NovelToon NovelToon
Wasiat Yang Menyakitkan

Wasiat Yang Menyakitkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Enam bulan pernikahan Anindia, badai besar datang menerpa biduk rumah tangganya. Kakak sang suami meninggalkan wasiat sebelum meninggal. Wasiat untuk menjaga anak dan juga istrinya dengan baik. Karena istri dari kakak sang suami adalah menantu kesayangan keluarga suaminya, wasiat itu mereka artikan dengan cara untuk menikahkan suami Nindi dengan si kakak ipar.

Apa yang akan terjadi dengan rumah tangga Nindi karena wasiat ini? Akankah Nindi rela membiarkan suaminya menikah lagi karena wasiat tersebut? Atau, malah memilih untuk melepaskan si suami? Ayok! Ikuti kisah Nindi di sini. Di, Wasiat yang Menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#29

Nisa tersenyum kecil. Satu tangannya dia jatuhkan ke atas bahu Desi. "Untuk masalah itu, kamu tenang saja. Mama punya solusinya. Jika tidak bisa melakukan dengan cara suka rela. Maka kita akan pakai cara paksaan."

"Maksud mama? Mama ingin paksa Afi buat ...."

"Yang penting bisa punya anak, Desi. Setelah kalian punya anak, semuanya pasti akan baik-baik saja."

"Sebenarnya, kamu beruntung, Desi. Afi menikah dengan wanita itu selama kurang dari satu tahun tidak punya anak. Jika tidak, segala masalah akan lebih rumit lagi, tau gak sih?"

Desi hanya bisa menanggapi dengan anggukan atau senyum terpaksa. Dia memikirkan sesuatu dalam benaknya saat ini. Pikiran yang membuat hatinya sedikit takut. Bagaimana kalau mama mertuanya ini tahu kalau dia tidak lagi bisa punya anak? Apa yang akan mama mertuanya lakukan pada dia?

*

Detik waktu terus berjalan. Eri, calon suami Hana benar-benar datang sama seperti yang telah dijanjikan oleh pria itu beberapa minggu yang lalu. Dan, benar saja, orang tua Eri juga ikut hadir.

Tidak banyak bicara, mereka langsung memutuskan waktu pernikahan untuk anak-anak mereka. Kebahagiaan Nisa dan keluarganya terlihat sangat jelas sekarang. Mereka benar-benar bahagia dan sangat bersyukur akan lamaran itu.

Mereka telah sama-sama sepakat untuk melakukan pernikahan anak-anak mereka dalam waktu dua bulan akan datang. Sepertinya, semua berjalan dengan sangat baik untuk keluarga Hana.

Di sisi lain, di tengah-tengah kebahagiaan keluarga Hana. Hanafi tetap saja pada kondisinya yang masih sama. Tidak bisa merasakan kebahagiaan sedikitpun dalam hatinya. Malahan, kebahagiaan itu membuatnya merasa sangat kosong sehingga dia enggan untuk tetap berada di rumah sang mama.

Saat Afi ingin meninggalkan rumah, dia tanpa sengaja mendengarkan percakapan mamanya dengan seseorang di kamar. Percakapan yang awalnya membuat dia tidak ingin peduli. Tapi pada akhirnya, membuat langkah langsung terhenti.

"Nyonya yakin mau memberikan obat ini pada pak Afi?"

"Tentu saja aku yakin. Karena dengan obat ini, aku akan bisa melihat anakku bahagia lagi."

"Obat ini efeknya sangat kuat. Apa tidak ada cara lain selain memakai obat ini, nyonya?"

Helaan napas berat langsung Nisa lepaskan. "Heh ... sayangnya, tidak ada lagi."

"Kenapa tidak pakai cara sakit lagi, nyonya? Bukankah waktu itu berhasil?"

"Iya. Waktu itu memang berhasil. Tapi sekarang, aku tidak yakin. Lagipula, aku lelah berpura-pura sakit terus menerus. Aku merasa tidak nyaman setiap melakukannya."

