Siapa bilang pria dingin yang telah tumbuh dewasa itu tidak menyimpan rasa pada sang adik angkat, yang jelas-jelas dirinya hanyalah kakak angkat yang kebetulan di rawat oleh keluarga Satuan.
"Siapa suruh kamu begitu menarik, jangan salahkan kakak jika kamu selama ini jadi fantasi kakak, kamu cantik dannnn menarik Sea. " Delane menatap bingkai foto milik Sea.
Tapii, hubungan itu telah membawa keduanya ke jenjang yang seharusnya tidak di lakukan. Apalagi setelah itu mereka terpisah negara dan juga waktu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Demi wanita idaman, bro
Kai tersenyum kecut.
(Orang berpendidikan tidak akan melakukan kenakalan remaja apalagi tawuran)
Itu kata-kata yang tertera di dinding.
"Berangkat ke sana dengan siapa? "
Keduanya melangkah menelusuri koridor sekolah. "Sendiri, paling di antara pengawal dan sopir saja. "
"Yakin, bukannya satu keluarga yang mengantar. Apalagi Oma Jasmin yang suka sekali denganmu daripada cucu kandung laki-laki nya, "
"Siapa bilang oma gak sayang, sama rata kok gak ada yang di beda-bedain. Yaaa mungkin karena nasibku saja yang bagus di sayang banyak orang. "
Plak.
Menyentuh pundak Delane.
"Semangat bro, demi wanita idaman kita masing-masing."
"Kamu tuh yang harusnya semangat, meski kamu anak orang berada kalau dari awal gak ada persiapan untuk masa depan jangan mimpi hidup nyaman di kemudian hari, semua butuh perjuangan bro Kai. "
Delane melihat ke arah Kai tidak hanya sahabat tapi terkadang saingan juga, Sea ini kalau dengan Kai bisa tertawa bebas sedangkan bersama dengan dirinya Sea selalu memasang wajah yang biasa-biasa saja tidak ada senyum secerah saat bersama dengannya.
Cemburu sih, tapi apa boleh.
"Ck iya iya paham, ya berjuang ya berjuang bro, termasuk memperjuangkan cinta ku padanya. Aku mau ngejar Sea, bolehkan? "
Delane menatapnya dengan tatapan ta jam, saingan lagi.
"Enggak, mommy melarang pacaran. Apalagi yang gak punya modal sama sekali, "
"Benarkah? Waaah thanks ya bro atas sarannya. Jadi semangat untuk belajar lebih giat lagi, oke deh saran papi untuk ke kantor bakalan aku jabanin dan aku lakuin buar dapat restu dari calon mommy mertua, aaassiiikkk. " Senangnya bukan main.
Sial, malah buka peluang.
Delane mengepalkan tangannya.
Selama ini ia berusaha keras agar keluarganya melihat kesungguhannya dalam segala hal, biar pas dan pantas dengan putri mereka, justru kenapa orang lain ikut tertarik.
Ya memang Kai sering berada di kediaman Satuan juga semsa kecilnya hampir tiap hari kesini karena mommynya suka dan selain itu juga mendiang Nenek Oma Shofia juga menyayanginya karena papinya Kai adalah asisten terbaik yang pernah keluarga Satuan punya, sebelum om Ananda itu mengurus perusahaan Aslan milik keluarganya.
Entahlah apa maksud dari keluarga Aslan yang selalu menempel pada keluarga Satuan, sebenarnya tidak hanya satu itu saja, tapi adalagi 2 yaitu kedua sahabat Daddynya, om Aryana dan Roberto haduh kalau keduanya datang selalu saja menonjolkan anaknya yang masih berumur dibawah Sea dan Sky, masih SMP tapi porsi tubuhnya seperti anak kuliahan alias borosnya minta ampun.
Delane terdiam di kursinya dan ia mengambil bukunya dan mulai membacanya meski pikirannya sudah healing kemana-mana, gimana kalau dirinya berada di luar negara gimana nasib Sea pasti bakalan banyak burung jantan yang berkibar di sampingnya.
Hari ini untuk kelas 12 tidak ada kegiatan kecuali persiapan untuk acara perpisahan, sebentar lagi acara akan datang lebih tepatnya 3 hari mulai hari ini sudah gladi kotor.
"Bro, ayo. " Kai menegurnya.
"Oke, " Memasukkan kembali bukunya.
Saat sedang latihan semua sangat konsentrasi bahkan tampilan mereka sudah tertata rapi.
Sedangkan Sea fokus di mata pelajaran hari ini sebelum ujian akhir semester nanti setelah perpisahan.
