NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri / Horor / Spiritual / Matabatin / Iblis
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembaran

Hari yang ditunggu Nara telah tiba, sejak sebelum fajar terbit dari ufuk timur dirinya sudah menyiapkan barang bawaannya. Sedangkan adiknya masih melintasi mimpi bersama guling kesayangannya. Saat semuanya sudah siap bahkan hanya tinggal berangkat Aldi masih saja belum bangun dari tidurnya. Nara lumayan kesal karena adiknya sangatlah kebo.

“Dek bangun dek cepet!”

Nara memanggilnya beberapa kali namun tak ada respon. Aldi sendiri kini tidur dengan posisi terlentang.

“Ayo cepet nanti kesiangan, panas di jalan!” Seru Nara

“Ihh ayo dek!” Ujar Nara sambil menggoyangkan badan Aldi

Nara terus berusaha membangunkan adiknya, berbagai cara ia lakukan mulai dari menggoyangkan tangan dan kakinya, mencabuti bulu kaki adiknya hingga usaha terakhir yaitu menepuk pipi adiknya dengan lumayan keras.

Aldi terbangun terkejut, matanya merah. Aldi segera meraup udara dengan serakah. Tubuhnya masih bergetar, ekspresinya masih terkejut seperti masih tak percaya dengan peristiwa yang ia alami sebelumnya. Nara sendiri panik melihat adiknya bangun dengan kondisi seperti ini.

“Kenapa kamu?” Ujar Nara sambil mengecek wajah Aldi

Ia menempelkan tangannya di dahi adiknya. Suhunya normal, namun detak jantung Aldi berdegup kencang seperti seorang atlet yang baru menyelesaikan sprint.

Setelah sedikit tenang Nara kembali menggoyangkan badan adiknya. Tapi Aldi tak menggubrisnya langsung melenggang ke kamar mandi. Dari sisi Aldi dirinya masih berusaha mencerna mimpi yang baru saja ia alami. Di dalam kamar mandi dirinya fokus mengingat mimpi anehnya lagi.

Dalam mimpinya diperlihatkan Aldi berada seperti di tempat seperti Dufan dan semacamnya yang mana terdapat wahana bermain. Dimana banyak permainan yang tersedia di sana mulai dari biang lala, roller coaster dan banyak lagi. Tapi anehnya ia berada di sana saat malam hari, suasana gelapnya langit dan lampu-lampu yang menyala cukup membuktikan suasana malam hari di tempat tersebut.

Ia sendirian, wahana sepi seperti tidak ada satupun manusia di sana. Dirinya menyusuri area wahana satu per satu. Ia kini mencoba masuk ke sebuah tempat seperti museum. Di sana ia melihat banyak foto-foto yang dipajang. Namun anehnya saat ia mendekat, foto-foto tersebut menjadi blur dalam penglihatan Aldi, ia tak mampu melihatnya dengan jelas. Hanya terlihat siluet-siluet seperti foto keluarga yang menggunakan pakaian adat jawa kuno. Ada tiga orang dalam foto tersebut, seperti suami istri dengan satu anak. Ada satu foto lagi yang menarik perhatian Aldi. Foto itu memperlihatkan seorang pria duduk bersila di dalam sebuah ruangan, siluet-siluet seperti kepulan asap terlihat di sekitar pria tersebut.

Setelah itu Aldi tak lagi berada di museum, entah bagaimana caranya kini dirinya berada di sebuah ruangan yang penuh dengan cermin. Lampu-lampunya berpendar temaram, memancarkan cahaya sedikit kemerahan. Berbeda dengan wahana rumah cermin yang ada di tempat lain. Ia berjalan menyusuri tempat itu, terlihat jelas pantulan dirinya yang menggunakan pakaian serba hitam seperti geng motor. Ia beberapa kali menabrak cermin.

Seperti biasa, benturan sekeras apapun ia tak merasakan sakit. Setelah beberapa langkah, Aldi berdiri mematung, dirinya saling pandang dengan bayangannya di cermin. Aldi mengamati bayangannya lekat-lekat, cahaya yang remang-remang memunculkan kegelapan di belakangnya.

