Wanita Simpanan Tuan Romano

Sepulangnya pusat perbelanjaan, Cassandra kembali ke apartemen bersama dengan baik Munah.

Keduanya menyiapkan menu makan malam, karena sebentar lagi mungkin Romano akan pulang.

"Bik, ini beneran aku mau di ajak ke Bali?" tanya Cassandra yang masih belum percaya dengan hal itu.

"Setau bibi ya, Mas Romano itu gak pernah bohong. Apa yang di bilangnya ya memang itu. Kalau katanya mau di ajak ke Bali, itu artinya beneran." jawab bik Munah karena memang seperti itu kebenarannya.

"Masak iya, sih Bik" tanya Cassandra tidak percaya.

"Beneran deh, Mbak. Bibik gak bohong, Mas Romano itu -"

"Tidak perlu menjelaskan pada siapa tentang kita, karena tidak semua orang percaya dengan hal itu!" ucap Romano tiba-tiba datang.

Kedua wanita beda generasi itu langsung diam dan tidak bersuara lagi setelah kedatangan sang pemilik apartemen.

"Cepat bersiap, kita bisa berangkat satu jam lagi."

"Hah?" beo Cassandra terkejut.

Bagaimana bisa laki-laki ini mengatakan jika mereka akan pergi ke Bali satu jam lagi. Sedangkan mereka membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit untuk sampai ke bandara. Lalu bagaimana bisa Romano mengatakan hal itu.

"Cepat bersiap, Cassandra!" ucapnya penuh penekanan yang membuat bik Munah langsung memberikan kode pada Cassandra untuk pergi bersiap.

"Udah, sana. Biar bibik yang lanjutin." bisik bik Munah hingga akhirnya Cassandra pergi untuk bersiap.

Sebagian Romano juga langsung mandi dengan cepat, lalu bersiap.

Keduanya sama-sama keluar dari kamar, dan melihat penampilan Cassandra malam ini membuat Romano sedikit terpaku, lalu langsung mencoba menetralkan dirinya.

"Sudah, cepat. Kita sudah terlambat." ucap Romano.

"Kalau sudah tau terlambat kenapa tidak kembali lebih awal?" gumam Cassandra, namun masih bisa di dengar dengan jelas oleh Romano.

"Katakan lebih keras lagi!" ucap Romano sambil menatap Cassandra.

Dia melangkah menghampiri wanita itu hingga membuat Cassandra mundur kebelakang, dan punggungnya menempel di dinding kamarnya.

"Pak, Maksudnya, Mas, apa yang ingin anda lakukan?" tanya Cassandra gugup saat tubuhnya tidak hampir Romano hingga tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.

"Apa yang kau katakan tadi, Heum?" tanya Romano dengan suara beratnya.

Cassandra sendiri benar-benar mati kutu. Dia tidak tau apa yang harus dilakukannya. Menjawab pun apa yang harus dia jawab?

"A-aku- tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya-" tubuhnya menegang kaku saat jari telunjuk Romano menelusuri garis wajahnya, tiba-tiba saja ibu jari laki-laki itu berhenti di bibirnya.

Sungguh, Cassandra benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Di satu sisi dia ingin pergi, tapi di sisi lain dia tidak bisa. Tubuhnya dihimpit oleh tubuh besar mana, hingga membuatnya tidak bisa bergerak.

"Mas, Romano-"

"Heum?" jawab Romano singkat.

Dia mengendus aroma tubuh Cassandra yang membuat dirinya menggila.

Aroma dari tubuh wanita ini mengundang hasratnya. Entah mengapa setiap kali berdekatan dengan Cassandra, Romano merasa dirinya tertantang untuk terus bersama dan menikmati keindahan ini.

"Mas, jangan lakukan itu!" bisik Cassandra yang tidak bisa menahan dirinya ketika merasakan sensasi yang luar biasa atas apa yang Romano lakukan padanya.

Kedua kakinya terasa lemas, bahkan dirinya sudah tidak sanggup lagi hanya untuk menopang tubuhnya.

"Mas, Romano-Jangan di situ, sshhh..." Cassandra mendesis kala batang lehernya di kecup Romano. Bahkan bibir laki-laki itu terus bermain di bagian batang lehernya.

"Mas, Romano-Hemphh..." bibirnya di bungkam oleh Romano.

Keduanya berciuman panas, karena gairah Romano yang sudah meronta-ronta. Hanya dengan Cassandra saja dia bisa merasakan hal seperti ini, karena selama ini yang dia lakukan ketika bersama dengan wanita-wanita bayarannya hanya untuk memuaskan hasratnya saja.

Tidak sekalipun mereka berhubungan dengannya, karena Romano yang tidak bergairah ketika bersama wanita-wanita itu.

Itu pula sebabnya, kenapa dia tidak ingin memakai wanita yang sama untuk kedua kalinya, karena tidak ada satupun dari mereka yang berhasil membangkitkan gairahnya.

Tapi, dengan Cassandra, dia bisa merasakan kenikmatan dan kepuasan yang luar biasa ketika bersama dengan wanita itu. Hasrat dan gairahnya benar-benar terpuaskan.

Tidak tahan dengan semua itu, akhirnya Romano kembali membawa Cassandra masuk ke dalam kamarnya dan mereka membatalkan kepergian nya ke Bali.

"Oh my God!" ucap bik Munah ketika melihat keduanya berciuman tadi. Bahkan dia juga melihat bagaimana tubuh mungil Cassandra yang di bawa masuk ke dalam kamarnya.

Brak!

Romano menutup pintu kamar Cassandra dengan kakinya, dan membawa wanita itu ke atas ranjangnya.

"Mas?" gumam Cassandra saat melihat laki-laki itu melucuti pakaiannya, lalu beralih pada dirinya saat ini.

"Mendesahlah seperti malam itu Cassandra. Aku ingin kembali mendengar desahan nakalmu." ucap Romano setelah membuka pakaiannya.

***

Nb : lanjut gak nih?