Tuk.
Seseorang memberikan penghapus pada Sea.
"Untuk? "
"Sana, " Cuek sekali.
Sea berjalan ke depan dan mulai menghapus white board.
Tuk, meletakkannya kembali.
Guru yang melihatnya langsung menegur.
"Sea, jika sakit silahkan ke UKS. "
"Iya bu, terimakasih, " Ia berpamitan lalu beranjak pergi dari kelas tersebut sendirian menuju ke ruang UKS.
Ternyata ada beberapa siswa maupun siswi berjalan di area koridor dan keluar dari ruangan yang memang khusus untuk latihan persiapan pentas lusa.
Tanpa sengaja Delane melihat Sea dan langsung menghampiri.
"Mau kemana? " Semua mata tertuju pada dua orang beda dunia ini.
"UKS, pergilah jangan dekat-dekat. Yang ada aku kena lagi, capek aku itu masuk dalam ceritamu, " Ia menepis Delane yang menghalangi jalannya menuju UKS.
Seolah tantangan ia tak peduli, jadi kini Delane dan Kai berada di UKS juga samping kanan kiri Sea, gimana mau istirahat kalau keduanya mendadak jadi rebutan untuk merawat Sea disini.
"Hey, sudah aku bilang ya. Biarkan aku yang merawat Sea, kamu cukup diam saja. " Kai mengambilkan sesuatu agar Sea segera sehat kembali.
"Aku kakaknya, sampai kapanpun aku lebih berhak daripada kamu, " Tidak mau mengalah.
"Pokoknya harus aku, aku sudah bilang kan mau mengejar Sea. "
"Gak bisa, aku tak menyetujuinya dengan mudah, mommy sudah berpesan, "
"Terserah, kalau Sea nya mau kenapa? " Menantang Delane.
Sea mulai muak mendengar perdebatan aneh keduanya.
"STOP, bisa diem enggak? " Kesalnya dan membuat kepalanya bertambah pusing saja.
Mengangguk bersamaan. "Bisa, " Jawabnya serempak.
Delane dan Sky saling memberikan isyarat satu sama lain.
"Sea, aku keluar dulu bentar ya. Mau aku belikan apa? " Kai menawarkan.
"Gak usah kak, " Nada lembut dan lemah.
Setelah kepergian Kai dari ruangan UKS barulah Delane bertindak. "Kita pulang. " Hendak menggendong nya namun Sea menolak.
"Enggak kak, mau disini saja, "
"Ayo, jangan membantah. "
Lalu ia menghubungi sopir untuk segera menjemputnya.
"Kak, aku gak mau, "
Tidak peduli dan salah satu orang meminta izin masuk ke kelas Sea untuk mengambil tas nya serta izin pulang dan tak berselang lama karena sopir juga standby di sekitar area luar sekolah, maka dari itu mobil sudah siap.
Pengawal membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Sea dan Delane masuk. "Silahkan nona muda dan tuan muda. " Delane tatap ngeyel dan tidak peduli Sea memberontak yang jelas sekarang ia harus membawa Sea kembali ke rumah.
Jika besok ada kejadian yang tak terduga ya harus di selesaikan saat itu juga sampai beres.
Kai yang baru saja kembali ke UKS melihat tidak ada keduanya baik Delane maupun Sea, lalu ia bertanya kemana keduanya pergi.
"Bu, kemana Sea dan Delane? " Sedangkan kedua tangannya membawa sesuatu untuk Sea.
"Sudah izin kembali pulang, "
Sial.
Kai kalah satu langkah lagi, padahal sudah berniat untuk meraih Sea tapi nyatanya gagal lagi, tidak bisa setelah ini ia juga akan izin pulang.
Kediaman Satuan.
Pelayan bergegas membantu membukakan pintu kamar dan pekerjaan lainnya termasuk memanggil Dokter atas perintah Delane.
"Kakkk, aku baik-baik saja. Kenapa sepanik dan seheboh ini sih. "
"Pasti gara-gara terkena bangku kemarin, kamu jadi demam gini, " Delane khawatir sekali.
Gea yang mendengar putri kesayangannya sakit langsung pulang padahal ia sedang berbelanja kebutuhan bulanan dan kado kecil untuk anak kembarnya seminggu lagi.
Brian bahkan meninggalkan rapat saat tau bintang hatinya sakit dan menyerahkan pekerjaannya sementara pada asisten sekaligus sekretaris nya.
"Enggak, cuma bangku doang gak mungkin bikin sakit. " Sepontan ia menutup mulutnya yang keceplosan.