Semakin lama dirinya menatap maka semakin tidak nyaman perasaannya, sebuah kepala muncul perlahan dari belakang bayangannya yang ia lihat dari cermin. Kepala itu muncul dari belakang pundaknya. Wajahnya sangat mirip seperti Aldi, tidak ada hal yang membedakan mereka. Kini Aldi melihat ada dua kepala di dalam cermin. Yang satunya lengkap dengan tubuh, yang satunya lagi muncul dari belakang bahunya.

Tercekat, Aldi tak mampu berkata-kata dengan apa yang sedang menimpanya. Aldi terus memandangi bayangan wajah anehnya sendiri. Wajah itu memandangi Aldi dengan senyum menyeringai. Dirinya langsung berbalik badan, namun nihil. Tidak ada siapapun di belakangnya, saat dirinya kembali memandang ke cermin, bayangan yang menyerupai wajahnya sudah lenyap.

Aldi segera berlarian kesana kemari mencari jalan keluar, hingga ia sukses keluar dari rumah cermin tersebut dengan napas yang terengah-engah. Dengan sekali kedipan matanya kini ia telah berpindah tempat.

Sebuah tempat seperti food court di dalam area taman bermain adalah tempat Aldi berdiri sekarang. Tempat ini berkonsep outdoor dengan meja dan kursi yang di pasang di luar lengkap dengan payung dipasang di atas meja. Lagi-lagi Aldi sendirian di sini, walaupun terdapat seperti sebuah kios yang menjual makanan tapi sepertinya tak ada seorang pun yang menjaganya.

Dirinya menelusuri beberapa kios yang nampak buka, ia mendekati beberapa kios dan mengamatinya. Tempat ini rasanya begitu asing baginya, namun kenapa dirinya berada di sini? Sejak awal dirinya seperti dijebak di dalam sini tanpa ada petunjuk sedikitpun. Tak lama angin berhembus lumayan kencang, menyibak rambutnya yang tertata rapi. Lama kelamaan angin tersebut semakin kencang membombardir meja dan kursi yang tertata rapi. Bahkan Aldi menahan dengan sekuat tenaganya agar dirinya tak terbawa angin.

Kumpulan angin lama kelamaan membentuk sebuah sosok. Sosok tersebut bergaun putih, rambutnya panjang. Rambutnya panjangnya mengembang terkena angin menunjukkan wajahnya yang rusak. Kulitnya mengelupas dengan noda darah di pipinya, di matanya terdapat pupil kecil. Mulutnya terbuka memperlihatkan taring-taringnya yang lumayan panjang. Tatapannya menyeringai ke arah Aldi berdiri.

Satu hal yang ia sadari bahwa sosok ini bukanlah Melati. Sosok itu melesat mendekat ke arah Aldi lalu memberikan cakaran tepat di dadanya. Kali ini Aldi seperti tak memiliki digdaya apapun untuk melawannya. Ia berlari mencoba menjauh namun gilanya kuntilanak ini dengan mudah mengejarnya.

Dirinya kini menjadi bulan-bulanan dari sosok asing ini. Seluruh tubuhnya terkena luka cakaran, wajah Aldi menjadi merah penuh darah dengan banyak luka cakaran. Kakinya pincang, ia dengan sekuat tenaga lari namun menemui jalan buntu. Tak ada lagi jalan keluar, karena di depannya kini terdapat tembok tinggi sedangkan kuntilanak itu tepat berada di belakangnya.

Saat dirinya sudah tak mampu kabur lagi, ia berpasrah jika harus mati di tangan si kunti. Sang kunti mendekat dengan tatapan menyeringai, mulutnya dipenuhi air liur siap untuk memangsa korbannya. Sekelebat bayangan hitam menabrak kuntilanak itu hingga terpelanting menjauh sebelum sempat menyentuh Aldi.

Yang membuat Aldi kembali tercekat adalah sosok hitam tersebut berubah wujud menyerupai dirinya. Apakah itu benar kembarannya atau hanya sosok lain yang menyamar? Entahlah Aldi juga bingung. Aldi kw itu menoleh kepada Aldi yang asli dengan tatapan yang sama, menyeringai seperti di rumah cermin.

Kraaak.

Dengan satu gerakan, Aldi kw memutar leher kuntilanak tersebut hingga 180 derajat, terdengar suara patahan tulang yang amat ngilu. Entah darimana datangnya, kobaran api menyelimuti kuntilanak tersebut hingga lenyap tak tersisa.

