NovelToon NovelToon
Bayangan Di Balik Gerbang

Bayangan Di Balik Gerbang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Keluarga / Kontras Takdir
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di dunia Eldoria, sihir adalah fondasi peradaban. Setiap penyihir dilahirkan dengan elemen—api, air, tanah, angin, cahaya, atau bayangan. Namun, sihir bayangan dianggap kutukan: kekuatan yang hanya membawa kehancuran.

Kael, seorang anak yatim piatu, tiba di Akademi Sihir Eldoria tanpa ingatan jelas tentang masa lalunya. Sejak awal, ia dicap berbeda. Bayangan selalu mengikuti langkahnya, dan bisikan aneh terus bergema di dalam kepalanya. Murid lain menghindarinya, bahkan beberapa guru curiga bahwa ia adalah pertanda bencana.

Satu-satunya yang percaya padanya hanyalah Lyra, gadis dengan sihir cahaya. Bersama-sama, mereka berusaha menyingkap misteri kekuatan Kael. Namun ketika Gong Eldur berdentum dari utara—suara kuno yang konon membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia kegelapan—hidup Kael berubah selamanya.

Dikirim ke Pegunungan Drakthar bersama tiga rekannya, Kael menemukan bahwa dentuman itu membangkitkan Voidspawn, makhluk-makhluk kegelapan yang seharusnya telah lenyap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 – Kota Salju Aethra

Setelah pertempuran melelahkan dengan Wraith di pegunungan, perjalanan mereka akhirnya membawa rombongan itu keluar dari kabut. Dari puncak bukit es, terbentang sebuah kota yang bercahaya di tengah lautan salju. Bangunan-bangunan putih berdiri kokoh, beratap runcing, dikelilingi tembok tebal yang bersinar dengan rune pelindung.

Lyra menghela napas lega. “Itu… Aethra. Kota Salju.”

Elira tersenyum samar. “Kota yang disebut sebagai benteng terakhir cahaya di utara.”

Soren mengangkat kapaknya, wajahnya penuh semangat. “Akhirnya, tempat dengan dinding yang lebih hangat daripada kabut dan mayat hidup!”

Kael menatap kota itu lama. Meski dari kejauhan Aethra tampak damai, ia merasakan sesuatu bergetar di dalam dadanya—sebuah peringatan samar. Tapi setelah pertempuran panjang, ia tahu teman-temannya butuh istirahat.

“Yuk,” katanya akhirnya. “Kita masuk. Tapi tetap waspada.”

---

Gerbang kota Aethra dibuka dengan lambang cahaya berkilau. Penjaga-penjaga dengan armor perak menatap mereka penuh curiga, tapi begitu melihat Aurora’s Heart berpendar samar dari pedang Kael, mereka langsung memberi hormat.

“Selamat datang, pewaris Pilar,” kata salah satu kapten penjaga dengan suara berat. “Kami sudah mendengar tanda-tanda dari langit. Aurora yang berubah adalah kabar bahwa seseorang berhasil menguasai Pilar Senja. Rupanya itu kalian.”

Kael terdiam sejenak. Ia tidak terbiasa dengan sebutan itu. Tapi Elira maju, menjawab dengan sopan. “Kami hanya singgah. Pasukan bayangan sudah mulai bergerak, dan kami butuh persediaan serta informasi.”

Kapten itu mengangguk. “Tentu. Tapi berhati-hatilah. Bayangan juga sudah berusaha menyusup ke kota kami.”

---

Kota Aethra dipenuhi cahaya sihir. Lentera kristal menyala biru di sepanjang jalan, mencegah kegelapan menyelimuti. Warga-warga mengenakan mantel tebal, sebagian menatap rombongan itu dengan kagum, sebagian lagi dengan ketakutan.

Mereka dibawa ke penginapan besar di pusat kota. Hangatnya api perapian menyambut mereka, membuat tubuh yang lelah sedikit lega.

Soren langsung menjatuhkan diri di kursi besar. “Akhirnya! Kursi yang tidak terbuat dari batu es!”

Lyra tertawa kecil, sementara Elira sibuk menulis catatan di bukunya. Kael, bagaimanapun, tidak bisa beristirahat dengan tenang. Sejak mereka memasuki kota, ia merasa ada tatapan tersembunyi mengikutinya.

Malam itu, ketika semua tertidur, Kael terbangun oleh bisikan samar.

“Kau pikir dinding cahaya bisa menghentikan kami? Kami sudah ada di dalam, Kael.”

Ia membuka mata. Bayangan di sudut ruangan bergerak. Dari kegelapan itu, sepasang mata merah menatapnya.

Kael langsung menggenggam pedang, tapi sebelum ia sempat menyerang, bayangan itu menghilang, hanya menyisakan jejak dingin di udara.

“Tidak mungkin…” gumam Kael pelan.

---

Keesokan paginya, saat mereka bersiap untuk mencari informasi tentang Pilar berikutnya, kabar buruk datang. Seorang penjaga berlari ke penginapan, wajahnya pucat.

“Kapten! Ada warga yang ditemukan tak bernyawa di distrik timur. Tubuhnya… seperti diserap bayangan.”

Elira menutup bukunya perlahan. “Itu artinya, Wraith atau sesuatu yang lebih kuat sudah menyusup ke Aethra.”

Lyra menatap Kael khawatir. “Apa mungkin… mereka mengikuti kita?”

Kael tidak menjawab. Ia hanya menatap pedangnya, Aurora’s Heart bergetar samar, seakan mengingatkan bahwa bahaya tidak lagi hanya di luar tembok—tapi sudah berada di dalam kota cahaya itu sendiri.

---

Malam kedua, Kael berdiri di balkon penginapan, menatap aurora yang redup di langit. Soren tidur nyenyak di dalam, Lyra berdoa pelan di sudut, dan Elira meneliti buku kunonya dengan tekun.

Kael menghela napas panjang. Ia tahu pertempuran di gunung hanyalah awal. Aethra, kota cahaya ini, tidak sekuat yang terlihat. Dan jika bayangan sudah berani masuk sejauh ini…

“Pilar berikutnya,” bisiknya. “Kita harus menemukannya sebelum terlambat.”

Di kejauhan, suara tawa rendah kembali terdengar di telinganya, hanya bisa ia dengar.

“Cari sesuka hatimu, Kael. Setiap langkahmu hanya akan membawamu semakin dekat… kepadaku.”

Kael menggenggam pedangnya erat, hatinya bergetar. Ia tidak tahu berapa lama ia bisa menahan bisikan itu, tapi satu hal pasti: pertempuran berikutnya akan dimulai di Aethra.

---

1
Anonymous
😍
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Anonymous
lanjut thor
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa support
total 1 replies
Anonymous
lanjut
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Ardi
bagus
Sang_Imajinasi: terimakasih jangan lupa supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!