Ucapan Nisa yang langsung membuat Afi membulatkan matanya. Sungguh, kata-kata yang baru saja telinganya dengar sangat amat mengejutkan. Sekaligus, menyakitkan hatinya.

Ternyata, selama ini, mamanya tidak benar-benar sakit. Melainkan, hanya berpura-pura saja. Mamanya hanya bersandiwara sakit agar apa yang dia inginkan terkabulkan.

Afi langsung menggenggam erat tangannya. Lalu, dia dorong dengan kasar pintu kamar sang mama. Nisa yang ada di dalam bersama dokter pribadi langsung membulatkan mata.

"Hanafi." Nisa terkejut bukan kepalang.

Mata anaknya yang memerah membuatnya sedikit takut. Sangking terkejutnya dia, obat yang ada di tangannya langsung terlepas. Lalu, menggelinding menuju kaki Hanafi.

"Han-- Hanafi."

"Ternyata, inilah yang mama lakukan padaku selama ini?"

"A-- Afi. Apa ... apa yang kamu katakan. Apa yang .... "

"Nyonya. Saya harus pamit sekarang. Masih ada urusan yang harus saja selesaikan." Dokter itu berucap dengan perasaan gugup.

Tanpa menunggu jawaban dari Nisa lagi, si dokter langsung beranjak dari tempat duduknya. Sayang, saat ingin melewati Hanafi, kerah baju si dokter langsung tertahan akibat tangan kekar milik Afi yang langsung mencengkram kerah baju tersebut.

"P-- pak Hanafi. Tolong lepaskan saya."

"Afi. Apa yang kamu lakukan? Lepaskan dia. Dia tidak tahu apa-apa."

"Katakan padaku! Apa yang sebenarnya terjadi waktu itu. Mama tidak sakit? Jujur!"

Si dokter yang takut langsung melirik Nisa. Namun, suara Hanafi langsung memenuhi gendang telinganya. "Katakan!"

"Iy-- iya, Pak. Nyo-- nyonya Nisa tidak sakit. Sama sekali tidak sakit."

"Apa?" Mata Hanafi semakin membulat dan semakin pula terlihat memerah akibat amarah yang tidak bisa dia bendung.

"Mama tidak sakit?" Afi mengulang pertanyaan dengan nada sedikit pelan. Tapi, itu sungguh sangat menakutkan.

Si dokter langsung mengangguk dengan cepat. "Iy-- iya, pak. Nyonya Nisa tidak sakit. Saya hanya berbohong. Semua itu atas permintaan nyonya Nisa. Maafkan saya, pak. Tolong lepaskan saya. Saya hanya menuruti apa yang Nyonya Nisa inginkan. Saya melakukan semua itu karena saya di bayar, Pak."

Tatapan Afi berubah arah. Dia memberikan mamanya tatapan tajam menusuk.

"M a m a."

"Hanafi. Mama ... mama bisa jelaskan semuanya. Tolong, tenangkan dirimu dulu, Nak."

"Le-- lepaskan dokter Bram terlebih dahulu, Hanafi. Se-- setelahnya, dengarkan apa yang ingin mama katakan."

Hanafi memang melakukan apa yang mamanya katakan. Dokter tersebut dia lepaskan. Tapi, tentu saja amarahnya tidak akan bisa mereda dengan mudah. Tatapan tajam tetap dia perlihatkan pada mamanya.

"Katakan! Penjelasan apa yang mama punya untukku? Mama berbohong? Kenapa, Ma? Apa aku bukan anak mama?"

"Apa yang kamu katakan, Hanafi? Kamu anak mama."

"Lalu kenapa mama bohongi aku? Mama sungguh sangat tega."

"Ma-- maafkan mama. Jika mama tidak bohong, maka kamu tidak akan menikah dengan Desi. Kamu tidak akan mengikuti apa yang telah kakak mu wasiatkan padamu."

