mengirim begitu banyak sinyal sekaligus.
Tanpa memperdulikan apapun, Liu Xian melompat dari satu pohon ke pohon lain di depannya.
Dalam pikirannya ia harus segera menemui Hei Hua.
Tembok gerbang ibu kota kekaisaran sudah terlihat.
Liu Xian menghentak kan kakinya ke tanah dengan keras lalu melompat menaiki tembok tinggi di hadapannya.
Kakinya melangkah dengan lincah dan begitu ringan.
Jubah putih yang ia kenakan berantakan tak teratur.
Dengan mata telanjang, Liu Xian dengan tubuh kecilnya hanya terlihat seperti asap putih yang melesat tertiup angin.
Hutan hitam sudah terlihat di depan.
Liu Xian merasakan nafasnya memburu tak terkendali.
Begitu sampai di pinggiran hutan hitam, Liu Xian segera memeriksa formasi pelindung yang ia pasang di seluruh penjuru hutan.
ia memeriksa dengan teliti setiap bagian yang menjadi titik rawan.
Wajah mungilnya yang manis itu terlihat sangat serius.
Begitu memastikan tidak ada kerusakan, hembusan nafas berat terdengar.
Perasaan lega memenuhi paru parunya yang kembali terisi dengan udara.
Tubuh kecil Liu Xian luruh ke tanah.
Ia membiarkan tubuhnya tergeletak begitu saja sambil memejamkan mata.
Terlentang menghadap langit yang tertutup dengan pohon bambu.
Liu Xian menghirup banyak sekali udara sekaligus.
Dapat di rasa kan tubuhnya kembali segar.
Memang benar bahwa energi spiritual di hutan hitam tersebut lebih berlimpah dari pada di keramaian ibu kota.
Setelah di rasa tubuhnya kembali dalam keadaan terbaik.
Liu Xian segera bangkit berdiri.
Sekali hentakan kaki ia mampu melompat menuju bagian atas dari hutan tersebut.
Bibirnya tampak mengucapkan beberapa kalimat lalu tanganya membuat gerakan mendorong.
Formasi pelindung yang begitu rumit terbuka setelahnya.
Liu Xian melompat turun memasuki hutan hitam dari celah formasi pelindung yang ia buka.
Begitu tubuh Liu Xian masuk, formasi pelindung itu terlihat kembali pada susunan semula.
Kembali tertutup rapat tanpa meninggalkan celah.
Begitu menginjakkan kaki di tanah, Liu Xian dapat melihat sebagian besar hutan sudah di kosongkan.
Balok kayu tersusun rapi di beberapa sisi .
Pohon pohon besar juga sudah di tebang dan di bersih kan.
Tidak adalagi semak rerumputan setinggi tubuh manusia.
Hampir seluruh hutan sudah di bersihkan dengan begitu baik.
Tempat ini yang nantinya akan ia jadikan sarang.
Ia berniat menghabiskan banyak waktunya bersantai di hutan hitam ini.
Tidak ada gangguan dari luar juga tidak akan ada penyusup yang memasuki kediamannya.
Sarang yang akan ia bangun sebagai tempat yang paling nyaman.
Atau mungkin yang di sebut oleh para manusia sebagai rumah.
Liu Xian tersenyum puas melihat hasil kerja Hei Hua selama beberapa hari ini.
Ia hanya menyuruh Hei Hua menebang beberapa pohon namun pria dengan rambut merah itu malah membersihkan hampir seluruh hutan.
Tampaknya yang bersemangat bukan hanya dirinya.
Melihat ke sekitar, Liu Xian mencari keberadaan pria mencolok serba merah tersebut.
Tapi di mana Hei Hua?
.
_TOLONG BERIKAN BANYAK NASEHAT DAN CINTA UNTUK MEREKA SEMUA_
*.*
_TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN PARA PEMBACA_