Tubuhnya tiba-tiba limbung, pandangan Aldi gelap, saat ia membuka matanya dengan terkejut, dirinya melihat kakaknya yang menatapnya dengan ekspresi khawatir. Tak ingin ambil pusing Aldi langsung ke kamar mandi menenangkan dirinya.

Kurang lebih itulah yang dialami Aldi di dalam mimpinya. Setelah dari kamar mandi, ia kembali berkumpul dengan Nara.

“Kamu tadi kenapa dek?” Tanya Nara yang masih penasaran

“Ndakpapa kak, mimpi buruk doang” Balasnya santai

Aldi segera mengalihkan topik agar kakaknya tidak terus menjadi sasaran pertanyaan. Kini ia sudah bersiap-siap untuk kembali pergi ke luar kota. Tujuannya kali ini kos Nara yang hanya berjarak tiga jam lebih. Keduanya lalu berpamitan kepada ibunya, setelah itu mencium tangannya dengan takzim lalu berangkat.

Suasana pagi lumayan mendung, gunung semeru tertutup awan. Namun untungnya cuaca seperti ini membuat perjalanan menjadi lebih sejuk daripada biasanya. Motor matic Nara yang disetir oleh Aldi melaju santai menuju ke perbatasan kota.

Kurang lebih tiga jam perjalanan mereka berdua memasuki daerah perkotaan dekat kampus Nara. Dengan petunjuk dari Nara, Aldi menyusuri beberapa gang hingga sampai ke depan kos tempat kakaknya tinggal. Nara langsung membuka gerbangnya meembukakan jalan bagi motornya.

Aldi masuk dengan setengah takjub, pasalnya baru kali ini ia mengendarai motor ke luar kota dan baru kali ini juga dirinya masuk ke kos kakaknya. Aldi lalu turun dari motor menuju kamar kakaknya. Kosan ini merupakan kosan dua lantai dengan 8 kamar di lantai bawah dan 8 di lantai atas. Kamar Nara berada di nomor 2 di lantai bawah.

Awal masuk gerbang Aldi sudah melihat sesosok nenek-nenek menggunakan kebaya berwarna hitam, wajahnya keriput layaknya nenek-nenek pada umumnya. Ia berasumsi nenek ini adalah penjaga kosan sehingga Aldi tak terlalu menggubrisnya.Tapi berbeda dengan si nenek yang tampak waspada saat melihat sosok di belakang Aldi yang tak lain adalah Melati.

“Mas itu nenek-nenek ngelihatin aku terus, naksir kali ya?” Ujar Melati

“Udah biarin aja, kamu jangan gangguin dia!”

“Siap mas bos” Balas Melati sambil berpose hormat

Setelah memarkirkan motor yang berada di ujung bangunan, Aldi berjalan mendekati Nara untuk segera masuk.

“Kak bentar deh” Ujar Aldi

“Kenapa dek?”

“Aku kan cowo, ini kan kos cewe. Nanti aku tidur dimana dong? Masa aku langsung pulang? Capek” Keluh Aldi

“Nanti kan tidurnya sama aku anak pinter! kakak yang ngomong sama ibu kos nanti” Ujar Nara sarkas

Suasana kosan sangat sepi, mungkin karena sekarang masih masa libur kuliah sehingga banyak penghuni kos yang sedang pulang kampung. Tak lama tetangga kos Nara keluar setelah mendengar suara kegaduhan dari kedua saudara ini.

“Widih kok balik lagi Ra? Siapa itu? Pacar kamu ya?!” Ujar tetangga kosnya dengan tatapan menggoda

“Ngawur aja! Ini adikku Nes” Balas Nara

Aldi tersenyum canggung lalu mengeluarkan fotocopy Kartu Keluarga yang memang ia siapkan sedari awal.

1
Didik Sutrisno
mantapp
Was pray
dan tiba tiba... muncul anak tikus imut.... 🤣🤣🤣
Ham
sesekali doble up thor, seru ceritanya
A.J. Roby: Nanti diusahakan hehehe
total 1 replies
Ham
semangat thor
A.J. Roby: Siap terimakasih😁
total 1 replies
Was pray
coba sekali sekali teriak kagetnya nggak AAAA... AAA .. AAA.. ganti BBB.. atau CCC .. CCC .. 🤣🤣🤣
A.J. Roby: Ide yang menarik🤣
total 1 replies
Ham
mantap thor
Ham
thor sesekali double up, seru ceritanya
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!