"Kak Ali tidak pernah minta aku menikahi istrinya, Ma!" Suara Hanafi menggelegar memenuhi ruang kamar Nisa. "Dia hanya minta aku buat jaga anak dan istrinya. Tidak minta untuk aku menikah dengan istrinya, mama. Pernikahan itu mama yang inginkan. Dan aku turuti karena aku ingin mama bahagia. Aku tidak ingin kehilangan mama. Tapi mama-- mama sanggup buat aku tersiksa. Mama sungguh, sungguh sangat tega."

"A-- Afi. Mama tidak, bukan begitu maksud mama. Desi adalah menantu yang cocok untuk mama. Mama sayang dia. Mama gak ingin Desi jadi menantu orang lain. Karena itu mama minta kamu menikah dengannya. Dan lagian, kakak kamu memang tidak minta kamu menikah dengan istrinya. Tapi, dia minta kamu untuk menjaganya. Cara terbaik untuk menjaga adalah dengan menikahinya. Karena itu, mama minta kamu buat nikahin Desi, Hanafi."

"Ha ha ha." Hanafi malah langsung tertawa lepas. Tawa pahit penuh luka. Karena saat ini, hati Hanafi hancur tak tersisa lagi.

"Mama sayang Desi? Mama ingin dia tetap jadi menantu mama. Kalau begitu, kenapa mama tidak angkat dia jadi anak mama saja? Kenapa mama malah korbankan aku yang jelas-jelas adalah anak kandung mama untuk membahagiakan menantu kesayangan mama. Mama tidak pernah memikirkan betapa sakitnya aku saat itu, Ma? Mama tidak pernah merasakan betapa hancurnya hatiku ketika mama minta aku menikah dengan kakak ipar ku sendiri, lalu mengorbankan istri yang paling aku cintai. Mama kejam!"

"Afi!"

"Apa, Ma! Mama tidak terima aku katakan kejam? Tapi itulah kenyataannya. Mama sangat kejam! Mama seolah tidak punya hati sama sekali!"

1
Jumiah
bs jd itu lain anakx ali suamix ..
anak selingkuhan desy..
Jumiah
ntt desy selingkuh hamil baru tau rasa mm x afi...
Jumiah
nindi ajukan sdh gugat ceremu ...
kmu pasti bisa melewatix ,ad x
dukungan ayah mu nin...
sdh gk layak dipertahan kan rmh tangga mu nin...
Jumiah
anin pergilah sejauh mungkin ...
tinggalkan afi .sdh gk ad yg pantas
pertahan kan ,jangan paksakan untuk
melewati kerikil2 itu ...
Jumiah
nindi kmu hrus tegas jangau mau di dua kan ..
Jumiah
gk usag banyak gaya afi klo memang mau nikah lg cerekan dulu nindi...
semoga pd menyesal ntt x setelah pisah sma nindi...biar tau rasa
Patrick Khan
.emak km sukses bikin mental afi down... desi km gk sadar afi gk doyan km😏😏😏
Lee Mbaa Young
Semoga cpt cerai, kl pun hanafi gk bisa balik lagi ma mantan semoga dpt wanita yg baik gk kayak Desi.
Lee Mbaa Young
Lah pelakor merusak rumah tangga orang kok mau bhgia. mimpi saja kau.
itu karma mu.desi enak kan, dah rahim rusak gk bisa punya anak pelakor lagi. iuhh amit amit.
mnikah diatas derita wanita lain kok mau bhgia, nyadar lah kau itu pelakor.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
.akhir nya nenek lampir ketauan jg kan😏😏belom tau busuk nya desi km nek lampir..
Lee Mbaa Young
eh laporkan dokter nya ke polisi krn mau mmbuat laporan palsu.
Lee Mbaa Young
Semoga nnti beneran sakit parah tu tua bangka.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
aku suka😍😍😍
Patrick Khan
.kak anin apa nindi si.. typo ya.. 🙏😁😁anindia kadang anin kadang nindi ..
Patrick Khan: ayo up lg aja kak..
total 4 replies
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!